33.Masih Rindu

8K 505 74
                                    

Kamu boleh kok berharap sama doi,tapi harus tau kapan waktunya berhenti sebelum merasakan patah hati

Seorang cowok dengan hoodie hitam miliknya menodongkan pistol ke arah Ferisha yang tak berdaya, tubuh Ferisha terduduk lemah di kursi coklat kayu itu, ia melihat ke arah cowok itu dengan raut wajah ketakutan, tangannya diikat dengan tali.

"Akhirnya gue bisa dapetin lo, gimana rencana gue? Sempurnakan?" cowok itu berjalan pelan kearah Ferisha dan berhenti tepat didepannya.

"Bahkan suami lo yang bodoh itu gak bisa selametin lo," cowok itu terkekeh pelan, namun bukannya membuat Ferisha terpana, cowok itu semakin menakutkan ketika ia tertawa.

Ferisha menggelengkan kepalanya berulang kali, tak habis pikir dengan hal yang cowok ini lakukan di hadapannya.

"Atau jangan-jangan dia emang gak pernah perduli sama lo? Karena selama yang gue liat lo yang selalu berusaha untuk deketin dia," ucap cowok itu sambil mengelus pelan surai lembut Ferisha.

"Lo nyangka gak kalo gue yang selama ini ngelakuin hal ini ke lo," Ferisha masih tak tau siapa dia, wajahnya hitam tak terlihat sama sekali, apa ini? Mengapa hal ini harus terjadi padanya?

"Mungkin enggak yah, lo bahkan gak ingat gue Sha,"

"Atau emang si brengsek itu yang selalu ada di ingatan lo?!" teriak cowok itu membuat Ferisha tersentak ketakutan, air mata terus menerus menetes keluar dari pelupuk matanya.

Dimana pelindungnya? Apakah benar yang cowok ini katakan bahwa Devian sama sekali tak perduli pada dirinya?

"Bahkan disaat kayak gini dia gak tau kalo lo gue culik Sha, itu yang lo banggain dari dia? Ha!" tanya cowok itu dengan nada yang keras.

"Gue yakin Devian bakalan dateng dan bakalan habisin lo, sialan!" teriak Ferisha kepada Cowok itu.

Cowok itu melihat ke arahnya geram dan tergerak berjalan ke arahnya dan menampar kuat pipi mulus Ferisha, darah keluar dari ujung bibir Ferisha.

"Akhh..." ucapnya meringis kesakitan.

"Jangan pernah ngeluarin suara lo sekarang, sekali lagi lo ngomong lo bakalan gue tembak pake pistol ini," ancam Cowok itu sambil kembali menodongkan pistol ke arahnya.

Suara pintu di dobrak terdengar, Ferisha tersenyum lirih melihat Devian disana, Devian berlari ke arah cowok itu dan langsung meninju kuat wajahnya sampai tubuh cowok itu tersungkur serta pistol miliknya jatuh.

"LO NGELUKAIN MILIK GUE SIALAN!!!"

Devian membabi buta memukuli wajah cowok itu, namun siapa sangka tangan cowok itu berusaha mengambil pistol yang terjatuh di dekatnya, dengan segera ia menembakkan sebuah peluru ke arah tubuh Devian.

"DEVIAN!"

Ferisha terbangun dari mimpi buruknya tadi,keringat dingin bercucuran keluar dari pelipis kepalanya, Ferisha menoleh ke arah samping dan bernapas lega saat menemukan Devian yang masih terlelap tidur dengan posisi bersandar.

Ia menatap lekat Lelaki di hadapannya itu, dan menatap sedih ke arahnya, mengapa itu terasa sangat nyata sekali tadi?

Tangannya ia ulurkan untuk mengusap pucuk kepala Devian, menatap sendu ke arahnya dan memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya pada dirinya dan keluarganya, hanya karena dirinya ini semua orang yang berada di sekitarnya menjadi terancam akibat peneror itu.

Married With Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang