39

1.7K 168 51
                                    

■ Selamat Membaca ■
_____

“Kamu tunggu di sini dulu, Mama sama Gladis mau taruh belanjaan.”

Bella memperhatikan punggung Mama dan Gladis yang semakin menjauh, kemudian hilang saat mereka sudah menginjak eskalator untuk turun. Ia sendirian, menunggu pesanan makanan yang tadi sudah di pesan Mama untuk makan siang mereka.

Gladis dan Mama sedang turun ke lantai bawah untuk menaruh beberapa belanjaan mereka di mobil. Sebenarnya Bella ingin sekali membantu, tapi Mama melarang karena takut Bella lelah.

“Permisi, Mbak Bella ya?”

Bella mengerutkan kening, saat salah satu pelayan restoran menghampirinya dan memanggil namanya. “Iya?” balas Bella.

“Ini buat Mbak.”

Bella semakin dibuat bingung dengan sebuah kertas yang diberikan pelayan itu di mejanya. Dengan ragu Bella membuka kertas itu, setelah pelayan tadi pergi dari mejanya.

Gue, mau tanggung jawab.

Gadis itu dengan cepat membalikkan tubuhnya ke belakang, mencari di mana pelayan yang tadi memberinya kertas ini. Bella menggerakkan matanya gelisah, menyusuri setiap sudut ruangan. Dan matanya terkunci pada seseorang yang berdiri tidak jauh dari tempat duduknya.

Cowok itu tersenyum, senyum sendu yang bisa Bella lihat. Wajahnya penuh dengan luka lebam. Bella menangis, ia tidak tahu harus berbuat apa. Rasa takut itu datang lagi, tangannya gemetar. Ia memegangi dadanya yang terasa sesak, kaki Bella begitu lemas.

“Bel?”

Bella terperanjat.

“Lo kenapa, Bel?” Gladis melihat Bella yang bercucuran keringat dingin.

“Ada apa?”

Mata Bella kembali bergerak gelisah, Gladis yang tidak mengerti apa-apa hanya bisa menoleh ke kanan dan ke kiri. Mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya membuat Bella ketakutan. “Cerita Bel, kenapa?”

Bella mengerakkan jari telunjuknya, mengarah di salah satu sudut ruangan. Gladis mengikuti arahan Bella, dan dia hanya bisa menemukan pasangan suami istri dan anaknya yang sedang menyantap makan siang.

“Nggak ada siapa-siapa di sana.”

“Perut gue sakit, Dis.”

“Sakit?”

Bella mengangguk. “Gue, gue mau pulang.”

Gladis melirik banyaknya makanan yang sudah terhidang di meja, mereka sudah terlanjur memesan dan tinggal menunggu Mama sampai sini. Tapi, melihat deru napas Bella yang tidak teratur, dan wajah gadis itu yang pucat. Gladis tidak bisa menolak lagi.

“Oke kita pulang, gue telepon Mama dulu.”

❤❤❤

Flashback

Malam itu, suasana saat kacau saat tiba-tiba Deni menyuruhnya memakai pakaian ketat dan menyeretnya menuju lantai dua klub malam di London.

Bella tidak bisa bergerak lagi, ketika Deni membuatnya terpojok di sudut ruangan. Bau alkohol yang menguar dari mulut Deni, membuatnya memalingkan wajah. Entah sudah berapa air mata yang dikeluarkan Bella karena perlakuan Deni yang semena-mena padanya.

Deni benar-benar gila, memaksanya meminum sebuah minuman beralkohol dan setelah minuman itu ditenggak Bella, ia merasa seluruh tubuhnya panas hingga membuat Bella meracau tidak jelas. Dalam batas kesadarannya, Bella masih bisa merasakan bagaimana Deni membantingnya ke ranjang.

TroubleMaker Girl 2 (TRUST) 💋 (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang