39.Baby Faro

9.6K 549 166
                                    

Dia yang tahu cara berjuang untuk mendapatkan kamu maka dia akan tahu pula cara mempertahankanmu

ENTAH mengapa hujan masih saja mengguyur Jakarta senin pagi ini,sudah terhitung dua hari hujan terus jatuh membasahi wilayah kota ini,bersyukur sekali hujan dapat di ajak kompromi sekarang ini,banyak siswa yang bersyukur atas turunnya hujan kali ini,hujan di senin pagi adalah anugerah Tuhan yang paling luarbiasa bagi para Siswa.

Angin bertiup pelan masuk dari lubang-lubang jendela kamar berwarna putih ini, Devian yang masih berada di alam bawah mimpinya semakin menikmati kegiatan tidurnya sekarang, tanpa memperdulikan jam yang sejak tadi terus berputar di nakas mejanya.

"Ya ampun tidur mulu kamu, bangun udah pagi jangan molor mulu," Ferisha datang sambil mendorong pintu dengan keras sambil menggendong Faro di tangannya.

Semalam sang mertua dan kakak iparnya sudah pulang mengurus segala urusan perusahaan mereka di kota Bandung, dan berakhirlah Faro yang sangat manja karena merindukan mama keduanya ini.

"Liat itu Ro masih anteng banget tidur, kita gangguin aja yuk," ucap Ferisha sambil tersenyum jahil menghadap Faro, Faro yang hanya mengerti ala kadarnya hanya tertawa sambil mengarahkan tubuhnya ke arah Devian.

Ferisha mendudukan Faro di atas tubuh Devian bermaksud mengganggu aktifitas Devian yang tengah tidur,pergerakan Faro yang sangat aktif membuat Devian sedikit mulai terbangun.

Namun bukannya malah kesal, Devian malah mengambil tubuh bayi di depannya dan kembali tidur sambil memeluk Faro dari arah samping.

"Astaga, malah di peluk," kesal Ferisha melihat kelakuan Devian.

"Kamu belum mandi udah peluk-peluk segala, sana mandi cepetan, terus turun sarapan, bentar lagi masuk sekolah ini, sini-in Faronya," ucap Ferisha sambil berusaha mengambil Faro dari Devian, bukannya di berikan kepada Ferisha, Devian malah kembali mengeratkan pelukannya pada bayi di hadapannya itu.

"Dia sama gue disini, lo duluan aja bentar lagi gue bangun," ucap Devian dengan suara khas bangun tidurnya.

"Bener yah, awas kalo gak bangun juga, aku guyur kamu pake air," ancam Ferisha sambil melangkahkan kakinya keluar dari kamar tersebut.

Namun baru beberapa langkah tangisan Faro tiba-tiba menggelegar kala melihat Ferisha yang akan keluar dari kamar itu, Devian yang tadinya sudah kembali menutup mata terkejut mendengar teriakan dari arah samping, Ferisha juga tak kalah terkejut kala tangisan Faro masuk ke telinganya dengan cepat ia berjalan dan mengambil alih Faro dari pelukan Devian.

"Kamu sih, kan Faro-nya jadi nangis," kesal Ferisha sambil menggendong Faro dan menggucang pelan tubuh bayi di gendongannya.

"Faro-nya aja yang manja," sindir Devian sambil menatap tajam bayi yang tengah menatapnya polos namun masih bercucuran air mata.

"Enak banget lo manja-manja sama Istri gue," kesal Devian sedikit iri saat Ferisha lebih mendukung Faro dibanding dirinya.

Seperti Faro yang sedikit mengerti ucapan Devian, tangannya ia arahkan menunjuk kearah Devian, seakan mengadu kepada Ferisha kala Devian menatap tajam ke arahnya.

"Kamu ih sama anak kecil juga, gak boleh gitu matanya," marah Ferisha sambil melempar bantal ke wajah Devian, Faro yang berada di gendongan Ferisha tertawa seakan puas jika Ferisha marah kepada Devian.

"Pengadu," kata Devian lagi kepada Faro, membuat Faro yang entah mengapa kembali menangis seakan ia sedang di gertak oleh Devian.

"Kan nangis lagi Faro-nya dibilangin jangan di marahin, kan aku bingung nenangin-nya," Ferisha mendudukan dirinya tepat di kasur disamping Devian, ia mengguncang pelan tubuh Faro berusaha menenangkan tangisan Faro.

Married With Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang