31

1.6K 136 12
                                    

◽ Selamat Membaca ◽
_____

Si pintar yang sangat mudah untuk melakukan drama, jika ada casting film, mungkin Gladis akan terpilih menjadi pemeran utama. Gladis bisa biasa-biasa saja di depan Mama Juna, ia sesekali menimpali obrolan Tante Alya dan melingkarkan tangannya di lengan Juna.

Ya, berakting seperti hubungan mereka baik-baik saja.

Juna sedari tadi hanya diam, mengunyah makanannya tanpa selera. Menganggap sebenarnya ini semua berlebihan. Kenapa tidak mengatakan saja yang sebenarnya? Itu jauh lebih baik dari pada menyakiti hatinya lebih dalam dengan terus berpura-pura.

Tiba-tiba Juna melepaskan tangan Gladis dari lengannya. Lalu berdiri, “Juna udah kenyang.”

“Kamu mau kemana? Gladis masih di sini loh.” Tanya Alya heran pada anak laki-lakinya.

Tidak biasanya Juna akan mengabaikan kata-kata Mamanya, tapi kali ini cowok itu berjalan menuju kamarnya. Meninggalkan Gladis yang masih ada di meja makan.

“Nggak apa-apa Tante, mungkin Juna lagi capek.”

Alya mengangguk. “Mungkin ya, ayo tambah lagi lauknya sayang.”

Gladis mengangguk sambil tersenyum tipis, ia menyendok makanannya dengan lesu. Sejak tadi nafsu makannya memang sudah hilang, segalanya jadi tidak menarik.

❤❤❤

Gladis belajar membuat kue bolu bersama Tante Alya di dapur apartemen Juna. Tepung, telur dan bahan-bahan lain berserakan di beberapa tempat setelah mereka menyelesaikan membuat adonan.

Kini, Gladis sedang menunggu oven berbunyi, pertanda kue bolu sudah matang. Ia sudah tidak sabar menunggu hasilnya.

“Sayang, coba panggil Juna di kamar. Tante mau suruh dia beli gula di minimarket depan.” Alya menepuk bahu Gladis.

Tanpa sadar, Gladis sudah meneguk ludah karena takut jika Juna akan marah saat dia panggil. Tapi, ia juga tidak bisa menolak apa yang Tante Alya suruh. Jadi, dengan langkah pelan ia berjalan menuju kamar Juna.

“Juna.” Panggil Gladis, ia sudah mengetuk pintu hampir tiga kali.

Tidak ada jawaban, saat Gladis memutar gagang pintu, ternyata tidak dikunci. Karena tidak ingin Tante Alya menunggu lama, ia akhirnya memberanikan diri untuk masuk ke kamar Juna. Ternyata, cowok itu sedang tidur.

“Jun, bangun—“

Gladis baru saja ingin menggoyangkan bahu Juna, tapi sesuatu di layar ponsel cowok itu membuatnya membekap mulutnya tak percaya. Ia buru-buru mengambil ponsel Juna, mengetikkan sandi, dan sayangnya sandi cowok itu sudah diganti.

Tap.

 “Mau ngapain?” Juna memegang pergelangan Gladis sampai gadis itu terkejut.

“Dari mana lo dapat foto gue yang ini?”

“Bukan urusan lo!”

Paparazi!

Juna menatap Gladis dengan tatapan yang sulit diartikan. “Ya.”

Cowok itu bangkit, menarik Gladis hingga terduduk di tepi ranjang. Juna mencondongkan tubuhnya di depan Gladis, sampai membuat gadis itu mundur. “Mau ngapain lo, Juna?” pekik Gladis.

“Lo udah pantas gendong bayi, mau gue nikahin sekarang aja?”

Glek.

Setelah mengatakan itu, Juna mengambil ponsel di tangan Gladis lalu keluar. Gladis yang tersadar dari lamunannya segera menghadang Juna. “Ganti dulu, lockscreen HP-nya!”

TroubleMaker Girl 2 (TRUST) 💋 (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang