Kau...diam-diam aku jatuh cinta kepadamu
Ku...bosan sudah menyimpan rasa kepadamu
Tapi tak mampu ku berkata didepanmu
Aku tak mudah mencintai tak mudah bilang cinta
Tapi mengapa kini denganmu aku jatuh cinta Tuhan tolong dengarkan ku
Beri aku dia
Tapi jika belum jodoh aku bisa apaMenyimpan rasa-Devano
DISAAT kali ini suasana di lapangan SMA sangat ramai oleh siswa maupun siswi yang sejak tadi memenuhi lapangan, pagi ini terdapat pertandingan basket, dimana kali ini SMA Jaya Negeri harus melawan tim basket yang berasal dari SMA Garuda Bangsa.
"Astaga, pasti nanti Devian tuh paling ganteng,"
Tiffany memutar bola matanya malas, mulai sudah segala kegila-an sahabatnya yang satu ini, mengapa otak Ferisha tak dapat memikirkan hal lain selain Devian.
"Kenapa sih Devian terus yang lo liat, liat noh masih banyak cowok di luaran sana," ucapnya sambil menunjuk ke arah lapangan, Ferisha melihat ke arah yang Tiffany tunjuk.
Ferisha tertawa hambar. "Iya sih banyak, tapi buka mata lo lebar-lebar orang bobrok kayak gitu masa di sandingkan dengan gue yang cantik begini sih, ogah lah gue,"
Tiffany berpura-pura mengeluarkan isi perutnya, "Huek, mau muntah gue ngeliat lo narsis abis," katanya geli
Ferisha tidak memerdulikan ucapan Tiffany matanya malah memicing ke arah sudut lapangan ketika melihat sepasang manusia tengah berbicara di sudut lapangan, keliatan sangat akrab, disana Devian tengah berbicara dengan seorang cewek, bahkan yang lebih mengejutkan Ferisha dapat melihat Devian tersenyum.
"Lo ngeliatin apaan sih?" tanya Tiffany ketika melihat Ferisha tidak memperdulikan ucapannya.
Tiffany mengikuti arah pandang Ferisha, "Oh my God, itu Devian kan, tapi tuh cewek siapa yah?"
Tiffany melihat ke arah Ferisha, ide cemerlang terlintas di pikirannya. "Kayaknya mereka cocok deh,"
Ferisha merasa tersinggung dengan ucapan Tiffany, "Apaan sih lo? Darimana coba cocoknya ,dari lobang sedotan?" ucapnya kesal.
Tiffany mengangkat kedua bahunya acuh, "Menurut gue lebih cocok Devian sama tuh cewek sih,"
Ferisha kesal bukan main, enak saja, cocok darimana coba, Ferisha beranjak dari tempat duduknya dengan wajah kesalnya, "Terserah deh mending gue cerita sama Bella aja, cerita sama lo gak enak,"
"Yah ngambek deh," ucap Tiffany pelan.
•••
"Pertandingan akan segera dimulai dimohon untuk para penonton tidak mendekati lapangan" ucap Pak Jaka selaku guru olahraga mereka.
Ferisha mendesah kecewa. "Yah Pak saya mau disini ajalah supaya gampang liat Devian-nya,"
Pak Jaka menatap Ferisha jengah, "Aduh Sha pikiran kamu itu cuma Devian aja, belajar dulu yang bener baru mikirin cowok,"
"Sudah sekarang kesana," perintah Pak Jaka sambil menunjuk ke arah kursi penonton yang sudah ramai diduduki oleh para siswa.
Ferisha berjalan kearah kursi penonton dengan wajah lesu yang terpampang jelas diwajahnya, sangat mengesalkan, ingin melihat pertandingan secara dekat, tetapi harus terhalang restu Pak Jaka.
"Kenapa tuh muka?" tanya Bella heran.
Ferisha menghela nafas kasar, "Gapapa Bel,"
Daripada membalas ucapan teman-temannya Ferisha malah memfokuskan pandangannya kearah lapangan yang sudah dipenuhi oleh tim basket dari SMA Jaya Negeri dan SMA Garuda Bangsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Cold Boy
Roman pour AdolescentsDevian Mahendra Wijaya-Cowok jangkung yang memiliki paras sempurna, pandai dalam segala bidang mulai dari akademi sampai bela diri, merupakan ketua OSIS disekolahnya, memiliki sifat dingin dan menjadi most wanted di SMA JAYA NEGERI. Kehidupannya sel...