27: Pelukan lagi

14.9K 711 57
                                    

Bolehkah aku berharap kau mengatakan hal yang ku inginkan?

"Aku mencintai mu,"

Kalimat yang mudah di baca namun sangat sulit untuk diungkapkan.

SEJAK kejadian tadi pagi di lapangan semua orang menjadikan topik tadi sebagai pembicaraan yang panas, rasanya lucu melihat Devian yang sedang cemburu seperti tadi, banyak yang berandai-andai mereka berganti posisi dengan Ferisha, Ferisha pun yang sudah duduk di dalam kelas tak kuasa menahan senyum sejak ucapan Devian tadi, memikirkannya saja sudah membuatnya kehilangan napas, ia memegang pipinya yang memerah dan mencubit tangannya berulang kali.

"Gila sih buat baper banget si Devian," ucap Bella sumringah, kepalanya ia gelengkan berulang kali tanda tak percaya sikap Devian pada salah satu sahabatnya.

"Iya serius gue juga baper gila, pantesan nih curut ngebet banget pengen dapetin si cowok dingin itu,"

Tiffany pun menyetujui ucapan dari Bella, pantas saja sahabatnya yang satu ini pengen banget pacaran sama Devian, ternyata sekali cowok dingin bertindak romantis langsung masuk ke hati yang paling dalam, sejenak terlintas di pikirannya haruskah ia seperti Ferisha? Mengejar cowok dingin sepertinya? Dan menikah muda sepertinya?

"Coba bayangin si Veno kayak begitu ke gue, hadeuh bisa mati kehabisan napas deh gue," ucap Nada sambil berandai-andai.

"Kalo Veno jangan di harap deh Nad, dia mah suka tebar pesona ke siapa pun," sela Tiffany ketika mendengar ucapan Nada, Nada melihat ke arahnya dengan pandangan sinis, mengapa ia harus mempunyai sahabat laknat seperti Tiffany?

"Enak aja lo, Veno itu setia sama gue, yah walaupun sering tebar pesona, tapi mah lo gak tau aja dia gimana aslinya,"

"Emang gimana, pengen tau gue?" ucap Tiffany seolah-olah penasaran.

Tiffany memutar bola matanya malas dan melipat kedua tangannya di depan dadanya.

"Palingan juga otaknya mereng kalo sama lo, secara lo mereng dia juga mereng, fix lo berdua harus di bawa ke rumah sakit jiwa," kata Tiffany kepada Nada, Ferisha dan Bella yang melihat perdebatan antara Nada dan Tiffany tersenyum lebar, mantap nih nonton tinju depan mata, pikir mereka berdua.

"Baku hantam ayo," ajak Nada sambil menaikkan lengan bajunya ke atas, seolah seperti preman yang siap menghajar, Tiffany pun yang melihat itu berdiri dan melepas dasi dari kerah bajunya dan menggulungkannya ke tangannya.

"Bel, keluarin snack lo, seru nih kayaknya," ucap Ferisha sambil menyuruh Bella mengambil snack miliknya di dalam tas, langsung saja Bella mengeluarkan semua jenis snack miliknya ke atas meja.

"Siapa yang bakal menang? Kalo gue sih yakin si barbar yang bakalan menang," ucap Ferisha sambil menyebut panggilan Nada yang fenomenal di kalangan seluruh siswa.

"Gue sih milih si Tiffany, secara mulutnya nyerocos aja, malah sekali ngomong nyelekit banget lagi,"

"Yaudah kita taruhan, siapa dari Nada sama Tiffany yang bakal menang, yang kalah besok traktir makan di kantin, gimana?" ajak Ferisha kepada Bella, Bella melihat ke arah Ferisha, ia menimang-nimang tawaran yang Ferisha berikan, kalau Bella sih kalau sudah ada makanan langsung gercep, ia langsung mengangguk menyetujui.

"Heh! Sini lo kalo berani," tantang Nada kepada Tiffany, Tiffany berjalan ke arah Nada dan menendang tubuh Nada.

"Mantap Tiff kalahin si barbar," kata Bella semangat, tangannya ia gunakan untuk mengambil snack di meja dan memasukannya ke dalam mulutnya.

Married With Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang