Nacha bersiap dengan rambutnya yang biasa ia kucir kuda. Hanya memakai bedak bayi lalu lipbalm agar bibirnya tidak kering. Jangan berfikir bahwa gadis itu tidak pandai untuk memakai make up. Ia sangat pandai, tapi jika urusan sekolah tidak perlu yang namanya dandan berlebihan. Natural itu akan terlihat lebih cantik, itu lah salah satu prinsip kecantikan Nacha.
Ia mengambil tas kecil berwarna peach dengan gantungan kunci buah peach dan menyampirkannya di bahu lalu turun ke bawah untuk sarapan. Terlihat Devi sedang sarapan dengan Jihan di meja makan, hanya berdua sedangkan papahnya belum juga pulang ke rumah karena pekerjaannya yang penting.
"Mau ke mana kamu?" tanya Devi, niat Nacha untuk ikut bergabung makan mengurungkan niatnya, sepertinya pagi-pagi hari seperti ini mood Devi sundah hancur.
"Ekskul bu, "
"Yaudah sana pergi! " Devi seakan mengusir Nacha, gadis itu segera meninggalkan rumahnya, berjalan hingga depan komplek dan mencari bis untuk pergi ke sekolah.
Halte bis tampak masih sangat sepi, Nacha duduk di bangku yang tersedia, menunggu kedatangan bis, seorang lelaki menghampirinya lebih tepatnya sama-sama menuju halte.
"Boleh gue duduk di sini? " tanya lelaki itu. Nacha mendongak untuk melihat wajah lelaki yang terkena paparan sinar matahari.
"Oh iya boleh, " Nacha bergeser ke arah kanan agar lelaki itu bisa duduk di samping kirinya.
Lelaki yang sudah duduk di samping kini Nacha itu menatap ke arahnya dan terfokus pada baju sekolah Nacha. "SMA Danendra II? "
Nacha menoleh tak mengerti, "Maksudnya? "
"Sekolah lo, "
Nacha hanya mengangguk, lalu memainkan handphonenya. Satu bis datang tapi bukan ke arah sekolah Nacha jadi gadis itu hanya diam dan sabar menunggu. Lelaki di sampingnya berdiri dan mengulurkan tangan di hadapan Nacha.
"Gue Fael. Gue harap next time kita ketemu lagi, " Nacha yang masih bingung hanya membalas uluran tangan Fael saja tapi tidak memperkenalkan dirinya.
Fael segera masuk ke bis dan Nacha hanya menatap sampai bis itu menjauh dan tak terlihat lagi. Lalu tak lama 1 bis lainnya datang dan Nacha berdiri lalu berjalan masuk ke dalam bis.
Gue gak terlalu berharap buat ketemu lo lagi sih. Muka lo kaya nyeremin.
**
Nacha memasuki sekolahnya yang sudah banyak murid-murid yang juga melakasanakan kegiatan ekskul di sekolah. Nacha segera pergi ke lapangan untuk menemui teman satu ekskulnya. Dan terlihat sudah ada Ziyan yang melatih anak paskibra.
Duh telat nih!
Nacha mempercepat jalannya untuk menghampiri Ziyan, "Kak Ziyan maaf Nacha telat! " Ziyan menoleh ke arah Nacha yang sedikit Ngos-ngosan.
"Cepat masuk barisan! " Nacha segera mengangguk. Ia berlari ke pinggir lapangan untuk menaruh tasnya di bawah pohon lalu segera bergabung dengan barisan paskibra lainnya.
Mereka semua berlatih dengan serius karena senin nanti akan ada pelantikan pengurus OSIS baru dan paskibra di minta untuk tampil. Waktunya sangat mepet tapi bisa tidak bisa mereka harus bisa!
Ziyan melatih mereka dengan serius tak seperti Ziyan yang manis ataupun banya candaan. Jika sedang melatih Paskibra lelaki itu berubah seperti guru BK yang sangat tegas.
**
Nathan membaringkan badannya di matras yang ada di ruangan khusus untuk ekskul taekwondo. Benar. Lelaki itu mengikuti ekskul taekwondo sudah lama sekali dan terkadang berlatih di tempat lain. Sebelum Nathan ikut ekskul itu ia sudah mahir tapi dari pada ia tidak mengikuti ekskul sama sekali jadi memilih ekskul yang sudah ia bisa saja.
Sama halnya dengan keempat sahabatnya yang kini tengah memakan tempe goreng yang di beli di warung Bi Omi yang ada di kantin.
"Buset dah ini tempe enak bener bikinnya pake cinta apa ya? " Zivar menatap tempe yang akan ia makan itu.
"Gue harap bi Omi bikin give away tempe! Nanti asli dah gue bakal ikutan sampe dapet pokoknya, gue mau bikin banyak akun IG antisipasi kalau akun yang satu gak menang!" Aldo mengoceh.
Membuat ketiga sahabat yang ada di hadapan Aldo itu menggelengkan kepala. "Gue sih kalau gak ada give away pengennya ada diskon 100%" Reza ikut mengoceh.
"Ebuseet kalau 100% mah namanya gratis ogeb! " Zivar melempar tasnya ke arah Reza dan mengenai wajah Reza dan tertawa lepas.
Sementara Oki masih sibuk memakan tempe yang sangat enak buatan Bi Omi. Tempe goreng sederhana ini memiliki rasa yang sangat enak bahkan sampai terkenal di penjuru sekolah.
"Kalau gue bawa bi Ominya sekalian ke rumah buat bikinin tempe, " Oki tiba-tiba bersuara.
"Paling logis si Oki dari pada lu pada, " celetuk Nathan.
Mereka hanya bergumam saja melanjutkan makannya. "3 tempe goreng Bi Omi setara dengan kebahagiaan liat Red velvet di TV, " ucap Aldo mulai ngawur.
Lelaki itu memang terkadang menyukai Kpop kadang tidak. Bisa di bilang fans musiman. "Eh Aldo bin bapak Adi! Lo ngomong apaan sih? " Zivar menatap heran ke arah Aldo.
"Makannya kalau gue suruh ikut nonton MV Korea tuh lu pada ikutan, cantik-cantik tau gak ngelebihin si Karina! " Aldo tersenyum sumringah sembari membayangkan wajah Irene Red Velvet di kepalanya.
"FANS MUSIMAN AJA BANGGA! " ucap keempat sahabat Aldo dengan serempak.
Nathan berdiri dan memilih untuk keluar dari ruang ekskul. "Mau kemana lo? " tanya Reza.
"Keluar cari udara seger di sini udaranya gas beracun semua!" Nathan menyindir Aldo yang baru saja buang gas di tubuhnya alias kentut.
Nathan menutup pintu ekskul dan segera berjalan menyari seseorang. Sedangkan di ruang ekskul Reza mengendus-endus sesuatu. "ANJIR Do! Kentut lu kaya bangke 7 turunan! " Mereka serempak menutup hidungnya.
"Woi! Kentut gue wangi parfum Prancis lu bilang kaya bangke? Gila lu pada! " Aldo malah menyalahkan ketiga sahabatnya.
**
Nathan menghampiri Nacha yang sedang duduk di bawah pohon sembari mengipasi dirinya dengan selembar kertas putih. Kehadiran Nathan di sambut dengan senyuman manis dari Nacha.
"Makan dulu, " Nathan memberikan nasi kotak yang ia beli di kantin untuk Nacha.
"Eh, yaallah Nat lo dah banyak traktir gue, gak usah sumpah! " Nacha menjadi lebih tak enak hati.
"Gue tau lo belum makan, cepet makan gue gak terima penolakkan, "
Nacha menatap nasi kotak, isinya banyak tidak mungkin Nacha bisa menghabiskan semuanya. Ia menatap Nathan yang juga menatapnya.
"Lo gak makan? " tanya Nacha, Nathan menggeleng.
"Gue gak laper, lo aja," balas Nathan.
Nacha mendengus kesal, "Ini banyak Nat gue gak bakal habis nih, " ucap Nacha.
"Gue engga bakal makan kalau lo juga gak makan! " ancam Nacha.
Nathan memutar bola matanya malas lalu mengambil sendok yang ada di nasi kotak tersebut menuruti apa yang di minta Nacha.
"Asal lo makan," ucap Nathan dan memasukkan nasi ke dalam mulutnya.
Nacha tersenyum, ia mengambil sendok plastik satu lagi yang selalu ia bawa dan makan berdua dengan Nathan dalam satu tempat di bawah rindangnya pohon mangga.
**
-8 MISI RAHASIA-
VOTE+COMEN
KAMU SEDANG MEMBACA
8 Misi Rahasia [COMPLETE]
Teen Fiction[SQUEL CERITA ALNARA] Karena ulahnya sendiri, Nathan harus masuk ke dunia petualangan yang dunia tersebut sangat-sangat tidak di sukainya. Misi yang di buat Nacha membuat Nathan berfikir bahwa gadis itu konyol dan misi itu sangat tidak berguna. Tap...