"Bantu cerita ini agar dikenal banyak orang, ya. Caranya; vote, comment & share sebanyak-banyaknya. Terima kasih!" - Samantha.
💦
"Gue masih ngeri lihat ekspresi Pak Dewa tadi di ruang rapat, sumpah demi alek! Gue gak pernah lihat dia marah kayak gitu sebelumnya!" Hanny berbisik pada tiga rekan kerjanya, namun karena nada suaranya yang meninggi membuat beberapa orang yang sedang berkutat dengan pekerjaan pun menoleh ke arahnya. Sudah biasa Hanny dianggap dalang dari setiap gosip yang beredar.
"Gue setuju sama lo! Gue juga takut lihat Pak Dewa ngamuk-ngamuk! Meskipun dia ganteng dan tipe gue banget, tapi kalo ngamuk gitu ... merinding lihatnya!" timpal Berliana Farida, sekretaris divisi humas bersama Hanny. Wanita yang baru saja memasuki usia dua puluh enam tahun itu memang diam-diam menyukai Sadewa, bahkan tak jarang ia sering berkhayal untuk dijadikan simpanan oleh si bos.
Fahri berdiri di sebelah meja kerja Hanny sambil memegang gelas berisi teh hangat yang baru saja dibuatnya dari dapur khusus karyawan. Ia terkekeh geli mendengar ucapan keduanya. Kemeja hitam terlihat sangat pas di tubuhnya yang proporsional, dengan dua lengan baju yang digulung sampai sebatas siku. Ia menatap Hanny, Berliana dan Galang secara bergantian. "Lo semua kebayang kan, gimana jadi gue? Yang hampir tiap saat mendampingi dia dan menanggapi semua keluh kesahnya, bahkan amukannya kalau ada hal yang gak berjalan sesuai rencana."
Galang mengangguk setuju, lalu memutar kursinya menjadi berhadapan dengan Hanny. Ia mengambil kentang goreng yang dipesan Berliana lima menit lalu menggunakan aplikasi ojek online, dan menyantapnya dengan lahap, membuat si empunya bersungut marah dan mengomelinya. "Gue bisa ngerti sih, kenapa doi semarah itu. Kalian bayangin aja, perusahaan ini kan ... punya mertuanya. Beliau dikasih tanggung jawab dan kepercayaan, tapi belum lama menjabat ... eh, ada konflik besar kayak gini. Wajar aja kalo pak bos shock."
"Lo benar, Lang. Jadi CEO tuh gak segampang kayak yang lo pada baca di Wattpad!" ucap Fahri pada Hanny dan Berliana. Ia sering memergoki keduanya membaca cerita bergenre romantis ala CEO Las Vegas di sela-sela waktu kerja, bahkan ia pun sampai muak meladeni khayalan Hanny dan Berliana yang selalu berharap dijodohkan dengan CEO tampan dan kaya raya, macam Christian Grey.
Hanny pun mendesis sebal kemudian bertukar pandang dengan Berliana, membisikkan sebuah nama tokoh yang saat ini cukup membuat mereka tergila-gila, dan benar saja ... sedetik kemudian, keduanya pun terbahak cukup keras sambil bersahutan membahas adegan intim apa saja yang pernah dibaca dengan wajah bersemu kemerahan.
Brak! Fahri memukul meja Hanny, tipis sekali hampir mengenai laptop yang menyala, menatap kedua wanita itu dengan intens. "Standar lo ketinggian, sementara kualitas diri lo di bawah rata-rata."
"Hahaha!" Galang tertawa terpingkal-pingkal, puas sekali mendengar celetukkan Fahri yang sangat mengena di hati, hingga membuat Hanny dan Berliana merengut kesal. "Makanya, sadar diri dong. Jangan halu mulu! Cowok di dunia nyata aja pada jauhin lo, apalagi CEO macam Pak Dewa!"
"Hahaha!" Fahri dan Galang bertos ria dengan ekspresi geli, terus menggoda Hanny dan Berliana. "Lang! Bentar lagi ada yang ngamuk nih!"
"Bawel banget sih, lo? Kayak emak-emak di pasar tau gak? Canda, emak-emak!" Hanny berucap dengan kesal, ekspresinya dibuat sejelek mungkin, berharap Fahri dan Galang mati dalam keadaan ketawa. "Lo lihat aja, besok gue bakal sebar undangan kawin sama konglomerat! Ya kan, Ber?" tanyanya. Berliana mengangguk mengiakan.
"Gue percaya kok, asalkan ...." Galang menggantungkan ucapannya seraya bertukar pandang dengan Fahri sambil tersenyum miring. Ia beralih menatap Hanny dan Berliana yang penasaran dengan ucapannya selanjutnya. "Lo harus secantik dan seseksi Annastasia Steele, atau paling enggak ... kayak istri bos kita, Bu Rachel."
"Anying juga lo, Lang!" Hanny memukuli Galang dengan setumpuk berkasnya, membuat Galang mengaduh kesakitan. "Gue bisa cakep! Bisa banget malah! Tapi ...."
"Apa?"
"Gue kere."
"Hahahaha! Turut berduka atas ketidak berpihakan takdir untuk mimpi lo itu!"
"Sssstt! Bisa diam tidak?!"
💦
A/N: selingan dulu ya, biar gak bosen sama konflik Sam-Sad 😙
.
Published: 12 Maret 2021
Love,
Max
Klik 🌟, ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Bahtera, Satu Cinta • Trilogy Of Sadewa (COMPLETED)
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA] Baca Sadewa & Samantha dulu!! Genre: Romance - Dewasa | 21+ "Gue cuma pengin melampiaskan kangen ke lo, wajah yang selama ini gak bisa gue lupain." Sadewa hendak meraih tengkuk Samantha, namun ditepis. "Kalo waktu bisa diputar...