Sebelum baca, klik gambar bintangnya. Thanks for read this novel v:
{°°°}
Gue masih berdiri di tempat gue berada. Adinda juga. Dia baru saja mengatakan sesuatu yang membuat gue benar-benar serasa dilempari ratusan hujatan sama mantan. Tunggu, gue kan gak punya mantan.
"Jadi, beliau adalah salah satu dosen di sini yang terkenal humoris tapi sulit untuk memaafkan. Kadang pelit nilai tapi kadang enteng ngasih nilai A. Namanya Davinda Arjuna Yusuf yang seolah mendeskripsikan ketampanannya. Dan dia baru aja jadiin gue target sebagai mahasiswi yang tidak akan dimaafkan. MAKSUD LO APA DIN?!"ujar gue mengulang perkataan Adinda barusan.
Bukannya membantu gue, dia malah mengangkat kedua bahunya dan tertawa lantang. Asem emang. Salah gue duduk di sebelahnya tadi.
"Ya, lagian lo maen nabrak-nabrak aja. Coba minta maaf aja besok. Kan, besok ada mata kuliah dia."
Gue pun langsung mencari jegrekan agar mulut gue yang kaget ini tertutup.
{°°°}
Hari ini gue kerja sepulang kuliah. Senin, kan? Untungnya, sebelum ashar target gue buat hari ini udah tercapai. Tinggal target buat besok. Oke, gue akan berjuang!
Dengan terpaksa gue pinjem motornya Entog karena Baby Cheetah masih belum gue bawa ke bengkel. Tapi, karena gue udah janji sama Entog buat balikin motornya pas ashar, gue jadi ngebut. Untuk target besok, kayaknya gue naik bis aja. Atau ojol atau apa-lah. Gue gak bisa terus-terusan ngandelin Entog, kan?
Sebuah cafe yang kelihatannya damai sudah ada di hadapan gue. Dengan cepat gue memarkirkan motor Entog. Gue melepas helm dan menjinjingnya. Kaki gue mulai melangkah memasuki cafe itu. Aduh, banyak yang pacaran. Gue gak tahan lama-lama di sini.
Dari kejauhan gue udah bisa melihat Entog tengah bernyanyi. Diiringi gitar. Hah? Bukannya dia gak bisa main gitar? Oh, gue lupa. Dia cuma bisa menggunakan empat kunci pada gitar yaitu C Am F dan G sehingga kayaknya dia cuma nyanyi lagu yang pakai kunci itu.
Suara gitar yang gak halus itu berhasil membuat gue kasihan sama dia. Udah jomlo, diem di tempat kayak gini, permainan gitarnya amburadul pula. Kasihan banget Entog. Untung aja suaranya bagus, jadi ketutup sama itu.
Gue berjalan dengan agak cepat ke arah Entog. Tangan kanan gue yang memegang kunci motor langsung dilambaikan. Entog kelihatan senang banget. Buktinya kedua lubang hidungnya langsung mengembang dengan lebar.
Tolong, ini ngakak banget.
Gue mendekatinya. Ia lalu menepuk pundak gue dengan cepat. Tapi, lama-lama jadi sakit. Gue pun menyeringai.
"Eh, sorry. Gue seneng banget soalnya lo datang tepat waktu."
"Emang kenapa? Lo mau pakai motor lo?"tanya gue. Dan dia menggeleng dengan enteng.
"Bukan. Tadi gue ampir ditendang dari ini cafe. Gue bahkan mau dilempari steak mahal itu sama penonton karena malah karokean, bukan memberikan pertunjukan yang hebat. Gue emang bersyukur sih kalau dilempari steak, karena bisa gue makan nantinya. Tapi, yang punya cafenya julid."
Gue lalu menganggukkan kepala gue. Dengan tanpa basa-basi, gue mengganti gitar yang Entog pegang dengan helmnya.
"Gue mau nyanyi dua sampai tiga lagu gantiin lo. Lo makan aja dulu. Belum makan, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Abah Dosen [COMPLETED] | TAMAT
Romance(Sudah tamat, kayak hubungan lu ama dia v:) Coba buka ratingnya! BUKA JUGA NOVEL AKU YANG BARU DI AKUNKU ^3^ SINOPSIS : Gue, tidak pernah mengalami cinta monyet. Karena gue tahu, gue masih berstatus MANUSIA. Tapi kalau cinta manusia, ya, gue juga t...