14

2.2K 165 5
                                    

Selamat Membaca

_____

Semenjak mama ada di rumah dan bibi yang sedari dulu mengurus Gladis memutuskan untuk berhenti, mama dan Gladis yang bertugas merapikan rumah, sementara urusan kebun papa masih memperkerjakan tukang kebun.

Mama suka sekali berkebun, contohnya sekarang ia sedang sibuk menanam bibit kangkung. Sementara Gladis hanya memperhatikan sosok itu dari teras rumah. Bukannya tidak mau membantu, justru mama sudah tahu jika tangan Gladis tidak cocok untuk berkebun, alih-alih membantu, Gladis lebih ke arah merusak.

“Ma, Gladis juga bisa, kali. Tinggal tuang biji, doang!” seru Gladis, gemas sendiri ingin ikut menanam.

“Nggak usah, mending kamu kerjain tugas kuliah kamu sana.”

Sarah tahu, anaknya itu jika sudah turun tangan, bukannya tumbuh menjadi tanaman, bibit itu hanya akan bertahan satu hari. Karena Gladis terlalu banyak menyiram air atau terkadang terlalu banyak menabur benih.

“Oke, oke,” Gladis menyerah.

Baru saja ingin masuk ke rumah, sebuah motor ninja berwarna hijau berhenti di depan taman kecil rumahnya. Motor itu parkir di bawah pohon rindang.

“Tante.”

Suara riang Ali terdengar. Hampir setiap hari cowok itu datang ke rumah, lalu naik ke lantai atas untuk memainkan play station di kamar Gladis. Semua camilan yang sengaja di simpan Gladis di kulkas juga sering habis karena ulah Ali.

“Li, kamu udah pulang sekolah?” tanya Sarah.

Ali mengangguk, ia berjalan mendekat dan mencium punggung tangan tantenya. Setelahnya ia masuk ke dalam rumah dan naik ke lantai atas. Ia duduk di sebelah Gladis yang pura-pura sedang tidur di sofa kamarnya.

“Tumben,” celetuk Ali.

Cowok itu melepas jaketnya, lalu melempar benda itu ke arah Gladis.

“Ali!” jerit Gladis. “Jaket bau aja lo lempar-lempar!”

Ali tertawa.

Gladis langsung pindah ke kasurnya setelah mencubit lengan Ali.

“Gue main ya, Dis,” Ali mengambil stik PS di tempatnya.

“Biasanya juga langsung ambil, sok izin segala.”

Ali terkekeh. “Salah mulu perasaan.”

“Emang cowok tempatnya salah.”

“Iyain, biar senang.”

Gladis mencebik. Ia membiarkan Ali bermain di karpet bulu, sementara Gladis sudah menarik guling dan memeluknya. Siang ini ia memutuskan untuk tidur siang saja karena sudah tidak ada kerjaan.

❤❤❤

Juna tersenyum.

Gladis membalasnya.

Panggilan video yang sudah hampir satu jam itu seperti menjadi saksi bisu pertemuan mereka yang saat ini hanya bisa dilakukan melalui ponsel.

“Bentar lagi lo libur semester ‘kan?” tanya Juna.

Gladis mengangguk. “Kenapa?”

“Nggak ada cita-cita mau main ke sini?”

“Belum tahu, nanti deh kalau jadi sama Anya juga.”

“Gue kangen.”

Gladis mengangguk, memakan snack-nya. “Sama.”

“Lo besok kuliah?”

TroubleMaker Girl 2 (TRUST) 💋 (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang