23: Bersama Mu

14.3K 686 34
                                    

Jika sekarang aku terluka mungkin suatu saat aku akan merasakan bahagia

DEVIAN telah pulih dari kecelakan yang menimpanya kemarin, namun kali ini ia masih di anjurkan untuk terus beristirahat dan sebagai istri yang baik Ferisha selalu ada di sisi Devian.

Devian sedang bermain game dari handphone-nya, Ferisha berulang kali berdecak kesal ketika Devian tak memperdulikan keberadaaannya.

"Ish gila main game kamu ih,"

Devian memang sedikit berubah tapi hanya sedikit saja tak lebih, yang hilang hanyalah sikap menolak dan kasarnya kepada Devian namun sikap cueknya seperti memang sudah mendarah daging.

"Dev aku mau cerita," kata Ferisha sambil menggoyangkan lengan kiri Devian.

"Dicuekin mulu,"

Ferisha mencabikkan bibirnya, ia baru saja ingin berjalan keluar dari kamar namun baru saja ingin membuka pintu suara bariton menghentikan langkahnya.

"Mau kemana?"

"Bukan urusan kamu," kesal Ferisha.

"Sekali ngelangkah gak gue kasih keluar dari rumah," ancam Devian.

Devian masih terus memainkan game di handphone-nya, senyum jahil tercetak di bibirnya.

"Ish kamu ih,"

"Aku pengen keluar cerita sama kak Silvia, sama kamu gak asik, dingin banget kayak es batu,"

Devian yang mendengar hal itu langsung mematikan handphone-nya dan menghadap ke kiri dan menatap tajam Ferisha.

"Mau cerita apa?" tanya Devian.

"Nah gitu dong," jawab Ferisha sumringah.

"Tau gak sih—"

"Enggak," sela Devian membuat Ferisha memberenggut kesal.

"Ish serius ih," ucap Ferisha sambil memukul pelan lengan Devian.

"Yaudah apaan?"

"Kan di samping rumah kita ada tetangga tuh—"

"Ya iyalah ada tetangga mau lo gak ada, kayak kuburan,"

Ferisha melebarkan matanya dan membuka mulutnya terkejut melihat kejahilan Devian, berbicara bersama Devian sama saja menghabiskan tenaga seharian penuh.

"Udah deh aku cerita sama kak Silvia aja,"

Baru saja ingin bangkit namun tangannya di tarik oleh Devian. "Yaudah apaaan," ucapnya

Ferisha kembali duduk ke kasur dan menatap ke arah Devian, tangannya ia gunakan untuk memegang pipi Devian.

"Aku pengen kucing," pintanya kepada Devian, Devian yang mendengar suara menggemaskan Ferisha tak mampu menahan senyumannya.

"Disebelah ada kucing warna putih terus badannya gembul banget kayak Bella, aku pengen beli kayak gitu soalnya imut tau,"

Devian yang mendengar hal itu langsung menggelengkan kepalanya berulang kali.

"Gak boleh,"

Ferisha merengut kesal, "Ih kok gak boleh sih, aku pengen melihara kucing," kata Ferisha.

Devian mengarahkan tiga jarinya ke arah Ferisha, Ferisha yang melihatnya pun menatap Devian aneh.

"Pertama, gue gak suka kucing,"

"Kedua, gue gak suka hewan yang berbulu,"

"Dan yang ketiga yang paling penting,gue gak mau,"

Ucapan Devian membuat Ferisha mendelik kesal ke arahnya, ia sangat menginginkan untuk memelihara kucing sama seperti tetangganya di sebelah.

Married With Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang