08

2.5K 195 13
                                    

◾Selamat Membaca ◾

_____

Juna tidak bisa tenang. Berulang kali ia menelepon nomor Gladis, tapi cewek itu sama sekali tidak merespon dan pesannya juga hanya dibaca. Saat Juna bertanya pada Handika, ayah dari kekasihnya itu mengatakan bahwa Gladis sudah berangkat kuliah sedari pagi. Juna menghubungi satu nomor lagi yang ia yakini pasti tahu di mana kekasihnya itu berada.

“Tumben lo telepon gue? Ada apa?” tanya seseorang dari seberang pararel.

“Gladis di mana?” tanya Juna, to the point.

“Lagi jagain macan, yang mana gue tahu! Lo kira gue emaknya.”

“Nya, gue serius!” bentak Juna.

“Santai dong!” sungut Anya, tidak terima dibentak.

“Lo di mana?”

“Gue di kampus, kenapa?”

“Gladis ada kampus hari ini?”

“Nggak, dia ada kampus sore,” jawab Anya.

Juna memukul setir mobilnya. “Lo bisa tolong telepon dia? Tanya dia di mana?”

“Ada apa sebenarnya, lo kayak panik banget.”

“Gladis nggak angkat telepon gue, dia juga nggak ada di rumah. Bokapnya bilang dia pamit kuliah pagi, tapi lo bilang dia ada kampus siang. Gue bentar lagi berangkat ke London,” Jelas Juna.

Anya sampai membuka mulutnya lebar saking tidak percaya Juna baru saja mengatakan kalimat panjang padanya. Oke, lupakan tentang hal tidak penting itu. Sekarang yang terpenting adalah mencari keberadaan Gladis sebelum terlambat.

“Gue tanya ke teman-temannya dulu, lo tenang!”

Telepon dimatikan.

❤❤❤

Bola memantul dengan ritme cepat dan berantakan. Shoot pertama, bola masuk dengan mulus ke dalam ring basket, lalu setelahnya memantul tak beraturan. Lagi dan lagi, bola itu dipantulkan tanpa perasaan. Butir peluh sebesar biji jagung membanjiri pelipis Gladis, pakaian yang ia kenakan sampai basah karena terlalu banyak berkeringat.

Gladis merebahkan tubuhnya di lapangan basket outdoor sekolah SMA-nya. Ia mengatur napas yang terengah karena terlalu bersemangat untuk bermain bola basket sendirian. Ponselnya masih terus bergetar di atas tas selempang, ia hanya melihat sekilas lalu menatap awan-awan cerah yang menggantung di langit, terlihat lebih menarik dari pada benda pipih itu.

Sebentar lagi, pesawat Juna akan segera lepas landas. Gladis sama sekali tidak punya niat untuk menyusul cowok itu ke bandara, biarkan saja sendirian sampai berangkat.

Sebuah bola menggelinding mengenai kaki Gladis, ia menoleh dan langsung duduk saat menemukan seorang cowok berseragam SMA tengah memperhatikannya di pinggir lapangan.

“Ngapain lo di sini?” tanya cowok itu, songong.

Gladis tertawa. “Siapa lo, peduli banget.”

“Ya iyalah gue peduli, secara ini sekolah gue. Lo kelihatan bukan anak sini, sekolah mana lo?”

“Kepo, lagian lo juga anak baru ‘kan?” Gladis bisa melihat dari seragam cowok itu yang masih polos. “Siapa suruh lo boleh duduk dekat gue?” tanya Gladis, saat cowok itu mendekat dan duduk di sebelahnya.

“Dari pada lo kesepian, mending gue temani di sini. Masa lo nggak mau ditemani cowok ganteng kayak gue?”

“Modus!”

TroubleMaker Girl 2 (TRUST) 💋 (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang