Wajah yang ceria kadang malah memyembunyikan hati yang rapuh
NADA menutup mulutnya kala mendengar ucapan Ferisha yang mengatakan bahwa Devian tadi malam menggenggam tangannya, ia bahkan tak dapat mempercayai hal itu tadi namun saat mengingat kembali tingkah Devian sewaktu ia membuka baju di tengah lapangan bisa jadi hal itu memperkuat ucapan Ferisha.
"Gila sih, padahal kalo di pikir-pikir Veno juga sering gituin gue, tapi kenapa kalo ngebayangin Devian ngelakuin hal itu gue malah baper maximal yah," ucap Nada masih terus memukul pelan pipinya tanda ia masih tak percaya.
Tiffany melihat Nada, mengambil snack Bella yang ada di genggaman cewek chubby itu, dan dengan cepat mengunyahnya.
"Berarti lo harus cari cowok baru," ucap Tiffany tanpa ekspresi tak bersalah.
Nada yang mendengar hal itu langsung melempar satu buah snack ke arah Tiffany, "Lambe mu," ucapnya kesal.
"Lah lo bilang udah gak bisa baper sama dia, yah mending putus, kelar semua," balas Tiffany sambil menghempaskan udara dari dadanya sampai ke kakinya, mungkin bermaksud memberi sinyal menghilangkan segala kesialan.
"Ini nih efek gak punya cowok, gak pernahkan lo baper di genggam cowok? Coba lo cari sana, bosen gue denger lo suka banget ngejek pacar gue," sahut Nada kesal, memang cewek di hadapannya ini ingin sekali membakar segala kesabaran dirinya.
"Sorry nih yah, gue ini udah keseringan sendiri, sampe lupa caranya buat buka hati, bukannya gue gak mau kenal deket, cuma baru di deketin aja gue udah risih," alasan Tiffany yang klise, masa dia mau sendiri sampai tua, kan gak lucu.
"Mending gue nge-halu sama bias gue, dari pada sakit hati sama cowok yang ganteng juga kagak," lanjutnya lagi.
"Itu mulu alesan lo, gue jadi penasaran gimana cowok yang bakalan naklukin cinta lo," ujar Ferisha sambil melipat kedua tangannya dan dengan santai duduk di atas meja belajar.
Memang sejak tadi sudah waktunya untuk istirahat, oleh karena itu sejak tadi banyak siswa yang berlalu lalang di depan pintu, ada juga yang sedang bermain handphone dikelas, dan jangan lupakan anak ambis yang sejak tadi tak melepaskan pandangan matanya pada bukunya.
"Kalo gue pribadi nih, gue saranin lo harus cari cowok yang bisa ngertiin sifat dan mulut lo yang kayak syaiton ini deh," ucap Bella yang akhirnya nimbrung saat sudah selesai menghabiskan snack ditangannya.
"Lo ngomongnya gampang, nyari dimana dia modelan kayak begitu, ada yang mau sama dia, gue dah bersyukur," ucap Nada, ia serius dengan ucapannya, jika Tiffany tak jomblo lagi mungkin dia akan sangat bersyukur dan melakukan acara makan bersama di rumahnya.
"Alay lo semua, kan masih ada lo pada, untuk apa gue punya cowok kalo sama kalian aja udah buat gue bahagia," kata Tiffany menaik turunkan alisnya, ia tak bohong, ia masih ingin menikmati segala kegilaan yang sahabat-sahabatnya lakukan di hadapannya; Ferisha yang bawel, Nada yang bar-bar, Bella yang terlalu sering makan, mana mungkin dapat ia lupakan begitu saja.
"Heh! Gue sih bahagia denger ucapan lo, tapi gue mohon lo pikirin dikit aja masalah cinta takutnya lo pindah jalur, kan gak lucu,masa—,"
"Sha, itu si Devian sama geng-nya habis berantem sama anak sekolah sebelah!" ucapan Nada terpotong kala mendengar suara kuat dari arah pintu kelas yang menggelegar di dalam kelas mereka.
"Lah kok bisa?" tanya Ferisha panik, dengan cepat ia dan sahabat-sahabatnya meninggalkan ruang kelas mereka dan berjalan ke arah kelas Devian.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Cold Boy
Teen FictionDevian Mahendra Wijaya-Cowok jangkung yang memiliki paras sempurna, pandai dalam segala bidang mulai dari akademi sampai bela diri, merupakan ketua OSIS disekolahnya, memiliki sifat dingin dan menjadi most wanted di SMA JAYA NEGERI. Kehidupannya sel...