15. Peringatan dan Ancaman Kirana

3.8K 275 17
                                    

Nacha memilih ikut dengan Nathan ke rumah sakit untuk menjenguk ayah Nathan yang sempat masuk rumah sakit kemarin sore. Malam telah tiba dan mereka berdua masih memakai baju sekolah dan pastinya menjadi pusat perhatian banyak orang-orang, ada yang berbisik tentang hal negatif dan ada yang lebih baik, tapi bukan berarti mereka membicarakan atau memuji Nacha dan Nathan bagus memakai pakaian sekolah, namun setidaknya tak separah yang membicarakan hal negatif tentang mereka berdua.

Nacha setia mengekori Nathan dari belakang dari mulai menaiki lift hingga akhirnya sampai di lantai 3 rumah sakit. Mereka masih harus berjalan lagi menyusuri koridor dan berhenti di depan pintu berwarna coklat terang yang di ketahui itu adalah ruang VVIP dan ruang rawat inap ayah Nathan. Lelaki itu sempat mengetuk pintu beberapa kali dan membuka pintu ruangan secara pelan.

Saat malihat ke dalam ruangan hanya ada seorang lelaki yang pastinya ayah Nathan sedang terbaring dengan infus ditangannya. "Assalamualaikum, pah," Nathan mengucapkan salam dan masuk ke dalam ruangan dan pastinya di ikuti Nacha yang juga megucapkan salam.

Lelaki paruh baya itu tampak membuka matanya, walau di lihat seumuran dengan ayah Nacha tapi aura ketampanan ayah Nathan itu terlihat sangat jelas dan mirip dengan teman lelaki Nacha tersebut. Nathan mencium tangan ayahnya dan begitupun Nacha.

"Baru pulang?" tanya lelaki itu dengan suara sedikit serak.

"Iya pah. Ini Nacha, temen Nathan," Nathan memperkenalkan Nacha kepada ayahnya.

Aldran tersenyum, baru kali ini Nathan berani memperkenalkan teman perempuan pada dirinya langsung. Atau bisa jadi lebih dari sekedar teman kan? Itu hanya terkaan Aldran saja. "Duduk dulu," Aldran mempersilahkan. Nathan mengambil kursi untuk dirinya dan Nacha duduk.

"Bunda ke mana yah?" Nathan tampak mencari keberadaan ibunya tersebut.

"Ke Mushola," Nathan hanya mengangguk mengerti. Rasanya Nacha terasa aneh jika tidak mengatakan sepatah kata apapun.

"Om apa kabar?" tanya Nacha tak lupa menampilkan senyumannya. Aldran terlihat tersenyum sama ramahnya.

"Alhamdulillah baikan, kamu teman Nathan atau pacarnya?" tanya Aldran dengan nada candaannya.

Nacha tampak terkejut tapi berbeda dengan Nathan yang malah seperti biasa saja menanggapi pertanyaan ayahnya tadi. "Eum..temen aja om," Nacha terkekeh. Aldran mengangguk mengerti.

"Baru kali ini loh Nathan bawa temen ceweknya," ucapan Aldran membuat Nacha sedikit terkejut tapi entah kenapa ia merasa beruntung dan malah senang? Seharusnya ya biasa saja bukan?

Nathan sedikit kesal karena papahnya membicarakan tentang 'pacar' saat ini. "Mau sholat dulu?" tanya Nathan, Nacha mengangguk.

"Pah, Nathan ke mushola dulu," Aldran mengangguk sebagai jawaban.

"Nacha juga ya Om," Dan Aldran masih menjawab dengan anggukan lalu tersenyum, mungkin karena sakit juga Aldran jadi tak bisa berbicara banyak apalagi pasti tubuhnya terasa lemas sekarang.

Nathan dan Nacha keluar dari ruang rawat inap Aldran. Dan berjalan menuju mushola rumah sakit yang berada di lantai 1 dekat kantin. Saat di perjalanan mereka tak sengaja bertemu Nara yang membawa kresek berisi
makanan.

"Nathan? Mau kemana?" tanya Nara dan setelah itu menatap seorang gadis yang seumuran dengan anaknya berada di samping Nathan.

"Mushola bun," jawab Nathan.

"Ini siapa hayo? Kok gak kenalin?" Nathan menatap Nacha dan Nacha pun sebaliknya.

Nacha mencium tangan Nara, "Nacha tante, temennya Nathan," Nacha memperkenalkan diri, Nara tampak mengangguk kecil beberapa kali.

8 Misi Rahasia [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang