28

1.5K 147 15
                                    

▪︎ Selamat Membaca ▪︎
_____

Ali kembali setelah satu bulan berada di London untuk mengurus berbagai berkas dan aset peninggalan Papanya di sana. Ia kembali bersekolah dan hal yang paling membuatnya tidak sabar adalah bertemu Gladis.

Ali ingin memberikan sesuatu yang mungkin akan membuat gadis itu terkejut. Jadi, setelah pulang sekolah, Ali menunggu Gladis menjemputnya. Ia juga sengaja tidak membawa kendaraan agar tidak repot nantinya.

Gladis menurunkan kaca mobil dan melepas kacamata hitamnya. “Udah kayak Emak lo aja gue, di suruh jemput anaknya.” Gladis menggerutu.

Ali masuk ke dalam mobil sambil terkekeh, ia menggantikan Gladis mengemudi. Cewek dengan balutan jaket dan celana jeans yang robek di bagian lutut itu terlihat santai, menatap gedung sekolahnya yang penuh dengan kenangan.

Gedung itu sudah berubah total sejak terakhir kali kelulusan angkatannya diumumkan. Catnya yang memudar kini di ganti dengan warna hijau yang lebih segar, tetapi tidak melunturkan kenangan lama yang mengesankan di sana.

“Dis, gue punya sesuatu buat lo lihat,” celetuk Ali, mengenakan kacamata hitam yang tadi Gladis pakai.

Gladis menoleh, tidak begitu antusias. “Apa?”

Ali membuka tas ranselnya dan mengeluarkan sebuah figura berukuran sedang yang membuat Gladis terheran. Apalagi hal aneh yang akan dilakukan Ali kali ini, terkadang Gladis selalu diberikan kejutan yang membuatnya tak habis pikir.

Sebuah foto yang ditunjukkan Ali menarik perhatian Gladis, judul yang tertera di bagian bawah foto itu adalah ‘Siswa Terbandel Sepanjang Sejarah.’ Tertanda Bapak Jarwo, guru BK yang sebentar lagi pensiun.

Gladis ingat, foto yang dibawa Ali di ambil Dera saat pengumuman hari kelulusan mereka, di mana Pak Jarwo sendiri yang meminta secara khusus. ‘Untuk kenang-kenangan’ katanya, kalau Gladis adalah siswa yang paling bandel dan membuat Pak Jarwo sering pusing.

“Lo dapat dari mana?” Gladis merampas foto itu segera, ia melempar fotonya yang sudah berusia lebih dari tiga tahun ke kursi belakang.

Ali tertawa, ia mulai menyalakan mobil dan bergerak menuju jalan raya, bergabung dengan kendaraan lain. “Di pajang di ruang OSIS, gue baru tahu lo bandel dulu.”

“Wajar nakal tuh,” jawab Gladis cuek.

Ali mengangguk. “Pak Jarwo mau pensiun, lo udah dengar belum?”

“Udah, teman-teman alumni pada sibuk pengen kumpul di rumah Pak Jarwo. Tapi, gue nggak ah.” Gladis membayangkan dirinya akan menjadi topik utama jika ikut.

Ali terkekeh, tahu jalan pikiran Gladis. “Justru lo yang paling diingat Pak Jarwo dari pada teman-teman lo yang lain.”

“Iya, diingat nakalnya.”

Ali terkekeh, membelokkan mobilnya ke lobi apartemen miliknya. Gladis sudah menyumpal telinganya menggunakan earpods karena ia tidak akan mampir kali ini.

“Lo nggak mau turun dulu?” tanya Ali.

Gladis membuka pintu, berjalan memutar lalu bicara setelah Ali membuka kaca mobil. “Gue buru-buru Li, ada kampus.”

“Bolos sehari nggak bisa?”

Gadis berdecak. “Ya nggak bisa lah, bentar lagi gue semester akhir. Lo jangan ngadi-ngadi deh, ngajarin gue nggak benar.”

“Yang benar emang Cuma Juna, sih”

Diungkit lagi, padahal perasaan Gladis tenang-tenang saja beberapa bulan tidak mendengar nama itu. “Terserah deh, buruan keluar.”

TroubleMaker Girl 2 (TRUST) 💋 (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang