Jangan egois,karena keegoisan pernah membuatku kehilangan seseorang
BETAPA terkejutnya Adit saat melihat Ferisha yang sudah kembali sambil melangkahkan kaki ke arahnya, Ferisha masih saja menangis tanpa ingin berhenti.
Lagi Adit kembali terkejut ketika melihat Ferisha yang sudah berjongkok sambil menenggelamkan kepalanya dengan lipatan tangannya, kemudian berteriak sambil menangis.
"Hiks...Dit, dia pulang bareng cewek tadi," lirihnya pelan.
"Emang gue seburuk itu yah, sampe dia gak pernah suka sama gue, gue semurahan itu kali yah menurut dia kalo ngejar dia,"
"Apa arti gue berjuang selama ini kalo intinya bakal sia-sia, dari dulu gue berharap dia bakalan suka sama gue tapi ternyata gak bisa,"
"Dit, gue gak mau di cerai-in, gue tau gue salah karena terlalu egois, tapi dia juga salah numpangin tuh cewek,"
"Dit, gua harus gimana?"
"Dit, bantuin gue," racau Ferisha terus menerus, Adit menatap bingung ke arah Ferisha kemudian berjalan sambil menenangkan Ferisha.
"Aduh Sha, jangan nangis dong, gue gak tega liatnya," katanya sambil menatap Ferisha bingung, bingung bagaimana menenangkan Ferisha sekarang.
"Nenangin Cici aja gue bingung, apalagi nenangin lo yang notabene-nya bukan pacar gue," kata Adit sambil terus menenangkan Ferisha.
"Kalo Cici bisa gue peluk, lah lo gimana ceritanya, bisa bonyok gue nanti kalo ada yang liat,"
"Coba jangan salah paham dulu, ditanya baik-baik sama Devian," katanya menasehati.
Ferisha mendongakkan kepalanya menatap ke arah Adit. "Salah paham? Jelas-jelas dia nebengin tuh cewek,"
"Lo kok jadi bela dia sih?! Jelas-jelas dia salah hiks..."
Adit menggelengkan kepalanya, memang saat berbicara kepada cewek yang sedang dalam keadaan yang tidak baik akan serba salah.
"Bukan gitu Sha maksud gue, lo harus bicara-in baik-baik sama dia, jangan terlalu egois,"
"Gue gak berhak untuk menghakimi hubungan kalian berdua, coba di pikirin dengan kepala dingin dulu, lo berdua harus dewasa dalam menjalani hubungan,"
"Pemikiran lo jangan yang aneh-aneh dulu, soalnya kalian bukan pacaran yang gampang minta putus gitu aja, lo dah nikah banyak yang harus di pertimbangin,"
"Mending gue anterin pulang aja yah, lo perlu nenangin pikiran," ucap Adit sambil menuntun Ferisha untuk berdiri, Ferisha menghapus air matanya lalu menatap ke arah Adit.
"Gak usah Dit, kita harus kerja kelompok ,dua hari lagi udah harus di kumpul," tolak Ferisha sambil terus berjalan beriringan bersama.
"Gak papa Sha, masih banyak yang lain, mereka udah pada dateng kok, tenang lo kali ini gapapa deh cuma numpang nama," Adit tersenyum sambil mengarahkan helm miliknya ke arah Ferisha.
Ferisha menerima helm yang Adit berikan. "Dit gue mau ikut! Gue gak mau jumpa Devian dulu!"
"Lo yang bilang harus nenangin diri, gue kerumah lo buat bikin hati gue tenang, kalo jumpa dia gue jadi teringat lagi kejadian tadi,"
Ferisha mendudukan dirinya di jok belakang dengan wajah kusut serta marah, Adit terkejut mendengar ucapan Ferisha meninggi.
"Yaudah lah ayo ,jangan nangis mulu lo,"
•••
"Kamu apa-in anak orang?" bisik Cici kepada Adit, Cici terkejut saat melihat Ferisha yang tiba-tiba saja masuk dan menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Cold Boy
Teen FictionDevian Mahendra Wijaya-Cowok jangkung yang memiliki paras sempurna, pandai dalam segala bidang mulai dari akademi sampai bela diri, merupakan ketua OSIS disekolahnya, memiliki sifat dingin dan menjadi most wanted di SMA JAYA NEGERI. Kehidupannya sel...