13: Tak Percaya

12.1K 669 5
                                    

FERISHA berjalan lemas ke arah parkiran kereta, ia melihat Bella menunggunya disana dengan pandangan yang meminta penjelasan setelah melihat Ferisha mengejar mobil Devian yang pergi dengan membawa Syakira bersamanya.

Memang parkiran mobil dan kereta dibagi menjadi dua bagian, bukannya Bella tidak mampu untuk membeli mobil tetapi ia lebih nyaman jika membawa motor saja.

"Lo kenapa Sha?" tanya Bella kepada Ferisha yang terlihat seperti orang menyedihkan.

Ferisha tidak menjawabnya, ia masih tidak menyangka Devian memperlakukannya seperti tadi, mengapa ia sangat percaya kepada Syakira dibanding dia istri sah Devian.

"Gue tanya lo kenapa Sha?" marah Bella melihat Ferisha yang hanya memandang kedepan dengan pandangan kosong dan matanya yang berkaca-kaca.

"Please ngomong sama gue," Bella memeluk tubuh rapuh Ferisha.

"Gue gak suka liat lo begini Sha, jawab gue, Sha jawab," lanjutnya sambil menangis.

Ia tak suka melihat Ferisha yang sedang terluka, ia selalu melihat Ferisha terluka dulu disebabkan oleh kedua orang tuanya dan sekarang ia melihat Ferisha terluka untuk kesekian kalinya dan sekarang di sebabkan oleh Devian suaminya sendiri.

Bella menangkup wajah Ferisha dengan tangannya dan menatap manik mata Ferisha.

"Gue mohon cerita sama gue Sha," pinta Bella dengan suara lembutnya.

Cairan bening mengalir dengan mudahnya di pipi Ferisha, ia menguatkan hatinya dan menatap mata Bella.

"Hiks..Devian salah paham Bel,"

Air mata terus menerus menetes keluar dari mata Ferisha, ia tak suka menjadi lemah seperti ini, sangat tak suka.

"Kenapa dia lebih percaya Syakira dibanding gue istrinya sendiri?" Ferisha menepuk kuat dadanya.

"Emang bener gue keliatan murahan terus menerus ngejar dia, tapi gue ngelakuin ini karena gue tulus cinta dia," Ferisha merosot turun kebawah, kakinya lemas untuk berdiri sekarang.

"Gak ada yang sayang dan cinta sama gue di dunia ini Bel,"

Bella yang melihat hal itu pun terkejut dan langsung membantu Ferisha berdiri, Bella menggelengkan kepalanya, merasa prihatin melihat keadaan Ferisha.

"Lo gak boleh ngomong kayak gitu Sha, masih ada yang sayang sama lo, masih ada gue, Nada, Tiffany yang sayang banget sama lo, lo pasti kuat Sha, gue yakin itu," ufap Bella menguatkan Ferisha yang tengah terpuruk.

"Lo gak boleh kayak gini," Bella kembali memeluk tubuh Ferisha yang terus menerus menangis sampai Bella merasakan tubuh Ferisha yang bergetar.

Bella melepaskan pelukannya dari Ferisha dan tangannya bergerak menghapus jejak air mata di pipi Ferisha.

"Udah lo gak boleh cengeng, jelasin ke dia yang sebenarnya terjadi,"

"Yuk, gue antar pulang ke rumah lo," ajak Bella, tangannya menarik tangan Ferisha mendekati motor matic miliknya.

"Tapi kerja kelompoknya gimana Bel?" tanya Ferisha dengan nada yang masih sesenggukan.

Bella tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya, tak masalah jika kali ini hal itu di tunda.

"Gue aja yang ngerjain, gue tau keadaan hati lo lagi gak baik-baik aja, jangan terlalu mikirin itu gampang kok ngerjainnya,"

"Gue gapapa Bel, yuk kerjain aja," Ferisha tersenyum kepada Bella namun Bella yang melihat senyuman itu bukannya senang malah semakin sedih melihatnya.

Married With Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang