"Hal yang manis bisa membuatmu terluka. Tegar-kan dirimu, bersabar dan berhati-hati lah."__Nacha Aldara.
Nacha menatap pantulan dirinya di cermin besar yang di letakkan di sisi lemari baju kamarnya. Senyuman tampak terukir jelas di bibir merahnya itu. Walau mukanya masih pucat dan masih terus merasakan sakit di bagian perut, semua itu tidak mematahkan semangat Nacha untuk pergi ke sekolahnya.
Sampai hari ini belum ada donor hati untuk Nacha, walau begitu Nacha sangat ingin kembali ke kegiatan normalnya, salah satunya kembali bersekolah. "Pokoknya harus semangat jangan lemah Cha!" Nacha menyemangati dirinya sendiri.
"Kamu yakin mau ke sekolah?" Nacha menoleh dan mendapati Sheina yang berada di ambang pintu kamarnya.
"Yakin dong tan."
Nacha mengambil tasnya lalu berjalan menuju Sheina. "Tante takut kamu kecapean," Sheina mengelus surai coklat Nacha dengan lembut.
"Tante enggak usah khawatir kayak gitu, selagi Nacha masih bisa jalan semuanya aman kok."
"Pake jaketnya ya." Sheina langsung memakaikan jaket untuk Nacha agar gadis itu tidak kedinginan.
Sheina tersenyum pada Nacha, wajah gadis itu membuatnya teringat akan sosok almarhum Farel. Nacha terbilang sangat kuat menghadapi cobaan di hidupnya yang terus berdatangan silih berganti.
**
"Eh Gei itu Nacha!!!" Vallen menepuk bahu Geisha saat melihat Nacha berjalan masuk ke arah gedung sekolah. Kebetulan mereka sedang membeli cilok yang ada di depan gerbang sekolah.
"Eh samperin cepetan!" Geisha menarik tangan Vallen tidak sabaran.
"Eh cilok gue gimana dong?"
"Lo kan bisa beli se-gerobak entar." Geisha terus menarik tangan Vallen agar cepat menyusul Nacha yang mulai menjauh.
"Oh iya gue kan anak sultan ya." Vallen malah cengengesan membuat Geisha geram padanya.
Geisha melepaskan cekalan tangannya pada Vallen dan menatap gadis itu dengan tatapan kesal. "Bodo amat lah lo lama banget!" Geisha dengan cepat berlari meninggalkan Vallen yang masih diam di tempat.
"Geisha! Kok ninggalin gue sih?!"
"Lo kebanyakan drama sih! Makanya buruan!"
**
Nacha berjalan pelan menuju kelasnya, jaket berwarna peach itu masih melekat pada tubuhnya, rasa sakit di area perutnya masih terasa dan semakin sakit. Semua orang memperhatikan Nacha yang wajahnya semakin terlihat pucat, hal itu membuat dirinya merasa risih dan memilih menunduk. "Lo enggak apa-apa?"
Nacha terkejut pada seseorang yang berdiri di hadapannya sekarang "Kak Ziyan ngagetin tau."
Ziyan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dirinya merasa tidak enak hati pada Nacha karena terkejut akibat kedatangannya yang tiba-tiba. "Sorry."
Nacha hanya mengangguk dan melanjutkan langkahnya, ia rindu pada Dira dan dan kedua sahabatnya yang lain. "Mau gue anter?" Tanya Ziyan.
"Enggak usah kak makasih, aku permisi dulu."
Entah kenapa rasanya Nacha enggan bertemu kembali dengan Ziyan. Mengingat kejadian dimana dirinya di sandera oleh Fael karena Ziyan yang menyukai nya membuat gadis itu enggan berurusan lagi dengan kedua lelaki itu.
Saat menaiki tangga menuju lantai dua, suara tawa terdengar dari lantai atas. Suaranya tidak asing di indera pendengaran Nacha, tawa khas dari Aldo dan teman-temannya. Mereka turun dari lantai dua dan tidak sengaja bertemu dengan Nacha yang berjalan berlawanan arah dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
8 Misi Rahasia [COMPLETE]
Teen Fiction[SQUEL CERITA ALNARA] Karena ulahnya sendiri, Nathan harus masuk ke dunia petualangan yang dunia tersebut sangat-sangat tidak di sukainya. Misi yang di buat Nacha membuat Nathan berfikir bahwa gadis itu konyol dan misi itu sangat tidak berguna. Tap...