Kamu masih di mana?
Kantor.
Kapan pulangnya?
Gak tahu.
Nacha menghela nafas, walau mereka mendekati hari pertunangan tapi tetap saja Nathan sibuk dengan perusahaannya itu. Dengan sikap dan sifat yang masih sama, tidak ada bedanya.
Nanti aku ke sana.
Nacha memutuskan sambungan telfonnya. Ia melepas jas dokter putih yang dikenakannya, cita-citanya sebagai dokter spesialis kanker akhirnya terwujud, dengan kemampuan dan pengalaman saat dirinya sakit dulu Nacha bisa membantu pasiennya agar tidak berkecil hati dalam melawan penyakit mematikan ini.
Jam kerjanya sudah habis ia meregangkan otot-otot yang terasa sangat pegal. Lalu, keluar ruangan, tepat saat dirinya membuka pintu seorang dokter lelaki dengan perawakan tinggi putih berdiri di depan pintu.
"Ada apa dok?" tanya Nacha.
"Udah mau pulang?" tanya Dokter Rasya. Dokter anak yang ruangannya tidak jauh dari ruangan Nacha.
"Iya," jawab Nacha dengan senyum.
"Mau makan siang bareng?" tawar Rasya.
Nacha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Maaf dok saya sudah punya janji." Rasya tampak tersenyum tipis mendengarnya.
"Janji sama siapa kalau boleh tahu?" Rasya tampak ragu-ragu menanyakan hal tersebut.
"Sama calon tunangan dok," jawab Nacha.
Rasya tampak terdiam mendengarnya, sedetik kemudian ia tersenyum lebar. "Kalau begitu semoga langgeng ya sama pasangannya," ucap Raysa.
"Terimakasih dok, saya permisi dulu." Nacha pergi meninggalkan Rasya saat dokter itu mempersilahkannya pergi.
Mungkin emang bukan jodoh. Batin Raysa sembari memperhatikan kepergian Nacha.
**
Nacha memasuki gedung kantor milik Nathan calon tunangannya sendiri. Pegawai kantor tersebut sudah tidak asing lagi dengan Nacha mereka juga tampak ramah padanya.
Perempuan itu naik ke lantai tiga tempat ruangan Nathan berada. Jika Nathan tidak menjemputnya duluan pasti Nacha selalu datang ke kantornya dan menemani Nathan hingga lelaki itu selesai dengan pekerjaannya. Pintu lift terbuka dan Nacha segera melangkahkan kakinya ke arah ruangan Nathan yang pintunya tertutup.
"Nath-" Ucapan Nacha terpotong saat melihat ada perempuan dalam ruangan tersebut berada di samping Nathan.
Nathan melihat kedatangan Nacha dengan tatapan seperti biasa, datar. "Atur jadwalnya." Nathan menyerahkan kembali map berwarna biru pada perempuan di sampingnya itu sedangkan Nathan masih duduk santai di kursi kebanggaannya
"Baik pak." Kemudian perempuan itu pergi menuju ke luar ruangan mata Nacha masih memperhatikan gerak-geriknya.
"Permisi bu," ucap perempuan itu dengan sopan.
Nacha hanya mengangguk, jelas dia cemburu karena jarak perempuan dengan Nathan tadi sangat dekat. Tapi kenapa Nathan seperti tidak perduli?
"Dia siapa sih?" Nacha duduk di kursi yang berhadapan dengan Nathan dan hanya di batasi oleh meja kerjanya.
"Sekretaris aku," jawab Nathan lalu kembali menatap ke arah laptop dan mengerjakan kembali pekerjaannya.
"Emang harus deket banget kaya pigura sama tembok?" Nathan menatap Nacha lalu tersenyum tipis.
"Enggak apa-apa dong biar mesra," jawab Nathan sembari tersenyum miring.
"Heh!" Nacha menatap Nathan yang malah tersenyum sembari menatap komputernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
8 Misi Rahasia [COMPLETE]
Teen Fiction[SQUEL CERITA ALNARA] Karena ulahnya sendiri, Nathan harus masuk ke dunia petualangan yang dunia tersebut sangat-sangat tidak di sukainya. Misi yang di buat Nacha membuat Nathan berfikir bahwa gadis itu konyol dan misi itu sangat tidak berguna. Tap...