34.Peka

7.5K 524 73
                                    

Ada yang jatuh cinta pada seseorang karena cara berpikirnya,sikapnya dan perilakunya,Gak semua tentang fisik.

SINAR mentari masuk melalui jendela kamar putih milik Devian, namun ada yang berbeda sekarang sedari malam tadi Devian tak bisa menutup matanya karena pesan yang Ferisha kirim masih teriang-iang di dalam kepalanya.

"Bisa mati gue kalo begini terus," ucapnya pada dirinya sendiri, tangannya terulur untuk mengacak-acak rambutnya frustasi, untung saja hari ini hari minggu dimana ia tak pergi ke sekolah sekarang, kalau tidak bisa-bisa ia tidak fokus seharian.

Ia bangun dari tidurnya dan berjalan keluar dari kamarnya, ia turun berjalan ke dapur untuk meminum segelas air putih, menetralkan pikirannya dan menghembuskan napasnya pelan.

Sebuah dering telfon terdengar keluar dari handphone miliknya, ia selalu bawa handphone-nya di kantong celananya alasannya supaya tidak lupa membawanya, dengan malas ia melihat telfon masuk dari handphone-nya, namun rasa malasnya hilang kala melihat nama yang tertera di layar handphone-nya, dengan cepat ia menggeser layarnya ke tombol hijau itu.

"Halo," suara khas milik Ferisha masuk ke gendang telinganya, senyuman kembali terukir kala mendengar suara lembut milik istrinya itu.

"Kenapa?"

"Aku mau pulang, kamu bisa jemput gak? Kalo gak bisa aku pulang bareng Raja aja, ini dia lagi nungguin," kata Ferisha membuat Devian dengan cepat berjalan ke arah kamarnya untuk mengganti baju, ia tahu Raja ia adalah anggota geng Butterfly Devian, ia mengenal Raja cukup lama, ia pintar dalam hal matematika juga mungkin hal itu yang membuat Raja juga ikut dalam olimpiade ini.

"Gue aja yang jemput, jangan coba-coba pulang bareng cowok lain, gue ganti baju bentar," ucapnya kemudian dengan gampangnya mematikan telfon secara sepihak.

•••

Dilain tempat Ferisha sedang mencak-mencak kesal melihat Devian yang dengan gampangnya mematikan sambungan telfon dari dirinya, memang resiko punya cowok batu tuh besar banget yah, gak bisa romantisan.

"Kenapa Sha?" tanya Raja yang heran melihat tingkah Ferisha sekarang,Ferisha melihat ke arahnya dan mendelik kesal kepada Raja.

"Bos lo tuh,bilangin sama dia jangan dingin banget,pengen gue bakar aja tuh orang biar meleleh,enak banget coba matiin telfon dari gue,padahalkan gue belum selesai ngomong,"Katanya kesal sambil memukul kuat Raja melampiaskan kekesalannya kepada Cowok itu.

"Heh ikan buntel! Badan gue sakit bego, kalo lo kesel jangan ke gue dong, ke suami lo Sha, bukan gue, gue gak ada salah," ucap Raja sambil berusaha menghindari pukulan dari Ferisha.

"Sama aja lo anak buahnya, semua hal yang berhubungan sama dia gue benci!" ucapnya terus-terusan memukuli tubuh Raja.

"Ya ampun lo emang bikin darah tinggi orang kambuh aja Sha, pengen tak tampol kepala lo, gimana sih si Devian ngadepin tingkah lo yang aneh ini? Kalo gue udah ampun kali,"

"Diem! Jangan sebut nama dia di hadapan gue, gue lagi badmood dengernya, gue kesel pokoknya," ucap Ferisha menjauhkan dirinya dari Raja namun nafas memburu masih terus menerus keluar dari hidungnya.

"Akhirnya saya terbebas dari siluman ikan buntel ini, baru kali ini gue bersyukur banget," ucap Raja sambil menjauhkan dirinya dari Ferisha.

"Apa lo?! Mau lagi, biar gue pukul lo sampe ke laut biar bareng kembaran lo ikan dugong," ancam Ferisha membuat Raja ampun.

"Iya Nyai saya minta maaf," ucapnya sambil meminta maaf.

Ferisha menendang koper miliknya berusaha melampiaskan kekesalannya kepada koper tak bersalah itu, Raja sebenarnya sudah tak tahan melihat tingkah Ferisha, namun meninggalkan Ferisha sendirian sekarang bukanlah pilihan yang tepat, melihat gedung yang sudah sepi sejak tadi membuat Raja berpikir dua kali untuk meninggalkan Ferisha.

Married With Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang