06: Dijodohkan

14.4K 755 4
                                    

Aku senang bisa menunggmu, tapi dia lebih beruntung bisa memiliki mu.

RUANGAN berwarna putih menyambut kedatangan Devian dan atensinya hanya fokus kepada satu hal yang dikhawatir-kan Devian belakangan ini, ia melihat mamanya terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan keadaan tertidur.

"Ma, Devian dateng," ucapnya sambil mengelus kepala sang mama.

Perempuan tersebut membuka matanya dan kemudian terkejut melihat putranya yang duduk di sebelahnya.

"Loh kamu udah pulang, tumben biasanya agak malem dikit datengnya, kangen yah sama mama," ujar sang mama—Ayu—menggoda sang putra.

"Iya ma, aku kangen sama mama, makanya mama harus cepat sembuh yah," Devian mencium kening sang mama dan sedikit meneteskan air mata,air mata yang jarang sekali atau bahkan tidak pernah ia keluarkan saat bersama sahabat-sahabatnya.

"Dih kamu kok cengeng banget sih, mana anak mama yang gak pernah nangis walaupun udah jatuh dari motor sampai harus dirawat satu minggu terus bilang ke mama 'gapapa kok ma cuma luka kecil aja' padahal mama udah panik banget ngeliat luka kamu," Ayu mencoba untuk menghibur Sang Anak, ia masih kuat untuk hanya bercanda dengan anaknya, untuk apa ia merasa lemah.

"Apaan sih ma gak usah di ungkit," kesalnya sambil menghapus air mata yang tersisa di pipinya dan membuat Ayu tersenyum.

"Ngomong-ngomong kamu udah mikirin gak apa yang mama bilang kemarin?" Ayu menatap sang putra serius.

"Devian belum mikirin sekarang ma, sekarang Devian mau fokus rawat mama," Devian tidak mengerti jalan pikiran mamanya, bagaimana bisa mama-nya berpikir untuk menjodohkannya disaat ia sedang sakit begini.

"Mama pingin liat kamu nikah, jadi setelah mama gak ada mama gak perlu khawatir lagi, karena kamu udah punya istri yang bisa jaga kamu," ucap sang mama membuat Devian mendelik kesal,ia tidak suka mamanya membahas soal ini.

"Mama ngomong apa-an sih, Devian gak akan membiarkan mama pergi dari sisi Devian,"

"Tapi mama pingin liat kamu nikah, kali ini aja turutin perintah mama sama papa," ujar Ayu sambil menunjuk sang suami yang baru saja masuk.

Devian menghela napasnya panjang, ia masih sekolah masih butuh kerja keras untuk mencapai segala sesuatu dengan kerja kerasnya sendiri, ia masih belum mau menikah apalagi ia masih muda, namun permintaan Sang Mama membuat hatinya mencelos, mungkin ini keputusan yang tepat sekarang.

"Iya Devian bakal nikah dengan gadis pilihan mama," keputusan Devian membuat kedua orang tuanya tersenyum bahagia.

"Pa, cepat hubungin Naomi buat ngabarin hal ini," Ucap Ayu kepada sang suami—Dika Wijaya—

•••

Disisi lain Ferisha dikejut dengan kedatangan kedua orang tuanya yang tampak saling bekerja sama saat ini.

"Buat apa kalian kesini?" ucap Ferisha kasar, ia tidak pernah menginginkan untuk berkata kasar kepada kedua orang tuanya namun entah mengapa rasanya ia sangat membenci kedua orang tuanya sekarang.

"Kedatangan kami kemari ingin ngomongin sesuatu,"

"Yaudah cepetan ngomong," Ferisha sangat muak melihat kedua orang tuanya; Rano dan Naomi.

Married With Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang