13

2.4K 190 12
                                    

▫ Selamat Membaca ▫

______

Suasana cafe yang seharusnya nyaman karena alunan musik dengan melodi santai sedang di putar, justru berubah jadi mencekam setelah Dera muncul dan duduk di samping Juna dengan memasang muka sebal.

Sudah lima belas menit layar laptopnya dibiarkan menyala dengan dua orang yang saling diam. Tidak ada yang ingin memulai pembicaraan lagi setelah Juna mengaku dirinya salah dan menyesal dengan apa yang sudah dia lakukan selama ini.

Dua hari setelah Gladis mengobrol dengan Baby, Juna baru berani menghubungi Gladis sekarang, itu juga masih bantuan dari Dera. Gladis masih terlihat tidak terima dengan apa yang di lakukannya.

“Diam aja terus sama baterai gue habis,” sungut Dera.

Gladis yang sedang memotong kuku hanya menatap layar sekilas, lalu kembali dengan aktivitasnya. Juna menarik napas, kemudian berdeham.

“Gue udah minta maaf loh, jangan marah lagi,” suara serak Juna hanya membuat Gladis mengangguk sekilas.

Gladis masih enggan bicara. Menurutnya walau pun hubungan Juna dan Baby atas dasar tidak sengaja, Juna adalah orang paling bersalah di sini.

“Ya udah, sekarang tinggal kalian gimana. Mau putus atau mau apa terserah, gue malas ya ngurusin hubungan lo berdua. Jangan rengek-rengek kayak anak kecil lagi, udah pada gede juga, udah pada introspeksi diri masing-masing.”

Dera menarik napas dalam, lalu pergi keluar cafe. Ia butuh udara segar setelah menasihati dua sejoli yang sedang marahan itu.

“Lo maafin gue ‘kan, Dis?” tanya Juna setelah Dera pergi.

“Ya.”

“Pendek banget jawabannya, kayak tinggi badan lo.”

Gladis mendengus. “Hm, gue nggak pengen bercanda.”

Juna terkekeh. “Iya-iya, nggak.”

Gladis lagi-lagi hanya merespon dengan anggukan. Entah kenapa keadaan jadi canggung untuk Gladis, padahal awalnya ia sudah bertekad ingin marah-marah dengan Juna, melampiaskan semua kekesalan yang ia tahan selama ini. Tapi, setelah bersitatap dengan cowok itu melalui panggilan video, kata-kata yang ia ucapkan menguap begitu saja.

“Udah hampir sebulan kita marahan, nggak capek apa?”

“Yang bikin gue marah ‘kan lo sendiri. Gue nggak capek, gue santai-santai aja.” Gladis mengedikkan bahunya.

“Tapi, lo maafin gue ‘kan?”

“Iya, lebaran masih lama nanti aja minta maafnya,” balas Gladis, kesal.

“Iya sayang.”

Gladis memalingkan wajahnya. “Gue mau turun makan, masih ada yang penting atau nggak?”

“Banyak. Makan di kamar aja Dis, gue masih kangen.”

“Gue udah janji mau makan malam sama bokap di bawah.”

TroubleMaker Girl 2 (TRUST) 💋 (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang