■ Selamat membaca ■
_____Dalam pandangan Gladis, dia tahu Bella sedang memikirkan sesuatu. Belakangan ini, Bella lebih banyak diam dan tidak banyak protes saat Mama tidak membuatkan susu tepat waktu. Bella juga makan sedikit, seperti pagi ini.
Kebetulan Gladis sedang libur kuliah, Papa dan Mama akan pergi nanti untuk bertemu dengan teman lamanya. Dia akan ditinggal bersama Bella di rumah.
“Jaga rumah, Dis.” Pesan Sarah, ketika ia sudah masuk ke mobil.
Gladis mengangguk, melambaikan tangan pada mobil orang tuanya yang sudah berjalan. Masuk ke dalam rumah, Gladis menemukan Bella sedang membawa piring kotor untuk di bawa ke dapur.
“Bel, biar gue aja.”
Bella menggeleng. “Gue aja.”
Gladis mundur, membiarkan Bella melakukan apa yang dia inginkan. Ia tahu, sebenarnya Bella sedang tidak dalam kondisi baik. Akhir-akhir ini Mama tidak lagi memprioritaskan Bella. Ia tidak seperti biasanya, sering membuatkan Bella susu saat malam.
Gladis sudah hilang respect. Percuma dia berbuat baik, tapi Bella selalu punya cara untuk jahat pada keluarganya.
“Gue aja yang cuci.”
Bella berdecak. “Lo kenapa sih, gue masih bisa cuci piring.” Kesalnya.
Gladis menaikkan sebelah alisnya. “Gue cuma niat bantu doang, nggak usah ngegas.”
“Nggak usah sok baik.”
“Udah puas ‘kan lo racunin pikiran Mama supaya balikin gue ke panti asuhan.”
“Gue, racunin Mama lo?” Gladis menunjuk dirinya sendiri. Ia berbalik, menghadap Bella yang sekarang menatapnya dengan tatapan tajam. Sudah cukup Gladis hanya diam, kali ini dia sudah tidak tahan.
“Lo bukannya nggak punya Mama, ya? Mama Sarah itu, Mama kandung gue.”
Bella meremas spons pencuci piring lebih erat. “Mama cuma sayang sama gue.”
“Oh, ya?”
“Ya.”
“Terus kenapa sekarang dia nggak peduli sama lo lagi? Udah bosan, atau udah tahu busuknya lo di belakang?”
Tepat sasaran.
“Lo—“
Gladis menangkap tangan Bella yang hampir menampar pipinya. Ia tersenyum kecil, membuat Bella tidak bisa berkata lagi. “Mau balas dendam karena gue tampar malam tunangan itu? Sayangnya gue lebih pintar daripada lo.”
“Dengar ya, Bella anak kesayangan Mama. Lo pikir, setelah semua yang lo lakukan sama keluarga gue, Mama akan berbaik hati terus sama lo? Nggak. Udah cukup main-mainnya, gue juga bisa lebih jahat dari lo.”
“Mentang-mentang sekarang lo lagi hamil, gue bakal terus kasih perhatian sama lo kayak ratu? Jangan mimpi.”
Bella menatap Gladis begitu sinis, sementara Gladis hanya tersenyum santai.
“Lo boleh ambil Juna, silakan. Tapi gue yakin, Juna juga nggak akan betah lama-lama sama kelakuan busuk lo.”
Gladis pergi setelah mengatakan itu.
Meninggalkan Bella yang begitu sangat terpukul dengan ucapan Gladis. Bella memang tidak tahu balas budi.
❤❤❤
Sejak pertengkaran mereka setengah jam yang lalu, Gladis memilih untuk mengurung diri di kamar dan melanjutkan skripsinya. Ia tidak ingin terpancing emosi saat melihat Bella, lagi pula itu tidak baik untuk kesehatan Bella. Walaupun Gladis memberanikan diri untuk melawan dengan kata-kata menusuk seperti yang diajarkan Juna, ia juga masih punya hati nurani dengan kondisi Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
TroubleMaker Girl 2 (TRUST) 💋 (COMPLETE)
Teen FictionCerita ini diikutsertakan dalam event #gmghuntingwriters2021 . . . Kepercayaan layaknya cangkang telur, kamu harus menjaganya supaya tetap utuh. Jika sampai kamu membuatnya pecah, segalanya tidak akan berjalan seperti semula lagi. Meruntuhkan keperc...