Air mata kepedihan cintaku akan berkumpul lagi dan muncul dari balik langit sebagai fajar kebahagiaan
FERISHA bangun dengan mata yang sembab akibat terlalu banyak menangis semalam, semalam untuk pertama kalinya ia dan Devian tak tidur di kamar yang sama, pasalnya sejak kejadian semalam setelah berhasil menenangkan Ferisha ketiga sahabatnya mengantarkannya kembali ke rumahnya, Ferisha berjalan masuk ke dalam rumahnya dan langsung berjalan masuk ke dalam kamarnya dan menunggu Devian di kamarnya.
Namun sudah lama menunggu Devian tetapi Devian tidak pernah masuk ke dalam kamarnya, ia keluar dari kamarnya dan berjalan ke arah kamar disamping kamarnya dan benar saja Devian berada di dalam kamar tersebut, karena Ferisha tahu bahwa kamar tersebut adalah ruangan yang paling sering ia datangi.
Kembali keadaan sekarang Ferisha berjalan ke arah kamar mandi, walaupun ia masih merasa sakit hati ia tidak boleh terlarut-larut dalam kesedihan dan melupakan tugasnya sebagai pelajar.
Setelah selesai memakai semua seragamnya ia keluar dari kamarnya dan secara kebetulan Devian juga keluar dari kamarnya dan sudah memakai seragam sekolah, memang beberapa baju Devian sudah ada letakkan disana sebelumnya.
"Dev, aku berangkat bareng sama kamu yah," ucapnya takut kepada Devian.
"Gak bisa,"
"Kenapa?" tanya Ferisha sedih dan menatap Devian yang berada di hadapannya.
"Gue mau pergi bareng Syakira ke sekolah," Devian berjalan meninggalkan Ferisha, ia berjalan menuruni tangga.
Ferisha yang mendengar hal itu langsung mengejar Devian yang sedang menuruni tangga.
"Kamu apa-apaan sih?" bentak Ferisha kepada Devian, sudah cukup kesabarannya kali ini ia sudah tidak kuat.
"Lo yang apa-apaan?!" bentak Devian kembali kepada Ferisha.
Ferisha menatap Devian dengan mata yang penuh dengan air mata sekarang, ia tidak boleh lemah dihadapan Devian sekarang.
"Kalo emang kamu gak suka sama aku, kamu gak perlu bersikap seolah-olah beri aku harapan kemarin," mata Ferisha berkaca-kaca.
"Kalo emang kamu gak suka sama aku, kamu gak perlu bilang aku dengan kata 'murahan' aku bukan seperti apa yang kamu bilang Dev," teriak Ferisha sambil memukul dada bidang Devian.
"Oke, kalo itu yang kamu mau,"Kata Ferisha, tangannya bergerak menghapus air mata yang entah kenapa jatuh lagi.
"Aku bakalan bersikap seolah kamu gak pernah ada di hidup aku," lanjutnya sambil menatap wajah Devian.
"Emang selama ini aku bodoh terlalu berharap sama kamu, silahkan kamu dekat dengan siapapun aku gak bakal larang kamu lagi," Ferisha berjalan keluar meninggalkan Devian.
Devian yang melihat hal tadi entah kenapa ia merasakan sakit hati jika melihat Ferisha menangis, namun pikiran tadi langsung di tangkis olehnya.
"Gue gak perduli,"
•••
Ferisha telah sampai di halaman depan sekolahnya, ia menghapus air matanya yang sejak tadi turun di dalam taksi online yang ia naiki.
Kakinya berjalan melangkahi koridor sekolah, ia terus saja berjalan walaupun banyak pasang mata yang menatapnya aneh dan berbisik tentangnya.
"Loh itu si Ferisha kenapa sendiri berangkatnya?"
"Alah palingan lagi berantem sama si Devian, kan lo tau sendiri dia sama Devian dijodohin gak mungkin lah hubungannya baik-baik aja,"
"Heh! lo kalo ngomong tuh depan mukanya jangan di belakang, gak di ajarin tata krama lo sama orang tua lo," ucap Nada yang tiba-tiba muncul dari arah belakang dan langsung merangkul pundak Ferisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Cold Boy
Teen FictionDevian Mahendra Wijaya-Cowok jangkung yang memiliki paras sempurna, pandai dalam segala bidang mulai dari akademi sampai bela diri, merupakan ketua OSIS disekolahnya, memiliki sifat dingin dan menjadi most wanted di SMA JAYA NEGERI. Kehidupannya sel...