◾ SELAMAT MEMBACA ◾
_____
Juna baru saja masuk ke dalam kamar setelah menemani Athaya—adiknya, mengerjakan tugas sekolah. Ia berjalan menuju balkon kamarnya dengan membawa sekotak rokok dan korek api. Cowok dengan balutan kaus hitam polos dan celana santai itu menengadah ke langit malam yang tampak terang bertabur bintang.
Dengan gerakkan pelan, Juna mengeluarkan sebatang rokok dan menyulut benda itu dengan korek. Perlahan ia menghisap benda tersebut lalu mengeluarkan asapnya ke udara. Setidaknya itu bisa mengurangi beban pikirannya.
Sudah hampir dua tahun ini, Juna sering merokok. Bukan karena apa-apa, hanya saja pergaulannya di London yang membuatnya sedikit berubah dan juga beberapa tugas memusingkan yang diberikan dosen. Rasanya ia ingin segera menuntaskan kuliah, agar tidak harus berjauhan dengan Gladis terlalu lama.
Mengingat Gladis, Juna mengingat satu fakta bahwa cewek itu belum tahu kebiasaan barunya. Pasti jika tahu, dia akan sangat marah pada Juna. Rupanya, yang dipikirkan seperti sudah peka di seberang sana, terlihat dari ponsel Juna yang menampilkan pesan masuk dari Gladis.
“Apa sayang?”
“Juna, geli!” pekik Gladis.
Juna terkekeh. “Kenapa?”
“Lagi ngapain?”
“Pertanyaan klise banget,” Juna sampai tidak kuasa menahan tawanya.
Di seberang sana Gladis mendengus. “Udah untung gue mau nanya ke lo, masih aja di kasih jawaban nyebelin,” gerutu cewek itu.
Juna sekarang berubah menjadi cowok menyebalkan, tapi imut dan bikin kangen di mata Gladis. Dan entah kenapa, Gladis juga berubah menjadi cewek manja yang lebih dewasa di mata Juna. Mereka sama-sama berubah.
“Lagi santai aja kok.”
“Udah makan?”
“Udah sayang.”
“Juna, geli ih.” Rengek Gladis, tidak tahu saja di seberang sana pipi Gladis sudah merona karena panggilan itu.
“Pasti telepon duluan ada maunya ‘kan?” ucap Juna to the point.
Gladis meringis, tahu saja jika sebenarnya Gladis mau nasi goreng. “Nggak ada kok, ya udah gue tutup.”
“Kok gitu?”
“Terus gimana?”
“Udah terlanjur telepon gini, jangan bikin kangen tiba-tiba tutup telepon.”
“Ya udah lanjut chat aja.”
“Nggak seru!”
“Gue mau ngerjain tugas dulu, Juna.”
“Ya udah nanti malam gue telepon lagi, gue mau turun makan dulu kalau gitu.”
“Oke. Bye Juna!”
“Bye, sayang.”
KAMU SEDANG MEMBACA
TroubleMaker Girl 2 (TRUST) 💋 (COMPLETE)
Teen FictionCerita ini diikutsertakan dalam event #gmghuntingwriters2021 . . . Kepercayaan layaknya cangkang telur, kamu harus menjaganya supaya tetap utuh. Jika sampai kamu membuatnya pecah, segalanya tidak akan berjalan seperti semula lagi. Meruntuhkan keperc...