01: Penolakan Berulang Kali

25.9K 1K 20
                                    

Memang benar status mengejar dan dikejar sangat jauh berbeda.

PAGI yang sangat indah saat ini di Jakarta untuk melakukan aktivitas seperti biasa di pagi hari, bagi pelajar mungkin ini hari yang buruk apalagi mengingat bahwa mereka harus bangun pagi untuk bisa datang ke sekolah sebelum gerbang tertutup terpampang jelas dihadapan mereka.

Tetapi pagi ini mungkin adalah hari yang sangat indah bagi perempuan dengan pakaian putih abu-abu yang sangat minim ini, Ferisha Queen Winata—Cewek berparas cantik namun bertingkah konyol,hidungnya yang mancung,bibirnya yang indah dan dengan lekuk tubuh yang indah menjadikan ia idaman segala Cowok di sekolahnya.

"Semoga dimakan deh sama Devian," ucapnya sambil memasukan kotak bekal berwarna biru ke dalam laci dihadapannya. Setelah berhasil mengeluarkan banyak sekali cokelat yang memenuhi laci tersebut.

Setelah merasa pekerjaannya selesai, ia tersenyum melihat laci yang hanya terdapat kotak makanan di dalam laci itu. Segera ia berjalan keluar melalui pintu cokelat muda yang terdapat tulisan, 12 IPA-1, di atasnya.

"Yaelah tinggal kasih gue dua ribu aja pelit amat sih." Mendenguskan nafasnya kasar, Ferisha tahu betul itu suara siapa. Ferisha menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat tingkah sahabatnya itu.

"Ampun deh ngeliat kelakuan lo kayak gak dikasih uang jajan aja dari orang tua," ucapnya terkekeh melihat kelakuan sahabatnya, Nada Putri Gusta—Cewek paling sinting yang pernah Ferisha kenal, sifat galaknya menjadikan ia sebagai ratu barbar di kalangan siswa di sekolahnya.

"Yee! Santai dong gue kan malak supaya uang jajan gue gak ke kuras, selagi masih ada yang mau nyumbang kenapa enggak," elak Nada kepada Ferisha dengan nada judesnya.

"Mana sini-in uang lo." Nada kembali merogoh kantong adik kelasnya itu, lagi-lagi Ferisha hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Kasian ogeb nih adek," katanya kasian, "Lo liat tuh mukanya udah kayak mau nangis," lanjutnya melihat mata Cewek di depannya yang sedikit memerah.

"Gue gak punya uang, dia kan punya jadi sedikit bagi-bagi oke lah, iyakan?" tanya Nada kepada adik kelasnya itu, yang namanya dipalak siapa sih yang berani membalasnya, apalagi ini Nada si Cewek terseram di sekolah-an ini.

"Terserah lo, kalo dia ngadu ke Kepala Sekolah jangan bawa-bawa gue, rakyat jelata," ucap Ferisha sambil berlari meninggalkan Nada yang kesal.

"Kampret! Awas lo ya Sha." Samar-samar Ferisha mendengar suara sahabatnya yang Ferisha yakini sudah mencak-mencak kesal di belakang sana.

Setelah cukup berlari ia menghentikan pergerakkannya saat melihat sosok cowok jangkung yang sedang berjalan berlawanan dengannya.

"Eh ada calon pacar, mau kemana abang ganteng?" ucapnya sambil menggoda, cowok itu memutar bola matanya malas, Devian Mahendra Wijaya—Cowok bertubuh kekar, berwajah tampan, garis rahang yang sempurna menjadikan daya tarik tersendiri untuknya, sifatnya yang cuek kadang membuat orang di sekitarnya kesal.

"Geser." Devian mengarahkan tangannya untuk menggeser tubuh Ferisha kekanan.

Senyum Ferisha sejak tadi tidak luntur, ia sudah sering di perlakukan seperti ini, bahkan sangat sering. Hal seperti ini tak akan mampu menghalangi tujuannya.

"Jangan galak-galak atuh, kan aku jadi takut," ucapnya sambil merangkul lengan Devian.

Devian melepas rangkulan lengan Ferisha. "Jangan pegang tangan gue. Lepas" ucapnya dingin tanpa ekspresi.

"Yah kok kamu gitu sih sama aku," ujar Ferisha kecewa dan langsung melepas rangkulannya.

"Gue ga peduli."

Married With Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang