Hari ini masa kampanye untuk calon ketua pengurus OSIS dan wakil calon ketua pengurus OSIS. Nathan bersama Shelin wakilnya tengah berusaha keras untuk berkampanye menyalurkan semua ide dan tenaga yang mereka bisa salurkan.
Hingga jam istirahat pertama, mereka di bolehkan untuk istirahat. "Nat lo di panggil bu Rima ke ruang BK," ucap Shelin.
Nathan tampak menyerngit namun segera mengangguk dan menuju ruang BK. Nathan mengetuk pintu ruang BK hingga terdengar sahutan dari dalam yang mempersilahkan Nathan untuk masuk ke ruangan tersebut.
"Nathan silahkan duduk," ucap bu Rima.
Nathan duduk di kursi yang berhadapan dengan bu Rima langsung. "Nathan, ibu panggil kamu ke sini untuk membicarakan sesuatu," ucap Bu Rima dengan serius.
"Ibu dengar berita dari Ziyan bahwa kamu ikut dalam perkumpulan gang motor yang dulu sudah ada di sekolah ini lalu kamu membangkitkannya kembali, itu semua benar?" tanya Rima.
Nathan sudah tak kaget lagi jika Ziyan yang mengadukan semuanya. Lelaki yang notabenya sekarang adalah ketua OSIS itu memang selalu cari muka kepada guru yang membuat Nathan tak menyukainya dan ingin segera menggeser posisi milik Ziyan.
"Benar bu, tapi Brave sekarang sudah tidak seperti dulu. Saya berani jamin mereka tidak membuat onar bahkan kami melakukan kegiatan positif tidak negatif," jelas Nathan. Bu Rima tampak menghela nafasnya.
"Gang motor tetap gang motor. Apa kamu tahu dulu bagaimana gang motor Brave itu? Pembuat onar dan meresahkan warga walau itu sudah berlalu tetap saja catatan onar mereka masih di ingat. Jadi ibu beri kamu pilihan. Keluar dari Brave atau bubarkan gang motor tersebut?" ucapan Bu Rima tidak main-main.
Nathan terkejut dan menatap tak percaya. Membubarkan Brave atau keluar? Pertanyaan yang sangat tidak di sukai Nathan. "Saya tidak bisa bu," jujur Nathan.
"Nathan ibu tidak mau ketua OSIS sekolah ini di kenal dengan hal yang negatif oleh siswa siswi dan guru lainnya. Ibu ingin yang terbaik untuk kamu dan sekolah. Walau memang belum pasti kamu menang tapi kamu nanti akan tetap menjadi pengurus OSIS kan? Ibu tidak mau ada yang ikut dalam pergaulan salah apalagi gang motor, jadi tolong fikirkan hal itu sampai besok apalagi sudah mendekati pemilihan ketua dan wakil pengurus OSIS baru, tolong fikirkan ya Nathan," jelas Bu Rima dengan panjang lebar membuat kepala Nathan terasa pening.
"Saya permisi bu," pamit Nathan dan bu Rima mempersilahkan.
Nathan keluar dari ruang BK dengan wajah yang terlihat cemas dan bingung. "Nat, lo gak pa-pa?" Shelin tiba-tiba ada di luar ruang BK. Nathan menggelengkan kepalanya.
Nathan pergi meninggalkan Shelin entah menuju ke mana dan Shelin membiarkan hal itu agar tak menganggu Nathan yang mungkin butuh waktu untuk sendiri.
**
Nacha berjalan menuju kelas Nathan, lelaki itu sudah janji untuk mengajarkannya bermain gitar hari ini. Karena semua kelas sekarang jamkos jadi bebas untuk keluar dari kelas baik ke kantin ataupun kemana saja asal masih di lingkungan sekolah.
Kelas Nathan tampak sepi hanya menyisakan 4 orang sahabat Nathan yang duduk di bangku paling belakang. Nacha mencoba masuk ke kelas 11 IPA 1 tersebut.
"Eh neng Nacha ada apa nih?" tanya Aldo yang melihat kehadiran Nacha di kelasnya.
"Pasti nyariin abang-abang ganteng ini kan?" tebak Zivar dengan asal. Reza menoyor kepala Zivar.
"Mana ada cewe mau deket sama lo. Lo really burik!" Reza tertawa setelah mengatakannya sedangkan Zivar malah melempar tasnya ke wajah Reza.
Nacha hanya tersenyum tipis, "Gue nyari Nathan," ucap Nacha. Mereka berempat mengangguk mengerti.
"Nathan belum balik ke kelas, di kantin juga gak ada coba cari di lapangan atau belakang sekolah," jawab Oki, tak biasanya lelaki itu bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
8 Misi Rahasia [COMPLETE]
Teen Fiction[SQUEL CERITA ALNARA] Karena ulahnya sendiri, Nathan harus masuk ke dunia petualangan yang dunia tersebut sangat-sangat tidak di sukainya. Misi yang di buat Nacha membuat Nathan berfikir bahwa gadis itu konyol dan misi itu sangat tidak berguna. Tap...