22. Angel's Fashion 👗

859 66 8
                                    

Cerita ini banyak yang baca, tapi gak ada yang komen ☺ Sedih 😭.” - Max.

💦

“Kak, ini bajunya ada yang ukuran XL?” tanya pembeli remaja perempuan pada Namira seraya menyerahkan baju gamis muslimah bermotif renda. Ia ditemani beberapa temannya yang juga sibuk berburu baju, karena Angel's Fashion sedang mengadakan diskon besar-besaran. Alhasil, rumah toko dengan tiga lantai itu tampak ramai dipenuhi pengunjung.

Namira pamit pada ibu-ibu yang tadi memanggilnya untuk mengambilkan baju serupa dengan warna berbeda, kemudian menghampiri Nisa. “Sebentar, Kak, saya carikan dulu,” ujarnya. Nisa mengangguk, kemudian beralih melihat baju lainnya. Sementara Namira bergegas ke ruang gudang untuk menyuruh Juni mencarikan baju yang dimaksud.

Setelah proses recruitment beberapa minggu lalu, kini toko Angel's Fashion memiliki beberapa pegawai baru, salah satunya Samantha. Dikarenakan kemahirannya dalam bidang administrasi, Samantha diminta mengisi posisi sebagai admin rekap dan kasir.

Samantha suka bekerja di sini, selain karena lingkungan teman kerja yang asik dan seru, tidak ada rasa benci dan iri hati yang timbul di antara mereka, juga gaji yang diberikan cukup layak.

Antrian cukup panjang, sementara pegawai kasir hanya Samantha dan Dina, sehingga keduanya harus bekerja extra cepat dan teliti agar tidak membuat para pembeli lelah menunggu. Tangan Samantha tampak lincah saat mengabsen setiap label harga yang menempel di baju pada barcode scanner,  melepas label tersebut, menghitung uang yang diterima dari pembeli, lalu  memasukkan belanjaan dalam kantong plastik.

Di situ terasa sesak, untung AC yang terpasang dan disetel dengan suhu rendah, mampu mengusir rasa gerah. Di setiap sisi dinding disediakan bangku panjang nan empuk, juga desain toko yang modern classic memberikan kenyamanan tersendiri bagi pengunjung.

Lonceng yang digantung di atas pintu otomatis berbunyi ketika ada yang masuk atau keluar dari toko. Seorang wanita bertubuh semampai berjalan memasuki toko dengan langkah gemulai. Ia langsung menghampiri booth bagian dress dan mulai menilik koleksinya satu persatu. Dalam sekejap, ia berhasil mendapatkan dress yang amat cantik untuk agenda pertemuan dengan teman-teman sosialitanya, namun ketika ditempelkan di tubuhnya, dress itu tampak kebesaran.

Wanita berkacamata fashion dengan lensa gelap itu berjalan menghampiri salah satu pelayan toko untuk menanyakan ukuran dress yang sesuai dengan tubuhnya. Merasa diabaikan, lantas ia beranjak ke kasir, namun sedetik kemudian langkahnya terhenti tatkala iris hitamnya menangkap sosok yang sangat dikenali. Kedua pundaknya tampak naik turun, kemudian dengan keyakinan diri ia kembali melangkah. “Boleh carikan ukuran M?”

Samantha menoleh, tangannya sibuk memasukkan belanjaan pembeli ke kantong plastik. “Silakan tanya sama pelayan yang di sana ya, Kak.”

“Udah, tapi mereka sibuk semua,” jawab wanita itu. Tangannya terlihat meremas dress yang digenggamnya. “Apa kamu gak bisa bantu carikan?”

Samantha diam sesaat, menoleh pada Dina di sebelahnya yang sibuk menghitung uang. Pandangannya berpendar, benar saja ... semua pegawai memang sibuk melayani para pembeli. Lantas, ia berucap pada pembeli di antrian kasir untuk menunggu sejenak di kursi, sembari ia ke belakang untuk mencarikan dress yang diminta wanita berambut pirang kecoklatan itu.

Wanita itu mengikuti Samantha menuju gudang di belakang toko. “Upss, sorry. Gak sengaja,” ucapnya ketika tak sengaja menabrak Samantha dari belakang. Samantha mengangguk tak acuh, menyuruh Juni untuk mencarikan dress tersebut, sementara si wanita itu menunggu di luar. Usai mendapatkan yang diminta, Samantha bergegas menyerahkan dress itu pada calon pembeli.

Dua Bahtera, Satu Cinta • Trilogy Of Sadewa (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang