15.00 PM
Nacha baru sampai di rumahnya, bersama Jihan. Baru kali ini Nacha bisa satu kendaraan bersama Jihan karena paksaan Nathan kepada Jihan. "Inget ya, bukan berarti gue mau lagi bareng sama lo!"
Jihan melenggang pergi masuk ke rumah, dan Nacha menyusulnya dari belakang. Ternyata papahnya belum juga pulang dari luar kota. Nacha mengucapkan salam dan langsung di jawab oleh Bi Mina, asisten rumah tangga di rumah Nacha sekarang.
Wanita paruh baya berpakaian daster itu menghampiri Nacha sembari tersenyum ramah, kini hanya Bi Mina lah yang menjadi tempat Nacha mencurahkan keluhannya dan hanya asisten rumah tangganya saja yang bisa membantu Nacha walau tak banyak.
"Non, hari ini jadwal non check up, kan?" Bi Mina mencoba mengingatkan takutnya Nacha malah lupa.
Nacha mengangguk, "Iya bi,"
"Non mau bibi temenin ke rumah sakitnya?" tawar Bi Mina.
"Enggak usah bi, Nacha sama Dira saja,"
Bi Mina hanya mengangguk meng-iyakan, jujur saja ia tidak tega dengan Nacha yang selalu di perlakukan tidak baik oleh Devi. Sering di pukul dan di marahi oleh ibu tirinya itu, bi Mina sangat ingin membantu tapi setiap kali dirinya hendak membantu Nacha gadis itu selalu meminta Bi Mina untuk membiarkannya sendiri.
"Bangunin Nacha kalau ada Dira ya bi,"
"Iya non,"
Nacha segera menuju kamarnya. Rasa sakit di perutnya masih sangat terasa dan kantuk juga menghampiri membuatnya ingin segera tidur di atas kasur. Nacha membuka pintu kamarnya, lalu membuka tirai gorden yang selalu ia tutup ketika hendak pergi ke luar.
Nacha kangen papah Gadis itu hanya bisa memanggil papahnya dalam hati, lalu terlelap tidur di atas kasur miliknya.
**
Dira baru saja mengambil tasnya yang ada di kelas lalu bergegas kembali ke lapangan. Ia mencari keberadaan Nacha di sekolah. Sebelumnya ia meminta Nacha untuk menunggu dirinya yang sedang membereskan peralatan olahraga sehabis lomba.
"Nathan!" Dira memanggil Nathan yang kebetulan masih berada di sekolah.
Ia berjalan menghampiri Nathan yang menoleh ke arahnya, "Kenapa?"
"Liat Nacha?"
"Udah balik," Dira terkejut.
"Loh sama siapa?"
"Jihan,"
Dira tiba-tiba kesal kepada Nathan yang malah membiarkan Nacha pulang bersama Jihan. "Kok lo biarin Nacha pulang sama Jihan sih, nanti kalau Nacha di turunin di tengah jalan bagaimana?!" Dira khawatir.
"Udah gue pasang GPS,"
Dira berdecak kesal, "Memang kenapa sih?" Nathan mulai ingin tahu.
"Gue mau langsung bawa Nacha ke rumah sakit buat check up!"
Nathan mengangguk sembari membereskan berkas-berkas lomba yang sangat menumpuk. "Biar gue yang anter dia ke rumah sakit,"
**
Nacha terbangun kala mendengar suara bi Mina yang membangunkannya. "Kenapa Ini?"
"Ada temen non di bawah,"
"Dira?"
"Bukan, cowok non ganteng lagi," Nacha bingung.
"Suruh dia tunggu ya bi Nacha mandi dulu,"
Nacha beranjak dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi dan Bi Mina turun ke bawah dan memberitahu Nathan agar menunggu sebentar. Tanpa Nathan sadari Jihan dan Devi sedang memperhatikannya dari lantai 2.
"Pokoknya kamu harus dapetin cowok itu, jangan mau kalah sama si anak penyakitan!" ucap Devi pada Jihan. Sudah bisa di tebak anak yang di maksud Devi tadi adalah Nacha.
Tak lama Nacha datang dengan hoodie biru langit dan celana hitamnya, lalu rambut coklatnya di ikat satu di belakang. "Loh Nathan?"
Nathan menoleh ke arah Nacha yang kini duduk di hadapan lelaki itu, "Ada apa ke sini?" tanya Nacha.
"Nganter lo check up," Nacha seketika menyerngit.
"Gue sama Dira,"
"Dira ada urusan keluarga, jadi gue yang anter."
Nacha menghembuskan nafasnya, "Emang gak pa-pa nih lo nganter gue, lama loh?"
"Iya Nacha, buruan takut keburu malem,"
Nathan berdiri dan menuju ke luar rumah di ikuti Nacha, ternyata lelaki itu bukan membawa motor ninja kesayangannya, tetapi membawa mobil sport BMW-nya yang berwarna black Sapphire.
**
Nacha berjalan beriringan dengan Nathan di sampingnya, lelaki itu memakai jaket berwarna hitam dengan kaus putih di dalamnya, jeans hitam dan sepatu berwarna hitam dengan sedikit warna putih di bagian samping. "Ya penuh banget," Nacha menghela nafasnya saat melihat kursi tunggu yang sangat penuh.
Tapi untungnya Nathan menemukan 2 kursi kosong di bagian ujung, lalu ia membawa Nacha untuk segera duduk di kursi kosong tadi agar tidak di isi orang lain lagi. Nathan dan Nacha menunggu beberapa saat.
Tiba-tiba Nacha mulai merasakan mual dan sakit perut kembali, ia mencoba menutup matanya dan bersender pada tembok untuk menahan rasa sakit yang ia rasakan sekarang. Nathan menoleh pada Nacha yang sedang menahan sakitnya.
"Kenapa Cha?"
"Perut gue sakit,"
"Panggil dokter ya?"
"Gak, gak usah sebentar lagi juga giliran gue kok. Mungkin,"
Nathan yang jadi bingung sendiri menghela nafasnya, nafas Nacha tampak tersengal-sengal. Nathan merangkul bahu Nacha dan meyandarkan kepala gadis itu ke bahunya agar Nacha bisa bersandar sebentar.
"Nathan, emang gak pa-pa ya gue nyandar ke lo?" tanya Nacha.
"Enggak. Tapi lo lagi sakit apa boleh buat,"
"Maaf ya Nathan,"
"Hm,"
Nacha mencoba menahan sakitnya, bahkan ia sudah meremas kuat bawah hoodienya itu. "Nathan, gue bersyukur bisa ketemu orang yang baik banget kaya lo," ucap Nacha secara tiba-tiba.
"Takdir," balas Nathan dengan singkat, walau para suster dan pasien yang hendak berobat memperhatikan Nacha dan Nathan tapi laki-laki itu terlihat tidak perduli sama sekali.
"Nacha?" tiba-tiba seseorang memanggil nama Nacha sehingga gadis itu tidak lagi bersandar pada bahu Nathan.
Nacha mencari ke sumber suara yang memanggil namanya dan menemukan Fael yang berdiri tak jauh darinya lalu duduk di samping kiri Nacha karena di sebelah kanannya ada Nathan. Nathan menatap tak suka ke arah Fael karena Fael adalah musuh Brave.
"Fael ngapain di sini?" tanya Nacha.
"Oh, nganter nyokap jenguk tante," Nacha hanya mengangguk.
"Lo sendiri ngapain di sini?" tanya Fael.
"Gue-"
"Nacha Aldara?" belum selesai Nacha menjawab tapi suster di depan ruangan sudah memanggilnya untuk masuk.
Nathan dengan cepat menarik tangan Nacha untuk segera masuk, "Eh Nathan ngapain ikut heh!"
"Males gue kalau duduk bareng pengganggu," Nathan melirik tajam ke arah Fael yang tersenyum sinis ke arahnya.
**
-8 MISI RAHASIA-
VOTE+COMEN
KAMU SEDANG MEMBACA
8 Misi Rahasia [COMPLETE]
Teen Fiction[SQUEL CERITA ALNARA] Karena ulahnya sendiri, Nathan harus masuk ke dunia petualangan yang dunia tersebut sangat-sangat tidak di sukainya. Misi yang di buat Nacha membuat Nathan berfikir bahwa gadis itu konyol dan misi itu sangat tidak berguna. Tap...