[ SHOW AND TELL ]
© MI CASA
SHOW artinya menujukkan.
TELL artinya memberitahu.Namun, yang paling sering dijadikan pedoman oleh penulis ialah, Show not Tell.
Show not tell merupakan salah satu strategi menulis agar tulisan mampu menarik dan mengikat pembaca.
Namun, apa sebenarnya show not tell?
Dan bagaimana cara menerapkannya?
Sebelum menerapkan show not tell pada tulisan, mari kita pahami terlebih dahulu perbedaannya. Ada perbedaan yang mendasar antara telling dan showing.
📌 Telling bersifat abstrak dan cenderung tidak melibatkan pembaca. Pembaca hanya dijejali pandangan penulis tentang apa yang diceritakan, tanpa diajak untuk mengolah informasi dalam cerita.
📌 Showing kebalikannya, bersifat konkret dan secara aktif melibatkan pembaca. Showing berusaha menciptakan gambaran dalam benak pembaca sehingga menjadikan karakter atau cerita yang dibaca semakin hidup.
Showing mendorong pembaca untuk ikut mengolah apa yang disampaikan penulis dan bahkan mengambil kesimpulannya sendiri.
Ciri telling bisa dilihat dari penggunaan kata keterangan untuk menggambarkan tindakan tokoh, dan penyampaian sifat tokoh.
Penulis yang memiliki kecenderungan telling akan lebih sering menggunakan keterangan seperti "dengan kesal", "dengan marah,"dsb., untuk menggambarkan tindakan tokohnya.
Berikut contohnya :
Telling :
"Kamu nyebelin," katanya dengan kesal.
Showing :
"Kamu nyebelin," dia mengentakkan kaki dan mengepalkan tangan. Bibirnya berkerut-kerut dan napasnya memburu. Dia berbalik dan meninggalkan temannya sambil sesekali mengentak-entakkan kaki.
Lalu, bagaimana cara menghindari telling dalam menulis?
♛ Gambarkan secara terperinci. Semakin konkret penggambaran kamu, bayangan di benak pembaca semakin jelas.
Salah satu caranya adalah menggunakan satu kalimat sederhana, dan kembangkan dengan memasukkan detail-detail yang relevan.
Rangsang semua pancaindra: Saat menggambarkan sebuah benda, misalnya, jangan hanya menyampaikan bentuk dan warnanya. Sebutkan pula ukuran, tekstur, bahkan baunya jika ada. Show not tell object.
♛ Dorong emosi pembaca melalui penggambaran karakter, apa yang dipikirkan dan rasakan, dengan jelas dan terperinci. Jangan sekadar memberitahukan apa yang dirasakan dan dipikirkan tokoh.
Salah satu caranya adalah dengan menunjukkan tindakan yang diambil tokoh, alih-alih menceritakan sifatnya. Gunakan dialog yang ekspresif untuk menunjukkan emosi dan sifat tokoh.
Bagaimana cara mengetahui apabila deskripsi kamu sudah berlebihan?
Jika untuk menggambarkan sebuah benda kamu membutuhkan beberapa paragraf, bisa jadi kamu sudah berlebihan. Jangan takut pula untuk sesekali telling.
Telling sesekali diperlukan agar tidak membosankan. Namun perlu diingat, proporsi showing tetap harus lebih banyak dari telling dalam cerita.
Sudahkah proporsi show dan tell sesuai untuk menciptakan cerita yang kuat dan tidak membosankan?
Banyak juga yang bingung, kenapa ceritanya garing? Alasannya, karena kita sebagai penulis terlalu sering berusaha mengatakan, bukan menunjukkan.
Kita terlalu TELL bukan SHOW.
Disisi lain, ada yang justru terlalu berpuitis lalu kehilangan esensi cerita yang sebenarnya, karena sibuk menyusun kata dan frasa yang indah.
Walaupun kita harus SHOW bukan TELL , namun cerita juga memerlukan yang namanya keseimbangan.
Tujuan utama menulis ceritakan untuk membuat pembaca terhanyut dalam cerita. Kalau terlalu puitis susah dicerna, terlalu lugas pun sulit diresapi.
Jadi intinya, kita butuh keseimbangan.
Ciri telling lainnya adalah, menggambarkan tokoh dengan menyampaikan sifatnya, alih-alih menggambarkannya melalui tindakan, sikap, atau ciri fisiknya.
Mari kita perhatikan contoh penggambaran tokoh berikut ini :
Telling :
Kucing itu terlihat aneh.
Showing :
Dengan mata kuningnya yang menyala, bulu hitam mengilap dan ekor panjang yang tegak, juga sebaris gigi yang tajam siap merobek mangsanya, kucing itu menggeram. Aku menyadari binatang kecil di hadapanku ini bukanlah kucing biasa.
Hindari pengulangan keterangan. Bagaimanapun pengulangan akan membuat tulisan membosankan.
Namun, perlu diingat juga untuk tidak menggunakan terlalu banyak deskripsi hingga terasa membosankan bagi pembaca. Tuliskan secara detail untuk memberikan gambaran yang jelas, kemudian beralihlah ke inti cerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Materi Kepenulisan
RandomThis is a lesson from mi casa class. We learn and will never stop. We hope you enjoy this way of learning. Please read for your learning. Semua materi adalah milik si pemilik. Mi Casa hanya menggunakannya sebagai bahan pembelajaran.