10: Sikap Dingin

15.3K 748 2
                                    


Ini bukan tentang siapa yang berjanji,tetapi ini tentang siapa yang paling bisa bertahan untuk tetap tinggal
—Yujupcy02–

PAGI hari yang indah untuk melakukan rutinitas seperti biasa, sinar mentari menerpa kulit putih Ferisha membuat tidur lelapnya terusik.

Jam weker telah berbunyi sejak tadi membuat Ferisha mau tak mau mengarahkan tangannya untuk mematikan jam weker tersebut,ia membangunkan Devian yang berada di sebelahnya dan kemudian berjalan ke arah kamar mandi.

"Awas kalo kamu belum bangun," ancam Ferisha kepada Devian

Ferisha masuk ke dalam kamar mandi dan melakukan rutinitas paginya, setelah selesai menggunakan seragamnya ia berjalan keluar dari kamar mandi.

Ferisha melebarkan matanya dan menaruh kedua tangannya di pinggang rampingnya.

"Ish, dibilangin bangun, gak bangun-bangun," Ferisha mengguncang tubuh Devian yang masih betah tidur di kasur empuk tersebut.

Devian menggerakkan badannya dan mendudukan dirinya, ia terlihat masih sedang mengantuk, matanya masih sedikit kabur sekarang.

"Ini gue udah bangun," Devian menatap Ferisha dan langsung berjalan ke kamar mandi.

"Aku tunggu dibawah, kalo udah selesai langsung turun aja," teriak Ferisha kepada Devian.

Ferisha segera keluar dari kamar tersebut dan berjalan turun dengan tangga, setelah sampai di ruang makan ia mendudukan dirinya di meja makan tersebut.

"Devian belum turun?" tanya Silvia setelah melihat Ferisha yang sudah berada di hadapannya.

"Palingan bentar lagi turun kak," kata Ferisah, tangan gadis itu bergerak mengambil roti yang berada di meja tersebut dan mengolesi roti miliknya dengan selai cokelat kesukaannya.

Tak berapa lama Devian turun, berjalan ke arah ruang makan, kemudian mendudukan dirinya di kursi sebelah Ferisha.

"Nanti pulang sekolah kita langsung ke rumah sakit jengukin mama," kata Devian sambil mengambil roti dan mengoleskan selai ke roti itu.

Ferisha yang mendengar penuturan Devian menganggukan kepalanya, tanda ia menyetujui ucapan Devian.

Ketika sudah selesai menghabiskan sarapannya, mereka bergegas keluar dari rumah dan pergi menuju sekolah mereka.

•••

"Sha, liat jawaban tugas matematika lo dong, gue lupa ngerjain," ucapan Nada adalah kalimat pertama yang Ferisha dengar setelah mendudukkan dirinya di bangku miliknya.

"Janji deh gue traktirin makan di kantin," kata Nada memperlihatkan muka imutnya kepada Ferisha, Ferisha memutar bola matanya jengah.

"Kalo ada maunya aja lo begitu," kata Ferisha kesal, tangan gadis itu membuka tasnya, mengambil buku miliknya yang terdapat di dalam tasnya dan dengan sengaja meleparkannya kepada Nada.

"Jangan lupa janji lo," tegas Ferisha kepada Nada.

"Heran gue ngeliat lo tiap hari gak siap PR, ngapain aja lo dirumah?" tanya Ferisha penasaran.

"Kayak gak tau aja lo, dia mah sibuk chatting-an sama si Veno," sindir Bella yang baru saja masuk bersama dengan Tiffany.

"Pacaran boleh tapi ingat batasan, orang tua lo udah capek nyari duit buat lo sekolah dan lo malah nyia-nyiain kerja keras mereka," nasehat Ferisha kepada Nada.

Married With Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang