12

2.3K 193 11
                                    

▫ Selamat Membaca ▫

_____

Zildan baru saja menyelesaikan tugas desain, saat Juna tiba-tiba membuka pintu kamarnya dan langsung menidurkan tubuh cowok itu di ranjangnya. Rambutnya acak-acakan, baju Juna juga masih bajunya yang kemarin. Sudah di pastikan jika Juna baru saja pulang.

“Dari mana lo?”

Beberapa hari ini, Juna sering pulang larut malam. Zildan sendiri enggan bertanya lebih lanjut karena itu bukan urusannya juga. Bisa menumpang di apartemen milik Juna saja sudah sangat bersyukur.

“Main.”

Kobam lagi lo, Jun?” Zildan mengendus bau alkohol dari jaket Juna.

“Sedikit.”

Zildan berdecak. “Mandi sana,” katanya.

Juna mengacak rambut, kepalanya terasa pening. Mendengar Zildan menggerutu membuatnya jadi semakin pening, akhirnya Juna bangkit dari ranjang Zildan dan pergi ke kamarnya sendiri. Langsung saja ia merebahkan tubuhnya yang terasa remuk di kasur, Juna mengambil ponselnya dan menekan sederet nomor yang sudah ia hafal di luar kepala.

Menempelkan ponselnya ke telinga, Juna lalu mendengar suara serak dari seseorang yang ia rindukan.

“Halo? Siapa nih, udah malam nggak sopan banget telepon orang.”

“Gladis, ini Juna.”

Terdengar suara berdebum di susul dengan rintihan, di seberang sana, Gladis terjatuh dari ranjangnya karena terkejut dengan suara Juna. Ia tidak sadar sudah mengangkat telepon dari Juna.

Juna tidak bisa menyembunyikan kekehannya. “Hati-hati sayang.”

“Mau apa sih, jam segini telepon?”

“Gue kangen, Dis.”

Tidak terdengar jawaban.

“Kangen, kangen, kangen.”

“Ya.”

“Gitu doang?” tanya Juna.

“Emangnya gue harus gimana? Gue mau lanjut tidur nih, besok kuliah,” Gladis menguap.

“Pengen ketemu, Dis. Pengen peluk!”

Gladis berdecak. “Nggak usah manja deh, lo minta peluk aja sama cewek lo di sana!”

“Cewek gue ‘kan lo.”

“Halah, bohong banget.”

“Udah dong, jangan cuek terus sama gue.”

Juna menggelengkan kepalanya yang terasa berdenyut. “Gue kangen banget ini, jangan sampai gue pulang ke Indonesia saking kangennya sama lo.”

Gladis memutar bola matanya, malas. “Terserah!”

Panggilan di putus Gladis seiring dengan mata Juna yang tertutup. Hari ini dia benar-benar lelah, setidaknya suara dari Gladis bisa membawanya pada mimpi yang indah saat ia terlelap nanti.

TroubleMaker Girl 2 (TRUST) 💋 (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang