"Kalian lihat tombol vote dan kolom komentar? Yak, di bawah situ. Silakan diisi, oke!" - Samantha.
💦
Terik matahari terasa menyengat, membuat peluh membanjiri tubuh warga Kota Jakarta yang tengah beraktivitas siang ini. Polusi yang mengepul dari bermacam-macam knalpot kendaraan, mengakibatkan udara terasa sesak. Jalanan padat merayap, di atasnya terdapat jembatan penyebrangan.
Beberapa pejalan kaki tampak buru-buru melewati jembatan itu, bahkan ada yang berlari bahkan hampir terjerembab oleh permukaan jembatan yang tidak rata. Lelaki berjanggut lebat itu sempat menabrak Samantha yang berjalan berlainan arah dengannya, tampaknya ia sedang mengejar waktu untuk segera kembali ke kantor yang letaknya dekat dari situ, karena sebentar lagi jam istirahat berakhir.
Samantha berpegangan di pembatas jembatan, kemudian menoleh ke belakang. "Udah nabrak, gak minta maaf pula!" gerutunya dengan kesal. Lantas, ia memungut amplop cokelat yang terjatuh di dekat kakinya dan melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan.
Usai makan siang di warung, Samantha melihat iklan lowongan pekerjaan di website tempatnya mencari kerja. Meskipun bukan bidang yang digeluti saat kuliah, namun ia akan mencoba peruntungannya kali ini. Dengan semangat, Samantha terus memantau letak toko di Google Maps. "Hm, lima menit lagi," ucapnya setelah menuruni tangga terakhir.
Ia berbelok ke kanan, menyusuri jalan setapak khusus bagi pejalan kaki, lelah tak dirasakan lagi, karena bayangan putra dan putrinya seakan memberi kekuatan tersendiri baginya. "Pokoknya, kali ini gue harus lolos!"
"Your destination is at the left." Begitu arahan dari operator Google Maps, dan benar saja ... saat menoleh ke kiri, Samantha telah berada di tempat tujuan. Ia mendongak, membaca plang nama toko itu dengan saksama. "Angel's Fashion. Benar, ini tempatnya!" serunya. Ia memasuki toko itu dan disambut dua pegawai di sana.
"Selamat siang, selamat datang di Angel's Fashion. Selamat berbelanja," sapa perempuan berjilbab biru dengan setelan seragam biru dan putih. "Ada yang bisa saya bantu?"
Samantha tersenyum kikuk, tangannya yang memegangi amplop cokelat itu sedikit bergetar. Perasaan tidak percaya diri kembali menghampirinya. "Saya lihat di sini buka lowongan kerja, ya?" tanyanya dengan hati-hati.
"Oh, mau melamar pekerjaan?" tanya pegawai yang bernama Namira. Samantha mengangguk mengiakan. "Mari, ikut saya," ujarnya seraya mengantarkan Samantha menuju ruangan yang letaknya di dekat kasir.
"Permisi, Bu Yuni." Namira mengetuk pintu, untuk beberapa saat terdengar suara dari dalam ruangan tersebut. Langsung saja, ia membuka pintu dan memberitahu mengenai Samantha. Bu Yuni mempersilakan masuk, kemudian pintu ditutup lagi oleh Namira.
"Selamat siang, Bu," sapa Samantha seraya menunduk dengan hormat. Ia dipersilakan duduk berhadapan dengan wanita paruh baya, yang sepertinya sedang sibuk dengan administrasi toko. "Mohon maaf mengganggu waktu Ibu, saya Samantha, ingin melamar pekerjaan di sini. Apakah lowongan tersebut masih tersedia?"
Bu Yuni melepas kacamata emasnya, kemudian mengamati penampilan Samantha. Lantas, ia membuka berkas lamaran yang tadi diserahkan Namira dan membacanya dengan saksama. "Pengalaman kuliah dan kerja saudara sangat bagus," gumamnya seraya membaca isi portofolio itu. "Apa saudara yakin ingin bekerja di sini? Sebagai karyawan yang melayani para pembeli?"
Senyum tipis terulas di bibir Samantha, rasanya ia seperti mendapat angin segar dan jalan keluar dari permasalahannya. Tanpa ragu, ia menjawab, "Saya yakin, Bu. Saya ingin bekerja di sini."
Bu Yuni meletakkan berkas di atas meja, kemudian menyatukan kedua tangannya sembari menatap Samantha dengan tajam. "Saya ingin memiliki karyawan yang setia, jujur dan bertanggung jawab. Apa saudara memenuhi kriteria itu?" tanyanya. Samantha mengangguk dengan mantap. "Baik, sebelumnya... suadara akan saya training dalam waktu satu minggu. Apabila dapat menunjukkan kinerja dengan baik, saya akan mempertimbangkan untuk mengangkat saudara sebagai karyawan tetap."
Samantha tersenyum lebar, matanya berkaca-kaca. Ia pun mengangguk beberapa kali dan mengucap terima kasih karena telah diberi kesempatan untuk bekerja di sini. Bu Yuni memanggil Namira kembali dan menyuruh gadis berusia delapan belas tahun itu untuk mengarahkan Samantha mengenai posisi dan job description apa yang harus dikerjakannya.
Dengan sukacita, Samantha meninggalkan ruangan Bu Yuni dan mengikuti Namira yang membawanya menuju ruang karyawan untuk meletakkan barangnya. Namira memberi penjelasan dasar mengenai etika dan tata cara dalam melayani pembeli, dan Samantha pun sudah memahami itu, karena sebelumnya ia pernah bekerja di posisi yang sama untuk waktu kurang lebih enam bulan. Namira meninggalkan Samantha untuk bersiap-siap ke ruang toko utama.
Samantha menatap pantulan dirinya di kaca seraya merapikan bajunya, untuk hari ini ia belum mendapat seragam, tetapi mulai besok ... meskipun training, Bu Yuni telah menyiapkan seragam khusus untuknya. "Terima kasih, Tuhan, telah membuka jalan untukku. Semoga, toko ini adalah tempat yang baik untukku bekerja. Aamiin. Semangat, Sam!"
💦
A/N: Yey! Akhirnya dapet kerjaan juga kamu, Sam! Yok bisa yok! Demi Cleo & Freya!
.
Published: 13 Maret 2021
Love,
Max
Klik 🌟, ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Bahtera, Satu Cinta • Trilogy Of Sadewa (COMPLETED)
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA] Baca Sadewa & Samantha dulu!! Genre: Romance - Dewasa | 21+ "Gue cuma pengin melampiaskan kangen ke lo, wajah yang selama ini gak bisa gue lupain." Sadewa hendak meraih tengkuk Samantha, namun ditepis. "Kalo waktu bisa diputar...