50. Kenyataan Pahit

3K 299 85
                                    

"Aku butuh proses untuk sembuh. Aku juga butuh proses untuk percaya."

**

Nathan sedang meminum kopi susu yang ia pesan dari warung mang Oking seperti biasanya. Hari sudah mulai malam tapi lelaki itu masih enggan untuk beranjak pulang walau satu persatu anggota Brave sudah pulang ke rumah mereka masing-masing.

Aldo tampak menaikkan sebelah kakinya ke atas meja sembari bersenandung lagu galau dan memainkan gitar berwarna hitam milik Zivar.

"Percayalah padaku akupun rindu kamu, ku akan pulang melepas semua kerinduan...." Nyanyian Aldo terdengar di setiap sudut warung mang Oking.

"Nggak bakal ada yang rindu lo kali Do!" Ejek Zivar dari kejauhan sembari mencuci motornya.

"Sialan lo!"

Perdebatan mereka mengundang tawa anggota yang masih tersisa di sana kecuali Nathan, sedari tadi lelaki itu merasa cemas entah kenapa.

"Aku memang pencinta wanita....Tapi ku bukan buaya yang setia pada seribu gadis. Ku hanya mencintai dia...!!" Aldo melanjutkan ke lagu yang lain.

"Halah mana ada pencinta wanita cuman cukup satu cewek doang!" Kini giliran Reza yang protes.

"Lu pada punya masalah apa sih sama gue? Orang lagi enak-enak nyanyi di comen mulu!" Kesal Aldo.

Reza terkekeh, lalu sebuah pesan yang baru saja ia buka mengejutkan-nya. Reza beranjak berdiri dan buru-buru menghampiri Nathan.

"Nath! Nacha masuk rumah sakit!" Panik Reza.

** 

Nathan berlari di sepanjang koridor menuju lantai 4 menggunakan lift yang tersedia. Bersama ketiga sahabatnya yang setia mengikuti Nathan dan juga ikut khawatir pada kondisi Nacha.

Sesampainya di lantai 4 Nathan berlari mencari kamar rawat inap VVIP nomer 456. Saat mendekati kamar terlihat Oki tengah terduduk di kursi tunggu sembari menumpu kepalanya.

"Gimana keadaan Nacha?" Nathan langsung bertanya pada Oki yang juga memasang wajah lelah serta khawatir.

"Lo bisa liat di dalem." Jawabnya.

"Nyokap bokap lo mana Ki?" Tanya Aldo, mereka memang tidak melihat Daren dan Sheina di sana.

"Nyokap gue di Bandung karena nenek sakit. Bokap gue mendadak ada urusan ke luar kota makanya gue pusing banget!" Oki mengacak rambutnya frustasi.

Lalu, Nathan dan Oki masuk ke dalam ruang inap Nacha. Gadis dengan rambut coklat tua itu terbaring lemah dan yang paling membuat Nathan semakin khawatir adalah kedua mata Nacha yang di perban.

"Kenapa matanya di tutup perban?" Tanya Nathan.

Oki sedikit menunduk, sejujurnya ia juga masih belum bisa percaya dengan hal ini. "Kata dokter akibat serpihan kaca dan bebatuan kecil yang mengenai matanya, Nacha buta Nath."

Deg!

Cobaan apalagi yang harus Nacha tanggung? Donor hati belum ia dapatkan dan sekarang ia harus kehilangan penglihatan-nya. "Dia tahu?" Tanya Nathan.

8 Misi Rahasia [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang