38. Hari Terakhir

3.5K 303 49
                                    

Nathan, lelaki dengan kaus putih dan celana pendek itu tengah fokus menatap layar laptop yang menyala menampilkan deretan tugas-tugas serta berkas penting OSIS yang berserakan di mejanya. Minuman coklat panas yang di siapkan ibunya sudah habis tak tersisa.

Ia belum mengantuk karena semua tugasnya masih banyak dan harus di kumpulkan tepat waktu. "Kenapa bisa banyak gini sih?" Nathan memijit pangkal hidungnya.

Kepalanya kini terasa sakit dan sangat pening. Nathan menatap handphonenya sekilas dan membuka grup chat yang berisi dirinya, dan keempat sahabatnya yang lain.

Aldo Dirgantara
Helo eperibadeh. Jangan lupa broo besok pembagian rapot smester 1!

Aldo  Dirgantara
Kacang lah lu pada. Songong!

Zivar Tibrata
Gue orang sibk ga kya lo kuker

Reza Andrana
2in

Aldo Dirgantara
Awas lu pade! Bsok gue Rankingnya ngalahin si Donat Nathan

Zivar Tibrata
Iyain aje biar terbang sampe kemana aja terserah yang pnting kga balik lgi spesies kya gini

Reza Andrana
Dia pergi hidup pun senang. Wkwk

Ozitra Wildana (Oki)
2

Zivar Tibrata
3

Nathaniel Rafandra
4

Aldo Dirgantara
Sumpah lu pada bukan temen gue!

Nathan menutup aplikasi Chat tersebut saat ayahnya masuk ke dalam kamar. Pria paruh baya itu memakai pakaian santai dan menghampiri Nathan sembari memegang sebuah amplop coklat di tangannya. Lalu memberikan pada Nathan sembari tersenyum.

"Ini apa Pah?" Bingung Nathan.

"Buka aja."

Nathan segera membuka amplop hitam itu dan mengeluarkan isinya. Selembaran kertas. Nathan awalnya terdiam sebentar karena bingung tapi dengan cepat dirinya membuka kertas tersebut dan membaca tulisan yang di tulis dengan komputer tersebut. Saat mengetahui isinya Nathan tersenyum lebar, ia berdiri dan memeluk ayahnya.

"Makasih Pah."

**

Nacha merapikan dasi abunya yang sudah di ikat dengan rapih lalu menuju tempat ayahnya beristirahat. Masih di rumah sakit, kini Farel terlihat lebih pucat membuat Nacha khawatir karena harus pergi ke sekolah untuk mengambil rapot semester satunya. Gadis itu menggenggam erat tangan sang ayah dan menciumnya.

"Papah harus sembuh ya pah. Nacha janji, nanti Nacha pulang ke sini bakal bawa rapot dengan hasil ranking ke satu lagi." Janji Nacha walau sebetulnya ia juga tidak tahu akan mendapatkan ranking satu lagi apa tidak.

Dirinya selalu berusaha untuk membuat ayahnya tersenyum dan bangga, karena hanya Farel yang Nacha punya saat ini. Di tambah Daren. Tangan Farel mengelus surai coklat Nacha.

"Nanti kamu ikut sama om Daren ya, jangan nakal, turuti apa kata dia. Semua sisa harta yang papah punya, semuanya akan papah kasih ke kamu. Karena, kamu semangat papah buat hidup." Nacha meneteskan air mata saat Daren berucap panjang lebar dengan sisa tenaganya yang semakin melemah.

8 Misi Rahasia [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang