12: Kesalahpahaman

14.3K 678 12
                                    

Setiap yang tersakiti pasti akan sembuh pada waktunya dan setiap yang bersedih akan bahagia pada masanya.

SEJAK kejadian dua hari yang lalu hubungan Devian dan Ferisha mulai cukup membaik, walaupun Devian masih saja bersikap dingin kepada Ferisha tetapi tidak sedingin awal mereka berjumpa.

"Yakin kamu mau sekolah hari ini?" tanya Ferisha masih tidak percaya.

"Iya gue yakin," jawab Devian, tangannya bergerak mengambil tas sekolah yang berada di sofa dan berjalan keluar dari kamarnya.

Ferisha melongo melihat kelakuan Devian.

"Ini nih kalo dah sehat kumat lagi dinginnya, dasar es batu," Ferisha mengangkat tangannya mengarahkan ke arah Devian seolah ingin meninju tubuh Devian.

Ferisha berjalan keluar dari kamarnya dan menyusul Devian turun ke bawah, Ferisha berjalan dengan menghentakkan keras kakinya.

"Kenapa kamu jalan kayak gitu?" tanya Arsen heran melihat cara berjalan Ferisha yang aneh.

"Lagi latihan jalan biar kayak preman biar bisa ninju orang," Ferisha menjawab dengan mendudukan dirinya dan menatap Devian dengan tatapan mengerikan.

Arsen menggelengkan kepala melihat kelakuan Ferisha. "Ada-ada aja kamu," ucapnya terkekeh.

"Kalo premannya lo, bukannya malah takut tapi malah ketawa liat muka lo," Devian mengejek Ferisha.

"Ih nyebelin banget sih," Ferisha memukul Devian berulang kali membuat Devian mengadu kesakitan.

"Udah ih malah berantem, cepetan dihabisin sarapannya supaya gak telat," ucap Silvia menghentikan pertengkaran antara Devian dan Ferisha.

"Iya kak," ucap mereka bersamaan.

•••

"Lo tau gak katanya bakalan ada anak baru pindah ke sekolah kita," ucap Gerlan memulai obrolan.

"Seriusan lo?" tanya Veno tak percaya.

"Gue serius gila, yah kali gue ketinggalan berita,"

Veno tersenyum,"cewek atau cowok nih?"tanyanya kepada Gerlan

"Gue denger-denger sih cewek," jawab Gerlan.

"Bisalah gue gebet," ujar Veno sambil menaik turunkan alisnya.

"Gila lo, inget Nada cewek lo," ucap Ervan memperingati Veno.

Veno membulatkan matanya terkejut, ia baru ingat bahwa ia mempunyai pacar, ia menepuk jidatnya.

"Gila lupa gue," ucapnya sambil terkekeh.

"Dih jahat banget lo, gue bilangin Nada tau rasa lo," Ancam Gerlan kepada Veno.

"Jangan gitu dong, khilaf gue tadi," pinta Veno dengan wajah memelas.

"Denger cewek aja lo cepet, kasian gue liat si Nada di tipu-in sama buaya kayak lo, bilangin aja Ger ke Nada biar tau rasa," ucap Ervan memanas-manasi.

"Jangan gitu dong bisa di tonjok gue sama dia nanti," ucap Veno takut, keringat dingin telah membasahi pelipis dahinya

"Gue traktirin deh nanti di kantin," lanjutnya.

Gerlan dan Ervan melihat ke arah masing-masing dan tersenyum, berhasil masuk target.

"Nah gitu dong," Gerlan dan Ervan ber-tos ria melihat sang sahabat yang ketakutan.

"Sahabat kurang ajar lo berdua, untung aja si Devian gak kayak lo berdua," ucap Veno sambil menunjuk Devian yang sejak tadi hanya memperhatikan perdebatan yang dilakukan oleh ketiga sahabatnya.

Married With Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang