41. Sebuah Rasa Yang Terpendam

3.4K 285 48
                                    

Matanya menatap kedua batu nisan yang bertuliskan nama orang tuanya yang sangat ia rindukan selama ini. Tidak pernah terbayang olehnya hal ini terjadi begitu cepat.

"Bahkan Nacha gak bisa jadi pelindung papah di saat Bu Devi mengambil semuanya." Air mata kembali terjatuh tanpa di minta.

Sudah seminggu Farel pergi meninggalkannya, tapi bayang-bayang pria itu seakan terus mengikuti Nacha kemanapun dirinya pergi. Entah hanya ilusi atau memang ada Nacha selalu merasa Farel memeluknya terus menerus.

"Nacha ikhlas papah sama mamah pergi." Suaranya bergetar menahan tangis.

Gadis itu menaburkan bunga di atas makam Farel dan Katrina yang tak lain adalah ibu kandung dari Nacha. "Nacha pulang dulu ya pah,mah. Nanti Nacha pasti balik lagi ke sini. Mungkin, nyusul mamah papah nanti." Dirinya tersenyum tipis meninggalkan pemakaman.

Ia berjalan pelan terasa berat meninggalkan makam tersebut, dirinya kembali menoleh ke arah dua makam yang tadi ia kunjungi. Makam itu terletak di bawah pohon rindang seakan melindungi kedua makam tersebut dari panasnya matahari.

"Kalau umur Nacha gak panjang lagi, Nacha pengen istirahat di deket papah sama mamah."

Nacha kembali berbalik dan berjalan untuk pulang. Tapi di tengah perjalanan dirinya melihat Ziyan yang sedang berjongkok dekat sebuah makam dan membacakan doa.

Nacha menghampiri lelaki yang notabenya adalah kakak kelas Nacha. "Kak Ziyan?" Panggil Nacha.

Ziyan menoleh, senyuman terukir jelas saat mengetahui siapa yang menghampirinya. Nacha ikut berjongkok di samping Ziyan, menatap batu nisan makam tersebut.

"Ibu, kakak?" tanya Nacha.

"Iya. Lebih tepatnya ibu tiri gue."

Nacha mengangguk mengerti, "Gue turut berduka cita atas kepergian bokap lo Cha. Yang sabar ya," ucap Ziyan. Nacha hanya tersenyum dan mengangguk lalu ikut membacakan doa untuk ibu tiri Ziyan.

Sesekali Ziyan mencuri pandang ke arah Nacha yang sedang berdoa untuk ibunya. Gadis itu baik, periang dan ceria, itu tanggapan dari Ziyan untuk Nacha.

Hingga mereka tidak menyadari bahwa ada seseorang yang memperhatikan semuanya, niat awal lelaki itu untuk berziarah kini ia urungkan melihat ada Ziyan di sana bersama Nacha. Lelaki itu tersenyum licik.

"Gue bakal lakuin sesuatu biar lo ngerasain penderitaan yang sama!"

**

Mereka berdua akhirnya sudah keluar dari tempat pemakaman umum. "Nacha permisi dulu ya kak."

Ziyan menahan tangan Nacha, "Lo balik sama gue." Ucap Ziyan. Nacha awalnya ragu, tapi melihat Ziyan menatapnya dengan tatapan memohon membuat Nacha merasa tidak enak jika menolak.

Nacha hanya mengangguk kemudian di persilahkan masuk ke dalam mobil Ziyan. Hingga Ziyan melajukan mobilnya belum ada yang membuka suara.

Nacha dengan pikirannya yang entah tertuju kemana. Sedangkan Ziyan sedang berusaha merangkai kata-kata yang pas untuk mengungkapkan sesuatu.

"Cha, lo sama Nathan pacaran?"

Nacha menoleh ke arah Ziyan, "Enggak kita cuman temenan," Balas Nacha. Di satu sisi Ziyan merasa lega dan di sisi lain juga ia gugup.

"Gue boleh jujur?" Tanya Ziyan. Nacha hanya mengangguk memperbolehkan.

Lelaki itu menghela nafasnya berat ia tidak menjamin Nacha suka dengan apa yang akan ia ucapkan. Tapi di sisi lain perasaan tidak bisa terus di pendam seperti ini. Butuh perjuangan untuk mendapatkan kepastian.

"Udah lama gue suka sama lo Cha. Gue gak tahu lo bakal terima gue jadi pacar lo apa enggak. Tapi, gue pengen lo tahu perasaan gue yang sebenarnya." Pernyataan Ziyan tentang perasaannya membuat Nacha terkejut.

"Kak Ziyan bercanda ya?" Nacha terkekeh.

Ziyan memberhentikan mobilnya di samping trotoar membuat Nacha bingung. Ziyan beralih menatap Nacha.

"Gue serius, lo mau jadi pacar gue Cha?"

Mata Nacha membulat sempurna, Ziyan menembaknya sekarang. Dirinya tidak menyangka bahwa Ziyan memiliki perasaan lebih dari seorang kakak kelas dan adik kelas kepadanya.

"Kak Ziyan kenapa bisa punya perasaan lebih ke Nacha?" Nacha mulai bimbang.

"Cinta itu gak perlu alasan."

Nacha semakin dia buat bimbang oleh Ziyan. "Kak, Nacha turun di sini aja." Nacha membuka sabuk pengamannya, tapi Ziyan menahan tangan gadis itu.

"Lo marah?" Tanya Ziyan.

Nacha tidak menjawab dan segera keluar dari mobil. Ziyan mencoba mengejar Nacha dan memanggilnya tapi gadis itu dengan cepat masuk ke dalam taxi yang kebetulan lewat. Nacha tidak peduli jika di anggap tidak sopan atau semacamnya.

"Gue bakal tunggu lo Cha."

**

"Kak Ziyan beneran nembak lo Cha?" Nacha menutup matanya saat Geisha bertanya dengan suara yang keras.

"Suara lo bisa di kecilin dikit gak?"

"Ya maaf Cha, udah bawaan dari lahir." Geisha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Sekarang mereka berada di kamar Nacha dan artinya berada di rumah Oki. Sedangkan Dira mati-matian menahan kegugupannya, ia malu jika  bertemu Oki. Sedari tadi gadis itu menoleh ke arah pintu kamar Nacha berharap Oki belum pulang ke rumahnya.

"Lo terima Cha?" Tanya Vallen yang kini sedang memakan popcorn Caramel yang di belinya sebelum pergi ke menemui Nacha.

Nacha yang tergiur dengan popcorn tersebut dengan cepat mengambilnya dari Vallen. "Enggak jawab."

"Kenapa?" Tanya ketiga sahabatnya bersamaan. Nacha tampak berpikir sebentar.

"Gak mau aja. Nathan juga udah pernah bilang buat jauhin Fael sama Ziyan," Jawab Nacha dengan polosnya.

Hal itu membuat Vallen geram, "Nacha, kurangnya Ziyan itu apa sih? Udah ganteng, pinter, mantan ketos pokoknya top markotop deh!" Vallen malah membanggakan Ziyan secara terang-terangan.

"Nathan juga ganteng, pinter, ketos lagi." Balas Nacha.

"Lo suka sama Nathan?" Pertanyaan Dira membuat Nacha tersedak.

Ia meminum air putihnya terlebih dahulu sebelum kembali berbicara. "Kata Siapa?" Nacha malah kembali bertanya.

"Tadi lo muji-muji Nathan gitu. "

Nacha kembali memakan Popcorn-nya. "Muji doang." Ketiga sahabatnya itu memutar bola matanya malas.

"Kalau gue jadi lo Cha, gue bakal milih Ziyan daripada Nathan." Ucap Geisha.

"Kenapa emangnya?" Semua menatap serius ke arah Geisha yang hendak menjawab kenapa ia lebih memilih Ziyan daripada Nathan.

"Yakali gue pacaran sama es batu hidup. Gak ada romantisnya sama sekali!" Jawab Geisha dengan yakin seakan pernyataannya itu tidak akan ia tarik kembali.

"Oh gitu."

Mereka terkejut ketika mendengar suara seseorang dari arah pintu kamar lalu menoleh. Geisha menyembunyikan wajahnya karena malu.

"Eh... Nathan, cakep deh lo!" Geisha tiba-tiba jadi salah tingkah di tatap tajam oleh Nathan.

Mampus gue!

**

8 MISI RAHASIA

VOTE+COMEN

8 Misi Rahasia [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang