42.Kesempatan Dalam Kesempitan

8.8K 544 96
                                    

Kalau masih sanggup maju terus,
Kalau udah capek nyerah aja,
Enggak perlu dipaksakan.

MOTOR Kawasaki Ninja 650 merah milik Gerlan melintasi ramainya keadaan jalan Jakarta, Ferisha masih saja dengan keterkejutannya menatap ke arah depan tak bergerak sedikit pun, ia mengedipkan matanya, kemudian menggelengkan kepalanya dan menyadari segala hal yang Devian lakukan tadi.

"Ger! Devian nyium gue!" teriaknya tanpa memperdulikan tatapan orang-orang yang menatapnya aneh.

"Dia juga bilang sayang sama gue!"

"Ger! Bilang ini mimpi!"

"Ger! Tampol gue sekarang juga!"

Gerlan menatap ke kanan dan kirinya, menyadari tatapan semua orang yang menatap ke arahnya, baru kali ini ia malu di buat cewek di belakangnya ini.

Ia jadi heran bagaimana Devian bisa tahan menghadapi tingkah gila dan konyol Istrinya ini, ingin rasanya dirinya mendorong Ferisha dengan paksa sekarang juga.

"Gue gak mimpi kan Ger?!"

"Heh! Ini pipi gue udah blushing tolol, bisa-bisanya sahabat lo porak-porandain hati gue Ger, Ger bawa gue ke rumah sakit sekarang,gue gak kuat!"

"Gue bisa kehabisan napas ini!"

"Ger! Laporin suami gue ke polisi atas kelakuannya yang hampir bunuh gue,"

Gerlan masih tetap memfokuskan dirinya berkendara, tangannya sudah gatal untuk membekap mulut cewek di belakangnya yang terus menerus berceloteh ria ini.

"Bisa diem gak sih lo!" kesal Gerlan melihat tingkah Ferisha yang tak kunjung diam walaupun sudah ia diamkan.

"Bawa gue ke Rumah Sakit Ger! Gue gak tahan!"

"Rumah Sakit Jiwa aja mau gak lo?!" saran Gerlan yang langsung di hadiahkan pukulan ke punggungnya.

"Enak aja jangan gila lo, masa cantik-cantik gini di bilang gila sih," gerutu Ferisha saat ucapan Gerlan tadi masuk ke telinganya.

"Setelah liat tingkah lo, gue makin yakin lo gila tingkat akut, gue emang gila tapi lo lebih gila, nebengin lo sampe rumah bos gue adalah kebodohan gue,"

Gerlan sudah tak perduli melihat tatapan orang yang terus menatap ke arah mereka, bersyukur ia memakai helm full face, jadi orang-orang tak akan mengenali dirinya dan men-cap dirinya sebagai orang gila akibat cewek yang ia tumpangi ini.

"Jangan karena hal tadi lo lupain keselamatan suami lo," kata Gerlan mengingatkan Ferisha bahwa suaminya tengah dalam keadaan yang tak baik-baik saja.

Ferisha terdiam akibat ucapan Gerlan,kemudian menyadari hal itu, dan tanpa sadar jantungnya kembali berdegup kencang, khawatir akan ucapan Gerlan tadi.

"Ger! Suami gue gak akan kenapa-kenapa kan?" tanya Ferisha cemas, ia takut jika hal yang tak baik akan terjadi.

"Menurut lo bakalan gimana emang?"

"Menurut gue bakalan baik-baik aja, cuma kok gue rada khawatir yah Ger?"

"Tenang gue yakin Devian bisa hadepin hal kayak gini, lo jangan remehin kekuatan Butterfly,"

"Tapi gimana kalo ada kejadian apa-apa,"

"Gak akan Sha, percaya sama gue,"

"Lo harus pasti-in dia baik-baik aja, pasti-in kalian semua gak luka, jangan biarin Devian habisin anak orang sampe mati," kata Ferisha memperingati, ia tak ingin terjadi hal yang akan membahayakan Devian dan sahabat-sahabatnya nantinya.

Married With Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang