42. Mading Sekolah

3.2K 276 60
                                    

Liburan semester 1 telah berakhir, semuanya berlalu begitu cepat hingga tak menyadari bahwa hari ini hingga nanti semua harus lebih giat belajar agar bisa naik kelas dan meraih nilai tinggi. Baik juara umum maupun juara kelas.

Nacha berjalan dengan cepat menyusuri koridor, ia lupa belum menyelesaikan tugasnya dan berniat akan mencontek pada Dira, memang bukan kebiasaan nya untuk menyontek tapi mau bagaimana lagi, dirinya lupa bahwa ada tugas liburan di minggu kemarin.

Sesekali ia melihat ke arah jam tangan yang di pasang di tangan kirinya. Untungnya bel masih lama dan Nacha bisa meluangkan waktu untuk mencontek tugas Dira.

"Eh ada apaan sih?"

Langkah Nacha terhenti di dekat sekumpulan murid yang tengah melihat sesuatu yang di tempel di mading sekolah. Hal itu membuat Nacha ikut penasaran. Semua berbisik tentang sesuatu yang ada di mading tersebut.

Akibat rasa penasaran yang tinggi, Nacha menerobos kerumunan hingga sampai tepat di depan mading. Nacha terkejut saat melihat tempelan baru di mading sekolahnya. Dirinya hampir tidak percaya bahwa itu adalah orang yang ia kenal.

"Gue gak nyangka banget sih Kirana kayak gitu."

"Dia kan model sekolah, bisa-bisanya main sama om-om kayak gitu."

"Parah sih, di balik wajah cantiknya ternyata kayak gini."

Bisikan-bisikan dari murid lainnya membuat Nacha memikirkan Kirana sekarang. Bagaimana kalau Kirana tahu foto dirinya di pasang di mading.  Nacha hendak mencopot foto tersebut.

Tapi seseorang terlebih dahulu mencopot foto-foto tersebut dan merobeknya dengan air mata yang mengalir di pipinya. Kirana menatap semua murid-murid yang tadi berkerumun di depan mading.

"Oh, jadi ini yang katanya model sekolah tapi makan siangnya di Cafe sama om-om?"

"Cantik sih, tapi murahan!"

"Malu-maluin sekolah lo!"

"Kayaknya liburan kemarin itu jadi kesempatan emas ya Na?"

Semua murid memojokkan Kirana membuat gadis itu frustasi. "DIAM!!" Teriaknya, semua diam seketika.

"Lo semua gak tahu apa-apa!" Baru kali ini Nacha melihat seorang Kirana menangis di depan umum.

"Gak tahu apa-apa? Lo kira kita buta? Kita udah udah lihat semuanya jadi lo enggak bisa ngelak lagi!" Suara itu berasal dari Eca, sahabat Kirana sendiri.

Kirana menatap tidak percaya pada kedua sahabatnya itu. "Cha, Ra?"

"Kalau murahan ya murahan aja kali, udah jelas juga buktinya."

"Harusnya lo malu Na, muka lo selalu ada di majalah sekolah atas nama model, sekarang muka lo ada di foto gosip dan makan bareng om-om. Dasar gak punya malu!"

Kirana dengan cepat pergi meninggalkan kerumunan yang masih berada di depan mading. Nacha hendak menyusul gadis itu tapi tangannya di cekal oleh Vallen.

"Lo jangan susul Kirana. Dia gak pantes buat lo kasihanin."

Vallen dengan cepat menarik tangan Nacha untuk pergi ke kelas meninggalkan kerumunan tadi yang masih saja membicarakan kejelekan Kirana.

Entah dari mana datangnya foto itu, yang jelas terdapat Kirana dan lelaki paruh baya di foto tersebut dan terlihat sedang menikmati makanan di sebuah Cafe, tetapi yang menjijikkan di foto tersebut adalah  pria paruh baya itu mengelus surai hitam Kirana dengan mesra membuat pro dan kontra. Itu bukan ayah Kirana ataupun keluarganya karena mereka tahu betul keluarga Kirana seperti apa.

8 Misi Rahasia [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang