43. Cerita Hidup

3.3K 287 67
                                    

Hidup terkadang terasa sulit dan pedih, semua itu perlu waktu untuk mengobati-nya.

Perlahan gadis dengan rambut berwarna biru tua itu membuka matanya dengan perlahan. Indra penciuman-nya seketika merangsang bau obat-obatan. Tubuhnya terasa sakit dengan perban yang melekat. Kepalanya pening akibat terlalu banyak mabuk.

Hanya air mata yang dapat mewakili perasaannya saat ini, tiada tempat untuk bersandar dan mengeluh. Semua orang melihatnya seperti manusia yang hidup sempurna padahal di balik itu semua kepedihan menghiasi setiap langkah dan harinya.

Hidup gue terlalu pedih untuk di jalani. Semua orang melihat gue seperti monster di balik dinding besar yang menjadi penyangga. Kirana membatin.

Suara pintu terbuka membuat Kirana menoleh, Nacha tersenyum pada dirinya sedangkan Kirana dengan cepat membuang muka ke arah lain.

"Alhamdulillah lo udah sadar, masih sakit Na?" Nacha melihat perban-perban yang menutupi luka di bagian tangan dan kaki Kirana.

"Gak usah sok peduli!"

Nacha menghela nafas saat Kirana membentak dirinya, ia duduk di kursi yang di sediakan di samping tempat tidur pasien. "Mau makan?" Nacha mengambil nampan yang di atasnya terdapat semangkok bubur dan sayur, makanan khas ala rumah sakit biasanya.

"Gue gak butuh bantuan lo!" Kirana kembali membentak Nacha. Bukannya Nacha memilih mengalah gadis itu malah semakin mendekat ke arah Kirana.

"Lo butuh bantuan Na."

Ucapan Nacha membuat Kirana terdiam, air mata turun dari pelupuk matanya tanpa di minta. "Enggak ada satupun yang peduli sama gue. Sahabat, apalagi keluarga yang gak pernah urus gue!" Kirana berucap sembari terisak.

Nacha menatapnya dengan lirih, ia baru tahu seorang Kirana Brezka bisa serapuh ini bahkan yang biasanya gadis itu membully dan melukai orang lain, kini malah melukai dirinya sendiri.

"Semua lihat gue sebagai monster dan sosok yang hina. Semua orang bilang gue jahat! SEMUANYA!" Nacha hanya diam mendengarkan Kirana yang mulai meluapkan semua keluh kesahnya.

"Lo tau? Dari kecil gue gak pernah di asuh sama mamah gue sendiri. Bokap nyokap gue cerai waktu gue kecil. Nyokap gue tinggalin gue sama papah dan dia menetap di Australia. Papah selalu pulang dengan keadaan mabuk. Dan selalu sibuk dengan urusan duniawinya. " Air mata itu terus turun tanpa berniat berhenti Nacha ikut merasakan kesedihan yang di tanggung Kirana.

"Dari bayi gue di asuh sama baby Sister, gue gak pernah di kasih asi sama mamah gue sendiri. Papah sama mamah selalu berantem di hadapan gue. Papah selalu pengen gue jadi juara tapi papah sendiri gak pernah dukung gue. Dia cuman kasih uang banyak untuk gue beli semuanya sendiri. "

"Gue gak butuh uang, gue gak butuh materi, gue cuman pengen ngerasain kasih sayang orang tua gue!"

Nacha memeluk Kirana dari samping. Nacha tidak tahu sama sekali jika hidup Kirana sesulit ini, Kirana haus akan kasih sayang orang tuanya hingga ia terjerumus pada pergaulan bebas dan mencari kasih sayang dari orang lain untuknya. Itu memang salah tapi orang tuanya-pun sama sekali tidak peduli jika Kirana membutuhkan sesuatu. Mereka hanya berfikiran, dengan uang semuanya tercukupi.

Tapi semua itu sia-sia jika tidak ada kasih sayang yang di berikan oleh orang tuanya. Dari kecil Kirana di biasakan di bekali uang cukup banyak agar gadis itu tidak mengganggu orang tuanya yang bekerja, dengan uang yang banyak tersebut Kirana di perbolehkan membeli apapun yang ia sukai.

8 Misi Rahasia [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang