26. Latihan Mendadak

3.3K 268 18
                                    

Nathan baru saja membersihkan motornya di halaman rumah di bantu kakak lelakinya yang kini terduduk di lantai teras sembari mengipasi dirinya menggunakan kipas kecil milik ibu mereka.

"Dasar lo bukannya bersihin sendiri malah minta gue bantuin!" Arka menggerutu kepada adiknya yang masih mengelap motor.

"Biar nambah pahala, dosa lo dah banyak," Seketika sendal jepit berwarna hitam melayang dan menghantam motor yang baru saja mereka cuci.

Plak!

"Bersihin!" perintah Nathan kepada Arka yang sudah melempar sendal ke arah motornya yang sudah bersih dan mengkilap.

"Bodo amat emang gue pikirin?" Lelaki tinggi dengan kaos hitam dan celana pendek tersebut memasuki rumahnya dan tidak perduli dengan teriakan Nathan yang memakinya.

"Sialan!" kesal Nathan.

Ia membersihkan kembali motornya, jam menunjukkan pukul 16.15, artinya sudah sore untungnya Nathan sudah mandi. setelah membereskan motornya ia kembali masuk ke rumah dan rebahan di sofa ruang tamu sembari menyalakan TV.

"Enak banget rebahannya, " Aldran datang dengan secangkir kopi di tangannya lalu duduk di Sofa lain dekat Nathan.

"Enak karena capek," jawab Nathan sembari menutup matanya.

Baru saja 5 menit ia memejamkan mata, dering handphonenya berbunyi pertanda panggilan masuk, "Handphone kamu bunyi tuh," ucap Aldran.

Nathan membuka matanya malas dan meraih handphone yang ada di meja sampingnya. Dan melihat Shelin yang menelfon.

Hallo?

Hallo Nat, lo di mana?

Rumah

Lo harus ke sekolah Nat penting! Penyelenggara lomba mau semua sekolah menampilkan pentas seni termasuk sekolah kita. Lo bisa kan Nat?

Nathan terkejut. Awalnya penyelenggara lomba hanya memberitahukan bahwa pentas seni akan di tampilkan oleh beberapa sekolah terpilih kecuali Danendra II karena sudah di pilih untuk menjadi tempat acara berlangsung. Pasti saat ini pengurus OSIS tengah risau.

Gue ke sana sekarang.

Nathan segera mematikan sambungan telefon dan bergegas ke kamar tidurnya mengambil jaket serta dompet. "Mau kemana Nat?" Tanya Aldran yang masih berada di ruang tamu.

"Ke sekolah pah, penting," Nathan menyalimi ayahnya tersebut dan segera mengambil kunci motornya yang ada di meja.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam, hati-hati. "

**

Nathan sampai di sekolahnya dan semua pengurus OSIS ada di sana beserta murid-murid yang pastinya di kerahkan untuk tampil esok hari bayangkan saja mereka latihan mungkin tidak sampai setengah hari. Sangat mendadak.

Nathan menghampiri bu Rima dan Pak Bagus yang membimbing. "Nathan untungnya kamu datang!" Bu Rima tampak senang dengan kedatangan Nathan.

Lalu keempat temannya menyusul, "Widi... ada donat. Sumpah ya gue terakhir kali di sekolah waktu sore sampe malem itu pas LDKS," Aldo terkekeh. Aldo sangat senang jika berada di sekolah sore sampai malam bersama teman-temannya, karena seperti berada di masa MPLS dimana dulu ketika jurit malam bukannya Aldo yang takut malah Aldo lah yang menakut-nakuti seniornya.

"Kangen ngerjain senior anjir! " Aldo tertawa bangga karena ketika itu senior-seniornya benar-benar ketakutan akibat ulah Aldo.

"Sa ae lo cengek!" Zivar tertawa melihat tingkah Aldo. Saat pertama Zivar bertemu Aldo ia menyangka Aldo itu orangnya tidak banyak bicara padahal kebalikannya bahkan sudah seperti ronggeng monyet.

8 Misi Rahasia [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang