Ada saat nya semua perjuangan mu akan terbalaskan,tunggu waktunya dan nikmati saja
FERISHA terbangun dari tidurnya dan betapa terkejutnya ia sangat melihat ruangan yang sudah sepi, melihat kesamping dan ia kembali terkejut melihat dirinya yang bersandar di bahu Devian yang juga tengah tertidur sama seperti dirinya, bukannya membangunkannya mengapa Devian jadi ikut-ikutan tertidur?
"Bangun dong," ucap Ferisha sambil menepuk pelan pipi Devian agar terbangun, dan baru sekali tepukkan Devian sudah terbangun dari alam mimpinya.
"Udah bangun, yaudah pulang," ucap Devian sambil berbicara dengan suara serak khas bangun tidur.
Devian bangkit dari duduknya dan berjalan keluar meninggalkan Ferisha dibelakangnya, dengan segera Ferisha berlari menyamakan dirinya dan Devian, namun saat melihat kantin kantor Ferisha membulatkan matanya lagi.
Tangannya ia arahkan untuk mencekal tangan Devian, Devian yang bingungpun melihat ke arah Ferisha dan mengerti sinyal yang Ferisha berikan, mengangguk pasrah membiarkan Ferisha membeli makanan disana.
Menunggu Ferisha memilih makanan Devian duduk di kursi kantin sambil memainkan handphone-nya, beberapa menit kemudian Ferisha membawa sebuah plastik putih berisikan gorengan dan membeli minuman botol.
"Skuy pulang,cmakannya di jalan aja," ucap Ferisha sambil berjalan terlebih dulu.
Beberapa meter lagi mobil yang mereka tempati sudah dekat, selalu saja sial dan ceroboh Ferisha tersungkur jatuh ke tanah, Devian yang melihatnya dengan cepat berlari ke arah Ferisha, Ia melihat goresan tipis di kaki Ferisha yang sedikit mengeluarkan darah, bukannya Ferisha menangis dan mengadu kesakitan, ia malah tertawa melihat keadaannya sekarang.
"Fix lo unik, beda dari yang lain," ucap Devian yang heran melihat Ferisha, bisa dikatakan jika cewek lain akan berpura-pura manja berbanding terbalik dengan Ferisha sekarang.
"Alah luka kecil doang gak usah di permasalahin lah, kuy pulang," ajak Ferisha sambil bangkit dari duduknya.
Setelah berhasil bangkit, Ferisha kembali berjalan seperti biasanya, "Jalan-nya hati-hati jangan kayak di kejar hantu," peringat Devian dari arah belakang dan langsung diangguki oleh Ferisha .
Ferisha terlebih dahulu masuk ke dalam mobil dan duduk di jok samping pengemudi,Devian masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Ferisha, namun melihat ke arah Ferisha dan betapa terkejutnya ia melihat Ferisha yang sudah bercucuran air mata.
"Loh kenapa nangis?" tanya Devian dengan lembut, Ferisha melihat ke arahnya dan semakin menangis, dan dengan tak tega ia kembali membawa Ferisha kedalam pelukannya.
"Sakit-kan makanya jangan sok kuat," ejek Devian membuat Ferisha semakin menangis, namun setelah itu ia menggelengkan kuat kepalanya.
"Bukan sakit hikss...tapi malu huwaaaaa..." tangis Ferisha kuat di pelukan Devian, Devian yang mendengarnya terkekeh pelan melihat tingkah gemas istri-nya ini.
"Tadi banyak banget tau yang ngetawain aku, tapi kamu gak liat, aku malu banget hikss..." cerocos Ferisha mengeluarkan keluh kesah-nya, lagi dan lagi Devian hanya bisa tertawa.
"Makanya jadi cewek jangan terlalu jiwa laki, jalan gak bisa tenang lo," kata Devian membuat Ferisha menghapus air matanya cepat dan menatap Devian kesal.
"Kamu mah gak ngerti, kalo jalan kayak gitu tuh kata Nada biar jadi cepet gitu, makanya aku ikutin, kata Nada tuh kalo jalan kayak gitu jadi keliatan keren, kamu ma—," ucapan Ferisha terpotong kala satu buah gorengan masuk ke dalam mulutnya, pelakunya adalah Devian, ia sudah capek untuk mendengar ucapan Ferisha yang un-faedah, bisa-bisa telinganya rusak mendengar omongan Ferisha yang selalu saja ingin membuat kesabarannya hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Cold Boy
Teen FictionDevian Mahendra Wijaya-Cowok jangkung yang memiliki paras sempurna, pandai dalam segala bidang mulai dari akademi sampai bela diri, merupakan ketua OSIS disekolahnya, memiliki sifat dingin dan menjadi most wanted di SMA JAYA NEGERI. Kehidupannya sel...