11: Kepergian Ayu

13.4K 741 3
                                    

Apapun penjelasan dan alasannya kehilangan akan selalu terasa begitu menyakitkan.

LANGKAH kaki Devian terhenti kala melihat ruangan sang mama, ia menetralkan detak jantungnya kemudian berusaha untuk tersenyum, bertujuan untuk tak lemah dihadapan sang mama, jika ia lemah siapa yang akan menguatkan sang mama.

Ferisha melihat ke samping kemudian tersenyum, tangannya ia arahkan ke arah punggung Devian kemudian sejenak mengelus punggung milik sang suami, ia tau betapa Devian sangat menyayangi mama-nya, ia pun tau betapa sang mertua begitu mencintai Devian, tak heran jika Devian lemah jika menyangkut tentang sang mama.

"Kamu jangan terlalu berusaha untuk terlihat kuat, kalo emang kamu gak kuat kamu boleh ceritain keluh kesah kamu ke aku untuk ngurangin masalah yang ada dipikiran kamu, masih ada aku yang bakal kuatin kamu lagi,"

Devian melihat ke arah Ferisha kemudian tersenyum tulus, Ferisha membalas senyuman itu, kemudian bersamaan mereka memasuki ruangan milik sang mama, ia berjalan ke arah ranjang milik sang mama, lalu mengelus pelan wajah sang mama.

Ayu yang mungkin meras terusik akan tangan yang menyentuh wajahnya langsung membuka matanya perlahan, namun betapa terkejutnya Ayu ketika melihat sang putra di hadapannya, ia kemudian mengalihka pandangannya ke arah Ferisha kemudian tersenyum.

"Kok gak bilang mama mau jenguk?" tanya Ayu terlampau lemah.

"Anaknya jenguk emang harus izin?" tanya Devian kesal.

Ayu kemudian menggeleng, "Shasha diajak juga nih, seneng mama jadinya,"

"Iya ma, Shasha juga dateng soalnya kangen sama mama, gimana keadaan mama baik-baik aja kan?" tanya Ferisha sambil mendekat ke arah Ayu.

"Baik, kamu masih sabarkan hadepin ini anak?"

"Masih ma, tenang Shasha mah sabar banget anaknya,"

"Kalo dia bandel pukul aja pala-nya Sha," kata Ayu di selingi candaan.

Namun suara Ayu kembali terlihat melemah, sejenak matanya sempat kabur namun ia kembali menggelengkan kepalanya, tidak belum saatnya, ia mohon beri waktu sejenak.

•••

Keadaan ruangan milik Ayu kembali kacau saat keadaan Ayu kembali drop, setelah beberapa saat dokter menyuntikkan cairan ke tubuh Ayu keadaan Ayu cukup sedikit membaik namun ia masih dalam keadaan koma, Devian mendudukan dirinya di kursi di depan ruangan sang mama, ayah serta sang abang juga sudah datang dengan raut wajah yang panik, dan kini juga sedang menatap khawatir Ayu dalam ruangannya.

Devian mengacak kasar rambutnya kemudian dengan kasar menghapus air mata yang seenaknya saja keluar tanpa izin, pikirannya kacau hatinya perih ketika menyaksikan kejadian tadi tepat di depan matanya, sang mama yang sempat sekarat jika dirinya teledor tak cepat memanggil dokter.

"Tenang mama udah di tanganin, jangan sedih lagi, kita doa-in yang terbaik yah buat kesembuhan mama," kata Ferisha berusaha untuk tak menangis, namun apalah daya dirinya juga ikut menangis sekarang.

"Lo denger sendiri Sha, kesempatan mama untuk sembuh itu udah gak ada, bahkan walaupun untuk di pindahin ke rumah sakit yang lebih canggih pun, kesehatan mama gak akan bisa pulih lagi,"

"Kamu gak boleh putus asa, mau dokter bilang apapun itu tapi Tuhan berkehendak lain, kamu bisa apa?" ucapan Ferisha mampu membuat Devian terdiam.

"Tapi gue khawatir terjadi sesuatu sama mama, gue gak bisa Sha,"

"Jangan mikirin yang macem-macem yah, kita harus terus di samping mama apapun yang terjadi, jangan pikirin hal yang bikin kamu sakit, mama pasti baik-baik aja,"

Married With Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang