Di kecewakan,patah hati
Berada di titik terendah adalah cara Tuhan mendewasakanmuKEDUA mata Ferisha memanas kala melihat kerumunan orang yang bernotabene perempuan hinggap di depan kegiatan bazar kelompok milik Devian, matanya menatap sinis ke arah perempuan yang tengah bercanda ria dengan sang suami.
Dia perempuan yang dulu sempat membantu Devian untuk mengobati luka Devian saat tanding basket beberapa bulan yang lalu.
Memang Ferisha akui dia terlihat lebih anggun di banding dirinya, terlihat lebih menggemaskan, dan terlihat lebih cantik, serta terlihat seperti perempuan—
Ck, Ferisha memukul kepalanya sendiri, kenapa ia jadi membandingkan dirinya sendiri dengan perempuan itu, jelas-jelas hanya dia yang bisa menjadi istri sah Devian, harusnya ia bangga karena bisa mendapatkan gelar itu kan.
"Kak, itu nugget-nya gosong," celetuk adik kelas Ferisha, ia tersadar dan dengan cepat mengangkat nugget yang tengah ia goreng tadi.
"Aduh kok jadi gini sih?!" kesal Ferisha sambil menatap nugget yang sudah terlihat menghitam.
Nada melihat ke arahnya,menatap aneh namun juga membantu Ferisha membersihkan nugget tersebut dan membuangnya ke tempat sampah.
"Kamu belinya sama temen kakak yang ini dulu yah, ngantri lagi gak papa kan?" kata Nada sambil menunjuk ke arah temannya di samping.
"Gak papa kok Kak," ucap Adik kelasnya itu kemudian menunggu sedikit antrian lagi.
"Lo kenapa Sha, ada pikiran?" tanya Nada dengan memicingkan matanya, Ferisha terdiam namun arah pandangnya tetap ke arah Devian yang masih saja tersenyum disana.
Nada melihat arah pandang Ferisha, kemudian menatap kesana dengan pandangan kesal serta marah, pantas saja Ferisha jadi badmood begini.
"Udah gak usah sakit hati dulu, coba tanya baik-baik sama dia," kata Nada bermaksud menenangkan.
"Gampang banget yah Nad dia bikin Devian ketawa gitu," ucapnya lirih berusaha mengalihkan pandangannya menatap ke bawah.
"Gue cuma bisa nikmatin senyum itu tanpa bisa jadi penyebab dia senyum kayak gitu,"
"Jangan ngomong gitu, gue liat dia juga pernah senyum kok di depan lo," Nada menggelengkan kepalanya, berisyarat untuk Ferisha tak berpikiran negatif.
"Pernah, tapi gak selebar itu," kata Ferisha tertawa pelan namun terdengar menyakitkan untuk Nada dengar.
"Udah jangan mikir yang enggak-enggak dulu, mending lo neduh deh disana, istirahat dulu, biar gue yang jaga disini,"
"Gak usah Nad, gue gak papa kok,"
"Dengerin gue Sha, mending sekarang lo istirahat aja, kalo pun lo disini pikiran lo gak akan fokus sekarang,"
"Gak udah Nad, gue tetep disini,"
"Udah sana pergi, atau gue tampol lo pake nih sutil," ucap Nada sambil memperlihatkan sutil di tangannya, mau tak mau Ferisha menganggukan kepalanya dan berjalan ke arah pohon untuk meneduh disana.
Ia mendudukan di bawah pohon itu, ia tersenyum sebentar dan kemudian menutup matanya perlahan, namun beberapa menit kemudian cahaya yang tadinya terang tiba-tiba menjadi gelap saat Ferisha menutup mata.
Ia masa bodoh dengan hal itu sekarang, pikirannya masih berkecamuk di dalam otakny a,masih terus menutup mata, ia terkejut ketika merasakan pipinya yang tiba-tiba terasa dingin.
"Capek?"
Mata Ferisha terbelalak kala melihat Devian yang sedang berdiri disana, sambil menyodorkan sebuah minuman ke arahnya, Devian langsung mendudukan dirinya di samping Ferisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Cold Boy
Teen FictionDevian Mahendra Wijaya-Cowok jangkung yang memiliki paras sempurna, pandai dalam segala bidang mulai dari akademi sampai bela diri, merupakan ketua OSIS disekolahnya, memiliki sifat dingin dan menjadi most wanted di SMA JAYA NEGERI. Kehidupannya sel...