"siders yang gak vote & comment bukan teman aku!" - Cleo.
💦
Layar televisi menampilkan sinetron yang tengah naik daun, faktor utamanya karena para aktor yang tampan dan cantik, serta bertalenta berhasil membius kalangan ibu-ibu untuk setia menontonnya. Termasuk Rachel, meskipun ia bukan maniak sinetron, tetapi teman-teman di sirkel pergaulannya sering membahas tokoh utama yang sangat tampan. Alhasil, ia penasaran dan memutuskan menontonnya.
Mata yang terasa berat, tetap dipaksakan untuk terjaga, menanti sang suami yang sampai jam sepuluh malam ini belum pulang. Rachel khawatir, lantas ia meraih ponsel yang tergeletak di sebelahnya, kemudian membuka ruang pesan yang sengaja disematkan di posisi paling atas. Pesan terakhirnya yang menanyakan keberadaan lelaki itu masih belum dibaca, ia pun kembali mengirimi pesan yang sama dengan perasaan tak keruan.
Penghuni rumah sudah terlelap, hanya Rachel dan Pak Eko yang masih berjaga. Rachel terus memegangi perutnya yang terasa perih, sedari tadi ia belum makan, sengaja menunggu Sadewa untuk makan malam bersama. Ia bersandar di sofa dengan mata terpejam, lima menit kemudian terdengar suara deru mesin memasuki kawasan rumah, dengan segera, Rachel beranjak menyambut sang suami.
Pintu utama setinggi dua meter terbuka, sosok yang terlihat lesu itu tak menyapa Rachel yang memberikan senyum termanisnya. Ia hanya menyerahkan tas kantor pada si istri dan melenggang menuju kamar yang berada di dekat tangga. Rachel terdiam melihat tingkah laku Sadewa yang tak biasanya seperti ini, meskipun lelah, lelaki itu tetap akan menyapa dan memeluknya dengan erat.
Tak ingin ambil pusing, pintu rumah kembali ditutup, televisi pun dimatikan kemudian Rachel bergegas menyusul ke kamar. Di situ, kemeja, jas dan celana Sadewa sudah bertebaran di atas karpet, sementara si empunya sedang membersihkan badan di kamar mandi.
Tas diletakkan di sofa, kemudian Rachel memunguti pakaian Sadewa satu persatu. Namun, saat mengambil kemeja putih itu, matanya membulat sempurna ketika melihat sesuatu yang menyayat hatinya. Ia perhatikan dengan saksama, dan sangat jelas jejak yang tertinggal di kemeja itu adalah kecupan dari lipstik warna merah, yang mana ... itu bukan milik Rachel.
Bak disambar petir, Rachel terduduk lemas di sofa seraya menggenggam kemeja itu dengan kuat. Ia berusaha menepis pikiran buruknya, tak mungkin jika Sadewa bermain dengan wanita lain di belakangnya.
Seketika, pintu kamar mandi terbuka, Sadewa keluar dengan hanya menggunakan boxer tanpa atasan. Ia mengeringkan rambut dengan handuk kecil, lalu menatap Rachel yang melamun. "Kamu kenapa?"
"Hah?" Rachel tersadar dari lamunannya dan menggeleng pelan. "Gak papa." Ia kembali memunguti pakaian Sadewa, lalu dimasukkan ke keranjang dekat pintu kamar mandi, untuk kemudian dicuci esok hari. "Makan, yuk?"
"Aku udah makan," jawab Sadewa dengan datar. Ia mengecek ponselnya, lalu mematikannya, seolah malam ini sedang tidak ingin diganggu siapapun. Ia merebahkan tubuh lelahnya di kasur dan memejam, tanpa mempedulikan Rachel yang masih diam di tempat. "Can you turn off the lamp? I wanna sleep."
Senyum getir terulas di bibir Rachel, sikap Sadewa malam ini sangat berubah, seakan tidak peduli dengannya. Kini, lampu kamar dimatikan, ia bergegas keluar kamar menuju dapur, meski hatinya sedang bersedih, tapi ia tetap harus mengisi perutnya. Satu dua suap nasi dipaksakan untuk ditelan, jika tak ingat dengan penyakit magh, mungkin ia tidak akan makan di tengah malam begini.
Lauk spesial yang sengaja dimasak, kini dingin tak tersentuh. Sesak rasanya, namun bagaimana lagi? Sudah bukan satu dua kali Sadewa tidak menemaninya makan malam, Rachel pun sudah terbiasa dan bisa memaklumi. Tapi, ada yang aneh dengan sikap Sadewa akhir-akhir ini, ditambah dengan bukti baru yang ia dapat.
Sepasang netra hitam itu memicing menatap ikan gurameh asam manis yang masih utuh. Sedetik kemudian, jantungnya berdegup kencang. Tak sadar, sendok dan garpu digenggamnya dengan kuat. Ia bergumam dalam hati. "Perempuan mana yang berani mendekati suamiku?"
Rachel mengetahui tentang kedekatan Sadewa dengan Syakilla, namun ia percaya bahwa hubungan keduanya sebatas rekan kerja. Namun, apakah mungkin keduanya bermain api? Atau jangan-jangan .... Iris hitamnya membulat sempurna ketika teringat dengan sosok yang tiba-tiba muncul kembali di kehidupan mereka, dengan perasaan kalut, ia menggeleng pelan seraya bergumam, "Samantha?"
💦
A/N: Hayooo, siapa nih orang ketiganya? Gimana Chel, rasanya ditikung perempuan lain? Gak enak, kan?
.
Published: 9 Maret 2021
Love,
Max
Klik 🌟, ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Bahtera, Satu Cinta • Trilogy Of Sadewa (COMPLETED)
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA] Baca Sadewa & Samantha dulu!! Genre: Romance - Dewasa | 21+ "Gue cuma pengin melampiaskan kangen ke lo, wajah yang selama ini gak bisa gue lupain." Sadewa hendak meraih tengkuk Samantha, namun ditepis. "Kalo waktu bisa diputar...