29. Meminta Penjelasan

3.3K 273 5
                                    

Nacha keluar dari ruangan ayahnya dengan wajah yang lesu, ia lelah, pikirannya kacau, tidak ada tempat bersandar sekarang. Daren masih setia duduk di depan ruangan. Nacha duduk di samping pria itu.

"Papah kenapa bisa kayak gini om?" Kali ini Nacha siap mendengar jawaban mengapa ayahnya bisa sampai masuk rumah sakit sampai koma.

Daren sudah menyangka Nacha akan menanyakan hal itu juga, ia menghela nafas dengan berat hati ia harus memberitahu Nacha. "Papah kamu serangan jantung dan mengalami kecelakaan mobil. Om tahu dari sekretarisnya."

Nacha rasanya ingin berteriak, kenapa ayahnya bisa sampai serangan jantung, apa ini ada hubungannya dengan Devi yang mengambil semua harta ayahnya? Jika begitu, Nacha tidak akan memaafkan wanita yang sudah berhianat pada ayahnya itu.

"Kenapa kamu bawa koper?" Nacha menoleh ke arah Daren, lalu tertunduk rasa sesak di dalam dadanya semakin terasa sakit mengingat kejadian tadi siang.

Daren menatap anak dari Farel saudara jauhnya, walau begitu hubungan mereka cukup dekat apalagi ketika masih remaja dan sama-sama menjadi ketua gang motor yang beringas dan meresahkan warga sekitar. Tapi Daren yang terlebih dahulu tersadar akan kesalahannya setelah ayahnya bangkrut dan terkena serangan jantung beberapa tahun lalu.

"Devi?" tanya Daren dengan hati-hati. Hanya dirinya lah yang mengetahui kondisi Farel, orang tua Farel meninggal dalam kecelakaan pesawat ketika Farel kuliah. Dan hanya Daren yang menemani lelaki itu.

Nacha menangis, ia hanya mengangguk lemah, Daren sudah tahu dengan Farel yang malah memilih Devi, ia juga tahu masa lalu Farel dengan ibu kandung Nacha. Pria itu memeluk Nacha dari samping, Nacha sangat mirip dengan Farel dari rambutnya, dan mata gadis itu mirip dengan ibu kandungnya, Daren masih sangat ingat.

"Kenapa Nacha gak ingat apapun om, kenapa?" Nacha berucap sembari menangis.

"Kenapa papah gak mau kasih tahu keluarga Nacha siapa aja, bahkan mamah kandung Nacha aja, Nacha gak tahu om,"

Daren hampir menangis, "Kamu bisa tinggal di rumah Om. Dan om bakal bantu kamu buat ingat lagi secara perlahan," Daren mencoba menenangkan Nacha yang masih menangis, tubuh gadis itu sangat lesu dan rapuh.

"Apa yang dilakukan papah kamu, semuanya demi kebaikan kamu sendiri Cha, "

**

Matahari perlahan muncul dengan sinarnya yang menyinari bumi. Memberi kehangatan dan pertanda pagi. Nacha sudah bangun dari tidurnya. Walau hari ini seharusnya ia pergi ke sekolah, tapi gadis itu sepertinya tidak akan melakukan hal tersebut di karenakan ayahnya yang masih terbaring lemah.

Nacha sangat prihatin dengan kondisi ayahnya sekarang, tubuh putih pucat itu seakan tidak bernyawa, Farel harus bernafas dengan bantuan alat. Dokter memberitahu Nacha bahwa kondisi Farel memburuk.

Nacha siap dengan baju kemejanya, karena hari ini ia harus bekerja kembali di cafe agar bisa mendapat uang untuk membayar tagihan rumah sakit dan makan. "Pah, Nacha pergi kerja dulu ya, maaf Nacha gak pernah kasih tau papah kalau sebenarnya Nacha kerja. Maafin Nacha ya pah, cepet sembuh, " Nacha mencium kening papahnya dan juga tangan pria tersebut.

Nacha gak masalah harus kerja dari pagi sampai malam asal papah sembuh, gadis itu kembali menangis dan segera keluar dari ruangan.

**

Nathan penasaran dengan kemana perginya Nacha karena gadis itu tidak masuk sekolah, apa mungkin hanya karena gadis itu marah pada Nathan sampai tidak masuk sekolah?

Nathan mengerutkan dahinya ketika melihat kursi Nacha yang kosong dan hanya ada Geisha, Dira dan Vallen di kelas 11 IPA 3 tersebut. Nathan menghampiri ketiganya.

8 Misi Rahasia [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang