30 votes & 50 comments
to unlock the next chapter 👁👄👁
💦
"Izinkan gue menebus semua kesalahan di masa lalu," gumam Sadewa sembari mengelus punggung Samantha. "Gue bakal berubah, supaya pantas bersanding sama lo, dan jadi contoh yang baik untuk anak kita! Sam, kasih gue kesempatan, please?" pintanya dengan penuh pengharapan.
Samantha menggeleng dan mendorong tubuh Sadewa, tapi ia tak punya tenaga untuk melawan cowok itu.
Sadewa melepas dekapannya, lalu menghapus air mata Samantha dengan ibu jarinya dan menatap manik hitam di hadapannya. "Gue tau lo butuh waktu. Tapi, gue mohon ... jangan larang gue untuk ketemu Cleo. Bagaimana pun juga, Cleo anak gue. Anak kita berdua!"
💦
Detik jam dinding terdenggar menggema di ruangan berukuran 8x6 meter. Lampu LED yang dipasang di setiap sudut plafon gypsum, dinyalakan hingga memancarkan warna kemerahan yang menjadikan ruangan itu terlihat misterius.
Tampak seorang lelaki yang sedari tadi duduk di sofa sembari menenggak minuman kaleng. Di belakangnya, terdapat kasur berukuran besar yang ditutupi seprai putih motif kotak-kotak dan bed cover hitam.
Sudah satu jam, lelaki itu tak berpindah sedikit pun dari posisinya, pandangannya terpaku pada layar laptop yang menunjukkan beberapa tab laporan pekerjaan. Namun, sebenarnya bukan itu yang menjadi pemikirannya saat ini, sepasang manik abunya menatap kosong pada kursor yang berkedip pada laman Microsoft Words.
Lelaki itu adalah Sadewa Alviano. Akhir-akhir ini, ia kehilangan minat menjalani hari-harinya semenjak bertemu mantan kekasih. Entah mengapa, rasanya seperti ada sesuatu yang meluap-meluap dan hendak meledak dari dalam sanubarinya.
Bagaimana mungkin, selama lima tahun terpisahkan dengan cara yang tidak adil, kini keduanya dipertemukan lagi? Seketika sudut bibir Sadewa tertarik ke atas seraya berpikir bahwa ketika Tuhan bercanda, di situ akan ada derai air mata.
Helaan napas berkali-kali diembuskan, ekor matanya melirik pada jam digital di sudut bawah layar. "Udah jam sebelas," gumamnya dengan suara berat. Ia melepas kacamata bulat dengan model kekinian dibalut frame black doff. Setelan kaos hitam dan boxer putih, membuatnya terlihat muda meski kini usianya hampir seperempat abad.
Layar laptop meredup ketika Sadewa menekan tools shut down, kemudian ia berjalan menuju kasur. Dengan perlahan, ia menaiki kasur itu dan menutupi sebagian tubuhnya dengan bed cover, sedikit miring ke kanan untuk memandangi wanita cantik yang tidur pulas di sebelahnya-wanita yang telah menemaninya dalam lima tahun terakhir, Angelica Rachel.
Sadewa mengusap pipi Rachel, merapikan helaian rambut yang menutupi sebagian wajah sang istri, kemudian mencondongkan tubuh dan mengecup pipi kirinya, cukup lama-setidaknya dengan begini, ia bisa sedikit menenangkan perasaannya.
Kini, Sadewa merebahkan tubuhnya secara sempurna dan menatap nanar pada gypsum di atasnya. Tak dipungkiri, sosok yang kembali hadir tempo hari berhasil menciptakan kebimbangan dalam dirinya; haruskah ia kembali menyapa atau menganggapnya angin lalu saja?
💦
Hey! Masih ada pembaca setia SamSad couple gak, ya?
Aku sengaja bikin trilogi demi kalian, loh! 😙
Yok, komen, biar semangat ngetik hehe..
💦
Published: 2 March 2021
Love,
Max
Klik 🌟, ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Bahtera, Satu Cinta • Trilogy Of Sadewa (COMPLETED)
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA] Baca Sadewa & Samantha dulu!! Genre: Romance - Dewasa | 21+ "Gue cuma pengin melampiaskan kangen ke lo, wajah yang selama ini gak bisa gue lupain." Sadewa hendak meraih tengkuk Samantha, namun ditepis. "Kalo waktu bisa diputar...