54. Tinggal Kenangan

3.4K 341 92
                                    

Beberapa tahun kemudian....

Seseorang dengan baju hitam menatap sendu ke arah batu nisan yang ada di depannya itu. Rasanya ingin merengkuh kembali raga yang sudah tidak bernyawa dan di kubur di dalam tanah itu. Kerinduan yang ada di dalam hatinya terbakar menjadi abu saat kembali menyadari jiwa itu telah tiada. 

"Apa kabar? Baik kan?" Seseorang itu seakan-akan tengah mengajak berbicara.

"Gue datang kesini karena rindu, rindu ini semakin sakit ketika aku menyadari kamu telah hilang untuk selamanya. Menyisakan abu kenangan yang perlahan terbang di terpa angin. Sesuai yang kamu pengen, aku bakal terus datang ke makam ini,  jenguk kamu. Doain kamu." Air nata tidak bisa lagi di tahan.

Rasa perih terus menghantamnya, sudah lama ia merindukan sosok yang kini telah pergi. Pengorbanan dan perjuangannya akan selalu terukir di dalam hati.  Andai waktu bisa di ulang dirinya ingin mengubah keadaan akan terus berada dalam kebahagiaan. Tidak ada kesedihan, air mata,  tangisan bahkan perpisahan.

"Makasih ya, buat pengorbanan, kenangan, dan kasih sayang. Semoga kamu tenang di sana ya, aku rindu Cha, rindu kenangan kita. Aku janji setiap hari kalau nggak ada halangan, aku bakal datang ke sini. Andai waktu bisa di ulang Aku pengen kita tetap bersama." Sekilas sosok itu mencium nisan yang namanya mulai luntur.

"Kamu udah bahagia ya di sana, apalagi kamu di tempatkan di bawah pohon, teduh sesuai pesan terakhir kamu Cha. Jangan sedih ya, nanti makamnya bakal Aku benerin lagi. Aku pulang dulu, assalamualaikum. "

Seseorang itu beranjak pergi meninggalkan makam yang sepi di temani air mata yang terus turun di pipi putihnya. Bertahun-tahun ia menunggu sosok itu kembali, mengharapkan ingatannya pulih tapi nasib memisahkan mereka. Tapi, percayalah di balik itu semua ada sejuta kebahagiaan untuk dirinya.

**

Nathan menatap layar handphonenya, membuka kalender dan menghitung hari. Sebentar lagi dirinya lulus dari bangku kuliah yang menyiksa pikirannya. Bayangan Nacha selalu menghantui di saat dirinya sendiri. Bukan bayangan yang menakut-nakuti tapi sosok itu selalu tersenyum ke arahnya, memakai dres putih selutut dengan sepatu putih juga.

Setelah lulus Nathan akan kembali ke Indonesia, berjumpa dengan teman-temannya seperti Aldo dan lainnya. Setelah mendapat kabar Nacha telah tiada beberapa waktu silam membuatnya mencopot kartu dan menggantinya dengan yang baru berharap tidak ada yang mengganggunya. Teman-temannya sibuk dengan kuliah hingga men-chatting Nathan pun hanya beberapa minggu sekali. Tapi,  Nathan selalu bersyukur mereka tidak melupakannya.

Dirinya sedang menunggu teman satu fakultasnya yang sedang membeli makanan untuk makan siang bersama. John akhirnya terlihat keluar dari sebuah Cafe, Nathan memilih menunggu di dalam mobil dengan alasan malas.

"Entschuldigung für das lange Warten. (Maaf menunggu lama)" John masuk ke dalam mobil. Walau John adalah orang Amerika tapi Nathan dan temannya itu selalu menggunakan bahasa Jerman agar lebih fasih.

"Kein Problem, (Tidak masalah)" Jawab Nathan.

John melajukan mobilnya menuju kembali ke kampus, karena masih ada beberapa persiapan sebelum wisuda nanti. Rasanya Nathan ingin segera terlepas dari kuliah dan kembali ke Indonesia. Selama di Jerman Shelin terus men-DM nya di Instagram membuat lelaki itu akhirnya memblokir Instagram Shelin.

"Was sind deine Pläne bei deiner Rückkehr nach Indonesien? (Apa rencanamu saat pulang ke Indonesia?) " John bertanya pada Nathan yang sedang menatap ke luar jendela mobil.

"Setze die Firma meines Vaters fort, (Melanjutkan perusahaan ayahku)" Jawab Nathan.

Nathan tetaplah Nathan, wajah dingin dengan sikap yang serupa. Tapi, masih banyak yang mengagumi lelaki itu mulai dari ketampanannya dan juga kepintaran Nathan sendiri. John hanya mengangguk, selama di Jerman John lah teman dekat Nathan. Lelaki dengan tubuh tinggi itu juga tidak kalah menjadi sorotan karena ketampanannya.

8 Misi Rahasia [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang