©MI CASA
━━━━━━━༺۵༻━━━━━━━
Kamu seorang penulis, selalu merasa benar? Wah, kamu bukan manusia, ya? Haha. Bercanda.
Mari kita lihat, kesalahan yang sering dilakukan seorang penulis pemula.
━━━━━━━༺༻━━━━━━━
PERTAMA ADALAH NARASI
🙆🏻♀️Prolog.
Penulis pemula cenderung percaya prolog adalah sebuah kewajiban, padahal pemikiran ini fatal. Tak semua cerita membutuhkan prolog.
Prolog yang dipaksakan untuk ada biasanya menceritakan kejadian yang jauuuuuuuuuuuuuuuh sekali dari plot utama, dan cenderung dibumbui hal yang tidak perlu.
Akibatnya, cerita punya awalan laaaaaambat, gaaaaaaring, aaaaaneh, dibuat-buuuuuuat, dan membosaaaaankan, yang menyiksa para pembacaaaaa.
Iya, menyiksaaaaa.
🙆🏻♀️Membuka dengan perkenalan yang berlebihan.*
Perkenalan khususnya: setting dan tokoh.
Bukan berarti cerita yang dibuka dengan perkenalan semuanya buruk, tapi siapa sih yang tidak mager disodori detil setting sampai tiga paragraf, dilanjut si tokoh bercermin dan mendeskripsikan rupanya sendiri di dalam benak?
Ada banyak cara mengenalkan aspek-aspek tersebut. Hindari, ck, ck.
🙆🏻♀️Teknis: tanda baca, memenggal narasi, inti paragraf, dsb.
Pernah membaca satu paragraf lalu berpikir "hah maksudnya gimana?"
Itu adalah efek dari tidak adanya fokus yang dibahas di dalam paragraf.
Kalimat-kalimatnya tidak saling mendukung untuk menjelaskan sesuatu.
Ceritanya jadi tidak fokus.
Lalu kadang ada yang tak tahu dimana seharusnya ia memenggal paragraf untuk menciptakan pacing atau tension.
Soal tanda baca ... ah ya begitulah.
🙆🏻♀️Bawel di atas kertas/laptop/ponsel, tapi nyaring bunyinya.
Ini yang biasanya menjadi penyebab hilangnya inti paragraf di poin sebelumnya.
Penulis merasa "banyak yang perlu ditulis!" sehingga blass seratus kata untuk satu paragraf.
Isinya? Cuma curahan hati sang penulis yang menganggap kalimat ini dan itu keren!
Padahal, menulis itu bukannya soal banyak-banyakan jumlah kata.
Menulis cerita adalah soal menceritakan kisah utamanya.
🙆🏻♀️Menyukai kalimat-kalimat quotable yang tidak ada hubungannya dengan cerita.
Jangan salah, aku suka kalimat quotable. Tapi mbok penempatannya yang bagus toh ndok. Jangan di setiap paragraf diwajibkan ada quotablenya, tidak ada ya tidak apa-apa. Hadehhh.
Jika peletakannya strategis atau memang ceritamu membutuhkan banyak diksi semacamnya, itu bagus.
Tapi kalau hanya supaya kedengaran keren saja, yaa!
━━━━━━━༺༻━━━━━━━
KEDUA ADALAH KARAKTER
🐣Self-insert.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Materi Kepenulisan
RandomThis is a lesson from mi casa class. We learn and will never stop. We hope you enjoy this way of learning. Please read for your learning. Semua materi adalah milik si pemilik. Mi Casa hanya menggunakannya sebagai bahan pembelajaran.