"Yakin Cha gak mau bareng aja pulangnya sama kita? Nih si Vallen lagi insaf bawa kendaraan sendiri," tunjuk Geisha pada Vallen.
"Bawa salah gak bawa makin salah, pinplan ni anak," kesal Vallen. Sedangkan Geisha terkekeh.
"Just Kidding Len,"
Nacha hanya tersenyum, "Berisik ih lu pada," protes Dira.
"Iyalah yang lagi PDKT sama Oki mah beda!" celetuk Vallen membuat Dira mendelik ke arahnya.
Sudah tak asing lagi dengan kabar kedekatan Dira dengan Oki sahabat Nathan yang terkenal sangat cuek, entah kenapa Dira bisa luluh pada lelaki yang bernama lengkap Ozitra Wildana itu. Namun sering di panggil Oki oleh semua teman-teman Nathan jadilah semuanya mengikuti. Katanya biar lebih mudah dan gampang di ingat.
"Kalian duluan aja deh," ucap Nacha. Mereka mengangguk mengiyakan dan pamit untuk pulang bersama Vallen yang membawa mobilnya jadi semua bisa numpang di mobil Vallen hingga sampai ke rumah.
Nacha kembali terduduk di bangku panjang dekat lapangan, hari semakin sore namun Nathan sepertinya belum selesai dengan urusannya di ruang OSIS. Entah apa yang di bicarakan Nacha tak terlalu ingin tahu.
"Nacha, ngapain masih di sini?" seseorang bertanya pada Nacha. Gadis itu menoleh.
"Nunggu Nathan, oh ya lo liat Nathan?" tanya Nacha pada Shelin. Gadis itu mengangguk tandanya ia melihat Nathan.
"Nathan lagi ada urusan sama Ziyan mungkin sebentar lagi. Gue balik dulu ya," Nacha mengangguk.
Shelin, gadis itu sangat cantik, ramah dan pintar, duduk di kelas 11 IPS 1. Banyak yang membicarakannya. Nacha akui Shelin itu cantik bahkan terkadang ia iri padanya. Tapi setelah di fikir lagi ia juga harus men-syukuri apa yang Tuhan telah beri padanya. Walau Nacha juga selalu mendengar pujian yang di lontarkan teman sekolahnya karena dia cantik dan pintar tapi sama sekali tak membuat dirinya sombong atau menganggap dirinya dalam posisi teratas.
Nacha menatap sepatunya, kemudian teringat sesuatu.
Gadis dengan hoodie abu itu berjalan ke arah pigura foto tua yang ia ambil di meja kerja ayahnya. Ia menatap wanita yang menggendong seorang bayi tapi tak tahu siapa sebenarnya wanita itu. Ia membalik pigura mendapati tulisan yang membuatnya sedikit terkejut. Katrin Aldara, Nacha Aldara.
Wanita tersebut memiliki nama panjang yang sama dengan nama panjang miliknya, sampai ia berfikir mungkin ini adalah ibunya. Ia menguatkan hatinya dan yakin itu adalah ibu kandung yang ia lupa namanya dan wajahnya akibat hilang ingatan waktu dulu.
Lalu meraih selembar surat dan membacanya.
Ku titipkan surat dan pigura foto ini. Ku titipkan anakku, jika kamu tidak mau aku mengurusnya lagi tak apa, biar aku yang mengalah. Tapi tolong maafkan kesalahan yang telah ku perbuat,itu semua tak aku inginkan. Aku harap kamu bisa memberi kesempatan untuk aku bertemu dengan Acha kembali.
Bandung, 22 April 2003
Kepala Nacha sakit saat membaca surat tersebut. Sekelabat bayangan hitam terlintas di kepalanya serasa tak asing dengan nama Acha apa itu nama panggilan untuknya?
"Lo ngapain di sini?" Nathan membuyarkan lamunan Nacha.
"Nunggu lo," Nacha berdiri dari duduknya.
"Gue minta lo nungguin gue kalau gue gak pulang telat. Kenapa lo masih nunggu?" Nacha mengubah wajahnya menjadi datar.
Gadis itu kan niatnya baik ingin menunggu Nathan walau lelaki itu telat. "Di tanya tuh jawab jangan diem kaya patung," kalimat itu di lontarkan kembali oleh Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
8 Misi Rahasia [COMPLETE]
Teen Fiction[SQUEL CERITA ALNARA] Karena ulahnya sendiri, Nathan harus masuk ke dunia petualangan yang dunia tersebut sangat-sangat tidak di sukainya. Misi yang di buat Nacha membuat Nathan berfikir bahwa gadis itu konyol dan misi itu sangat tidak berguna. Tap...